,

Benarkah Jurus Kamuflase Membuat Hewan Aman dari Ancaman Predator?

Studi yang dilakukan para ahli di bagian selatan Zambia baru-baru ini memastikan bahwa kemampuan berkamuflase yang dimiliki oleh hewan-hewan tertentu, membantunya selamat dari predator. Studi ini juga mendapatkan gambaran lebih detil mengenai aspek-aspek penting saat hewan berkamuflase.

Seperti dipublikasikan dalam Scientific Reports pada Januari 2016, studi yang dipimpin oleh Dr. Jolyon Troscianko dari Centre for Ecology and Conservation di Universitas Exeter ini menggunakan teknik digital imaging yang canggih untuk mendapatkan perspektif baru bagaimana kamuflase benar-benar menyelamatkan hewan dari para predator.

Para ahli fokus pada burung yang bersarang di atas tanah, yang latar belakang burung-burung bersarang selalu berubah, sehingga sang burung harus terus berkamuflase untuk menghindari pemangsa. Selain itu, ketiadaan struktur sarang seperti umumnya burung, membuatnya sangat bergantung pada kemampuannya berkamuflase terus-menerus. Studi tersebut fokus pada 3 spesies burung nightjar, 3 spesies burung plover, dan 3 spesies burung courser, semuanya endemik di selatan Zambia.

Kemampuan burung nightjar berkamuflase dengan lingkungan, membuatnya sulit terdeteksi predator. Foto: Jolyon Troscianko

Diketahui bahwa ketika ada predator mendekat, burung courser dan plover langsung meninggalkan sarangnya, meninggalkan telurnya untuk ‘berkamuflase’ sendiri dengan menyesuaikan warna latar belakangnya untuk menghindari deteksi predator. Tingkat kekontrasan yang rendah antara warna telur dengan latar belakang memungkinkan telur tersebut tak terdeteksi.

Lain lagi dengan burung nightjar. Burung ini berdiam diri menjaga telur-telurnya ketika predator mendekat. Dia benar-benar mengandalkan bulu-bulunya untuk ‘melebur’ dengan warna latar belakangnya. Dan ini mampu menyelamatkannya.

Meskipun hal ini nampak bukan hal baru, namun sebenarnya tidak. Penelitian-penelitian sebelumnya sangat mengandalkan perbandingan antara warna telur atau bulu dengan lingkungan sekitarnya, sedangkan di penelitian ini mengandalkan tingkat kekontrasan dalam pola maupun pencahayaan untuk latar belakang.

Di masa lalu, pengamatan manusia tidak dapat melihat cahaya ultraviolet yang dapat mengungkapkan sarang raptor, hanya bisa membuat dugaan tentang efektivitas kamuflase. Sebuah warna yang jelas terlihat oleh mata manusia mungkin tak terlihat oleh mata elang yang sedang terbang di udara. Menariknya, burung plover memilih untuk meletakkan telurnya di dekat batu yang ukurannya sama dengan telurnya untuk menghindari perbedaan bentuk yang mungkin dilihat oleh burung camar yang sedang berburu.

Telur dari burung courser (Rhinoptilus chalcopterus) yang menyatu dengan lingkungannnya. Foto: Claire Spottiswoode

Referensi:

Troscianko, J., Wilson-Aggarwal, J., Stevens, M., Spottiswoode, C. (2016) Camouflage predicts survival in ground-nesting birdsScientific Reports, 6, 19966; doi: 10.1038/srep19966 (2016).

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,