Seperti Kaus Kaki, Makhluk Apakah Ini?

Ilmuwan sempat kebingungan akan makhluk ini. Pernah ditemukan satu spesiesnya pada 1950, namun para ilmuwan hingga 60 tahun lamanya “tidak berdaya” mengidentifikasi secara rinci, makhluk apakah gerangan yang warnanya ungu dan bentuknya seperti kaus kaki itu.

Makhluk yang hidup nun jauh di bawah laut ini diduga sebagai bentuk awal kehidupan yang keberadaannya sangat membantu ilmuwan untuk menyibak misteri bagaimana hewan ini berevolusi dari waktu ke waktu.

Secara sederhana, hewan bernama Xenoturbella ini tidak memiliki otak, insang, mata, bahkan organ reproduksi. Yang ia miliki hanyalah satu lubang mulut untuk memasukkan makanan dan mengeluarkan kotorannya.

Xenoturbella monstrosa yang panjangnya sekitar 20 cm. Sumber: Scripps Institution of Oceanography
Xenoturbella monstrosa yang panjangnya sekitar 20 cm. Sumber: Scripps Institution of Oceanography
Xenoturbella hollandorum yang diambil dari nama ahli biologi evolusi Linda dan Nick Holland. Sumber foto: Greg Rouse dan Nerida Wilson
Xenoturbella hollandorum yang diambil dari nama ahli biologi evolusi Linda dan Nick Holland. Sumber foto: Greg Rouse dan Nerida Wilson

Temuan empat spesies baru Xenoturbella di Samudera Pasifik sesungguhnya kabar gembira yang sekaligus meyakinkan para ilmuwan bahwa hewan yang diyakini cacing pipih ini memang salah satu makhluk yang hidup di awal kehidupan. Penelitian ilmiah tersebut, telah dipublikasikan dalam Jurnal Nature edisi 530, 4 Februari 2016.

Professor Greg Rouse, peneliti utama dari Scripps Institution of Oceanography, University of California, San Diego, AS menuturkan, julukan yang kami berikan untuk makhluk ini adalah si “kaus kaki ungu.”

“Jika Anda melepaskan kaus kaki dan melemparkannya ke lantai, seperti itulah bentuknya. Atau juga seperti balon kempes,” ujar Rouse, sebagaimana dilansir dari BBC.

Xenoturbella yang berhasil ditemukan peneliti. Sumber: Nature.com
Xenoturbella yang berhasil ditemukan peneliti. Sumber: Nature.com

Keliru

Sejatinya, spesiemen pertama cacing pipih laut ini ditemukan di perairan Swedia, enam dekade lalu. Penelitian awal yang menggunakan tes genetik menunjukkan kekeliruan dalam pengidentifikasian yang menyatakan bahwa si “kaus kaki ungu” ini merupakan moluska.

Analisis yang kembali dilakukan menunjukkan bahwa sampel DNA yang diambil sebelumnya berasal kerang, makanan yang dikonsumsi si Xenoturbella. Para peneliti yang melakukan analisis ulang pun berkeyakinan bahwa hewan ini bagian dari cacing.

Xenoturbella churro yang bentuknya menyerupai kue goreng manis dari Spanyol. Sumber foto: MBARI
Xenoturbella churro yang bentuknya menyerupai kue goreng manis dari Spanyol. Sumber foto: MBARI

Temuan ini juga menyiratkan bahwa tubuh Xenoturbella telah menjadi lebih sederhana dari waktu ke waktu, karena tidak memiliki banyak fitur sebagaimana yang terlihat pada hewan dalam kelompok ini.

Alhasil, empat spesies baru yang berhasil diidentifikasi dalam studi tersebut, setelah ditemukan di dasar Samudera Pasifik 12 tahun lalu, oleh Greg Rouse dan koleganya Nerida Wilson dari Western Australia Museum, telah memberi kesempatan para peneliti untuk mempelajarinya lebih lanjut.

Menurut Wilson, penemuan spesies yang “kebetulan” itu terjadi ketika mereka sedang memperhatikan bangkai paus yang berada di dasar utara Samudera Pasifik, lepas pantai California dan Meksiko, saat menggunakan alat yang dikendalikan dari jarak jauh atau remotely operated vehicles (ROV).

“Julukan kaus kaki ungu ini diberikan karena begitu sulit untuk menggambarkan bentuknya yang benar-benar aneh. Terlebih, bagi orang yang belum pernah melihatnya,” papar Wilson.

Empat spesies baru Xenoturbella, (a) Xenoturbella monstrosa, (b) X. churro, kanan bawah, (c) X. profunda, (d) X. hollandorum. Sumber: Nature.com
Empat spesies baru Xenoturbella, (a) X. monstrosa, (b) X. churro, kanan bawah, (c) X. profunda, (d) X. hollandorum. Sumber: Nature.com

Penemuan ini juga menegaskan, dari empat spesies tersebut ada yang memiliki panjang sekitar 20 cm yaitu Xenoturbella monstrosa. Ada juga Xenoturbella profunda; Xenoturbella hollandorum yang diambil dari nama ahli biologi evolusi Linda dan Nick Holland; serta Xenoturbella churro, dikarenakan bentuknya yang menyerupai kue goreng dari Spanyol yang manis rasanya.  

Informasi ini pun telah memungkinkan para ilmuwan untuk melakukan tes genetik lebih luas. “Sekaligus menguatkan fakta bahwa mereka harus dianggap sebagai kelompok yang paling primitif, karena badannya yang simetris bilateral, kiri dan kanan. Akan lebih luar biasa bila di masa mendatang ada penelitian yang menguak bagaimana Xenoturbella ini makan, mulut kecil tanpa gigi dan ususnya yang kosong,” papar Rouse.

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,