, ,

Mengerikan!!! Harimau Ditembak, Lalu Dipotong-potong buat Makan

Kabar menyedihkan datang dari  Dolok Hajoran, Desa Silantom Julu, Kecamatan Pangaribuan, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Pada Senin pagi (7/3/16), harimau Sumatera terkena jerat, lalu lepas dan lari ke perkampungan, ditembak polisi. Lalu warga menguliti, dan memotong harimau untuk menu masakan di hadapan para petugas negara.

Informasi yang diperoleh dari warga, saat mendapat informasi harimau terkena jeratan pemburu, mereka berkumpul dan menyaksikan satwa itu mencoba melepaskan diri.

Tim Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Wilayah II Padang Sidempuan, langsung meluncur. Kala tiba, harimau berhasil melepaskan diri dan lari ke perkampungan warga.

Nasib malang menimpa sang harimau. Menurut Subhan, Kepala Bidang Wilayah II BKSDA Padang Sidempuan, dengan kaki luka jeratan, harimau berhasil dilumpuhkan, dan mati.

Data BKSDA, harimau mati dibunuh karena warga takut. Tim lapangan BKSDA awalnya melarang tetapi diabaikan. Kapolsek Pangaribuan, AKP V Simanjuntak, dan Koramil serta petugas Dinas Kehutanan terlebih dahulu tiba di lokasi, tak bisa berbuat apa-apa. Warga tetap mengeksekusi harimau ini.

Kala BKSDA datang, warga bersiap menguliti dan memotong tubuh harimau, untuk dibagikan kepada masyarakat dan dimakan!!! Dia melarang dan menawarkan diberi uang agar tak dikuliti. Tetap diabaikan. Di hadapan penegak hukum, harimau dibelah, dikuliti, daging dibagi-bagikan, lalu dibawa pulang.

“Kami sudah berupaya melarang. Kapolsek dan TNI tidak bisa berbuat apa-apa. Harusnya jika warga menyerahkan, satwa ini bisa outopsi. Kasihan sekali, ” katanya, Selasa (8/3/16).

Kapolsek Pangaribuan, AKP V Simanjuntak, mengatakan harimau ini betina, panjang 1,5 meter, berat 80 kilogram.

Dari hasil olah tempat kejadian perkara, satwa terancam punah ini, terkena jeratan babi hutan dipasang warga di kebun dekat Hutan Silantom, Tapanuli Utara. Saat evakuasi, jaring yang mengenai harimau berhasil dilepaskan. Satwa kabur ke perkampungan dan wargapun panik.

Saat situasi tidak terkendali, warga memaksa mereka menembak mati harimau ini. Setelah koordinasi dengan kehutanan, terpaksa harimau ditembak polisi. Warga melihat satwa tak berdaya, langsung menghujamkan senjata tajam.

Saat ditanya apakah tidak ada senjata bius buat melumpuhkan harimau, Simanjuntak, mengaku tak memiliki. “Warga desa mendesak. Situasi panik. Mereka meminta kami melumpuhkan harimau yang sudah tidak terkendali. Tindakan terakhir eksekusi, ” katanya. Setelah dilumpuhkan, harimau dipotong-potong. Istilah ini, katanya,  disebut bindak atau dipotong-potong dan dimakan bersama.

Usut  penembakan harimau

Ompu Raja Sinaga, Tokoh Adat Batak Tapanuli Utara, mengatakan, mitos dan  salah besar dilakukan warga. Tak pernah dalam sejarah Batak, boleh membantai binatang seperti harimau, apalagi sampai memakan. “Itu pemikiran keliru. Jikapun harus dibunuh, binatang itu sudah memangsa manusia. Untuk kasus ini, harimau tidak menyerang siapapun. Hanya mencoba menyelamatkan diri. Tak tepat kalau harus dieksekusi penegak hukum dibantu nasyarakat.”

Dia berharap, ada pengusutan dalam kasus ini. ” Harimau bagi kami simbol kekuatan dan dihormati, mengapa sampai muncul di desa? Itu karena habitat sudah hancur. Ulah siapa? Manusia! Jadi bukan salahnya. Ini harus diusut. Periksa semua yang terlibat.”

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,