, ,

Beginilah Upaya Penanganan Mamalia Laut Terdampar di Pulau Derawan

Siang itu, Kantor Kepala Kampung Pulau Derawan, Kecamatan Pulau Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur terlihat ramai dengan kedatangan puluhan orang warga pulau tersebut. Selain itu, terlihat ada aparat dari Kepolisian dan TNI.

Mereka datang bukan untuk melakukan unjuk rasa, tetapi untuk mengikuti bimbingan teknis (Bimtek) Penanganan Mamalia Terdampar yang diselenggarakan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Berau, bersama Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Pontianak dan  Direktorat Jendral Pengelola Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada Selasa (29/03/2016).

Kepala BKSPL Pontianak, Suko Wardono mengatakan para peserta bimtek yang berjumlah 35 orang memang terdiri dari tokoh perwakilan masyarakat setempat, ditambah dengan aparat pemerintah dari DKP, Kepolisian dan TNI Angkatan Laut setempat, serta LSM dan wartawan.

“Bimtek ini tujuan memberikan bekal kepada peserta agar tahu bagaimana cara menganangani mamalia dan hewan laut lain yang dilindungi yang terdampar.  Upaya penyelamatan harus dilakukan untuk menjaga keanekaragaman hayati laut, tak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi atau bisnis,” kata Suko yang dihubungi Mongabay pada Jumat (01/04/2016).

Suko mengatakan bimtek yang baru dilakukan sekali dipilih dilakukan di Pulau Derawan, karena pernah terjadi mamalia berupa hiu paus yang terdampar pada Juni 2015. Dan masyarakat tidak bisa menyelamatkan hiu tersebut, karena tidak paham bagaimana menanganinya.

Simulasi bimbingan teknis (bimtek) penanganan mamalia laut terdampar di Pulau Derawan, Berau, Kaltim. Foto : Yayasan Konservasi RASI
Simulasi bimbingan teknis (bimtek) penanganan mamalia laut terdampar di Pulau Derawan, Berau, Kaltim. Foto : Yayasan Konservasi RASI

Dia berharap, dengan bimtek ini, masyarakat dengan bantuan aparat setempat, dapat menjadi ujung tombak penanganan mamalia laut terdampar di Pulau Derawan. “Dengan bimtek ini, harapan ke depan, bila ada mamalia laut terdampar, bisa langsung ditangani,” lanjutnya.

Praktek Langsung

Suko mengatakan materi bimtek berisi antara lain teori tentang mamalia laut,  bagaimana satwa itu terdampar, dan cara penanganan.  Sedangkan pemateri berasal dari BPSPL Pontianak, LIPI dan dari Yayasan Konservasi Rare Aquatik Spesies of Indonesia (RASI).

“Juga dilakukan simulasi langsung penanganan di Pulau Derawan dengan alat peraga sebenarnya,” katanya.

Simulasi bimbingan teknis (bimtek) penanganan mamalia laut terdampar di Pulau Derawan, Berau, Kaltim. Foto : Yayasan Konservasi RASI
Simulasi bimbingan teknis (bimtek) penanganan mamalia laut terdampar di Pulau Derawan, Berau, Kaltim. Foto : Yayasan Konservasi RASI

Sedangkan Sekar Mira dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI yang menjadi salah satu pemateri mengatakan pihaknya memberikan materi mengenai pengenalan jenis, morfologi dan anatomi dari mamalia laut, serta materi penanganan terdamparnya. Mamalia laut sendiri seperti lumba-lumba, paus, dan dugong.

“Banyak orang berpikir mamalia terdampar itu kalau sudah sampai di pantai tidak bisa berenang. Padahal pengertian terdampar yaitu ketika hewan baik dalam kondisi hidup maupun mati, tidak bisa kembali ke habitat semula. Misal pesut yang masuk ke sawah atau perairan dangkal, atau lumba limba yang tersangkut jaring. kita definisikan sebagai terdampar. Sehingga manusia harus melakukan sesuatu untuk itu,” kata Mira yang dihubungi Mongabay.

Simulasi bimbingan teknis (bimtek) penanganan mamalia laut terdampar di Pulau Derawan, Berau, Kaltim. Foto : Yayasan Konservasi RASI
Simulasi bimbingan teknis (bimtek) penanganan mamalia laut terdampar di Pulau Derawan, Berau, Kaltim. Foto : Yayasan Konservasi RASI

Mira mengatakan dirinya dipilih menjadi salah satu pemateri karena pernah mengikuti pelatihan penanganan mamalia terdampar di Filipina. Sepulang dari pelatihan tersebut, dirinya membuat panduan penanganan mamalia laut terdampat. Panduan tersebut kemudian diadopsi oleh KKP.

Setelah membuat panduan, dirinya dengan fasilitasi KKP dan LIPI mengadakan berbagai pelatihan penanganan mamalia laut terdampar di berbagai tempat. Selain itu, dirinya juga membuat jejaring relawan penanganan mamalia laut terdampar, dengan komunitas utama yaitu Whale Stranding Indonesia.

Simulasi bimbingan teknis (bimtek) penanganan mamalia laut terdampar di Pulau Derawan, Berau, Kaltim. Foto : Yayasan Konservasi RASI
Simulasi bimbingan teknis (bimtek) penanganan mamalia laut terdampar di Pulau Derawan, Berau, Kaltim. Foto : Yayasan Konservasi RASI

“Kita petakan tempat kejadian mamalia terdampar yang sering terjadi. Wilayah tersebut kita prioritaskan untuk diadakan pelatihan. Kita juga buat jejaring relawan bersama dengan LSM, akademisi, nelayan dan juga wartawan. Wartawan dilibatkan karena biasanya yang paling cepat mendapatkan informasi mamalia terdampar,” katanya.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,