,

Yuk, Belajar Peduli Lingkungan dari Siswa Sekolah Dasar

Lembaga pendidikan menjadi salah satu komponen penting dalam menciptakan generasi bangsa yang peduli dan sadar akan keberlangsungan lingkungan hidup. Sekolah Dasar (SD) Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo, Jawa Timur, salah satunya.

Program Kasih yang merupakan singkatan kamis bersih merupakan program unggulan sekolah ini. Setiap Kamis para murid, guru, dan karyawan di sekolah yang menyabet predikat Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional Desember 2014 ini, melakukan kegiatan bersih-bersih di lingkungan sekolah.

“Sampah daun, plastik, dan kertas dipilah. Dibuang sesuai tempat yang telah disediakan. Setelah selesai, anak-anak mencuci tangan pakai sabun sebelum mengikuti pelajaran,” terang Dewi Masyithoh, Kepala Sekolah SD Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo.

Membudayakan hidup bersih harus diajarkan sejak dini. “Tidak mudah mengajarkan ke anak-anak, ada kalanya mereka enggan yang juga dipengaruhi dari kebiasaan di keluarga,” ujar Dewi.

Inovasi yang telah dilakukan sekolah ini adalah membuat Bank Sampah yang telah dirintis sejak pertengahan 2015. Murid diajarkan untuk tidak sekadar membuang sampah semata tetapi juga memanfaatkannya. Setiap Rabu dan Kamis, mereka diwajibkan menyetor sampah yang dimiliki, baik dari rumah maupun sekolah. “Sampah yang dibawa itu dicatat pada buku tabungan Bank Sampah yang memang dikelola siswa. Uang yang terkumpul nanti bisa digunakan untuk membiayai kunjungan belajar saat mereka kelas 6 nanti,” kata Dewi.

Menanam pohon bersama di kebun sekolah merupakan kegiatan yang rutin dilakukan. Foto: Petrus Riski
Menanam pohon bersama di kebun sekolah merupakan kegiatan yang rutin dilakukan. Foto: Petrus Riski

Polisi Hijau

SD Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo juga membentuk Polisi Hijau yang sebagian besar anggotanya  siswa-siswi kelas 5 dan 6. Xaverius Petrus Jonatan Suhargo, anggota Polisi Hijau, menuturkan tugasnya tidak hanya memastikan lingkungan sekolah bersih dari sampah melainkan juga meyakinkan tidak ada murid yang buang sampah sembarangan. “Kami biasanya mencatat dan menegur yang melanggar, tapi sekarang sudah jarang.”

Dewi Masyithoh pun menambahkan, upaya yang dilakukan ini tidak lepas dari komitmen sekolah dan para murid untuk menanam pohon. “Sekarang sudah 1.200-an pohon yang ditanam siswa di kebun seluas 27.000 meter persegi. Ini ditunjang dengan kurikulum berbasis lingkungan Sustainable Eco Development (SED) yang mengajak anak menjadi agen penyelamat lingkungan,” lanjut Dewi yang memulai gerakan ini empat tahun lalu.

SD Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo juga memiliki kompos hasil produksi sendiri. “Kami sedang membudidayakan tanaman aloevera yang dipilih karena tahan saat panas dan hujan. Selain itu ada manfaat obat dan bisa diolah menjadi makanan,” kata Lina Sam Raidha, Guru IPA.

Selain di kelas atau laboratorium, Lina sering mengajak siswa didiknya untuk belajar di taman atau kebun sekolah. Praktik langsung dirasa efektif untuk menanamkan materi yang ingin diajarkan, termasuk pendidikan cinta lingkungan. “Sejauh ini, anak-anak sangat senang kalau belajar sains, apalagi bila dikaitkan dengan kelestarian lingkungan,” tukas Lina.

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,