, ,

Sedang Patroli, Petugas Taman Nasional Leuser Diberondong Senjata

Malam mencekam. Letusan senjata api terdengar keras, memecah kesunyian malam di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Kamis malam (31/3/16). Aksi baku tembak ini antara tim patrol saat patroli pengamanan hutan TNGL dengan sejumlah orang di Alur Sei Pinang, Hulu Sungai Besitang, Resort Sei Betung, Langkat, Sumatera Utara.

“Mainkan.” Teriak suara seorang pria dari kejauhan. Kala itu, petugas melihat sejumlah orang di dalam hutan dan coba menghentikan.

“Dor! Dor! Petugas patroli dibalas tembakan senjata.

“Berlindung!”

Tim patrol TNGL menghindar, di sekitar pohon lalu balas menembak.

Para pelaku diduga lebih dari tiga orang, mundur sambil terus menembaki petugas dengan senjata api laras panjang. Kondisi gelap. Aksi baku tembak pelahan berhenti. Sesaat senyap lalu berganti suara binatang malam. Petugas mengejar, namun mereka menghilang dalam kegelapan.

Rabu (6/4/16), Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser, Andi Basrul, memanggil Kepala Bidang Teknis, Kuswandono, dan Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Stabat, Sapto Aji Prabowo. Mereka membahas masalah ini.

Kepada Mongabay, Basrul, mengatakan, akan menelusuri penyerang petugas patroli ini. Dia menceritakan, malam itu, tim patroli melihat gerak mencurigakan dalam TNGL. Dari kejauhan terlihat cahaya lampu. Tim menghentikan mereka, berniat memeriksa orang-orang di hutan tengah malam. Seoorang petugas meminta tiga orang pria mematikan headlamp karena terlalu silau. Kala headlamp mati, mereka mulai menembak petugas. “Beruntung mereka cepat menghindar, langsung membalas tembakan,” katanya.

Situasi di tengah hutan, tak ada sinyal komunikasi hingga tak bisa melaporkan kejadian. Keesokan tim patroli membuat laporan kejadian malam mencekam itu.

Ini barang bukti yang ditemukan di TKP dalam penyerangan terhadap tim patroli TNGL. Foto: Ayat S Karokaro
Ini barang bukti yang ditemukan di TKP dalam penyerangan terhadap tim patroli TNGL. Foto: Ayat S Karokaro

Tim patroli, katanya, sudah dua hari di hutan, hingga kini masih mengumpulkan barang bukti dan keterangan. Tim mendapatkan tiga selongsongan peluru api laras panjang jenis M16 atau SS1 di tempat kejadian. Senjata api, katanya, biasa dipakai TNI-Polri.

Petugas juga mencari keterangan ke perkampungan guna mengetahui orang-orang yang masuk kawasan. BBTNGL sudah melaporkan kejadian ke Polres Langkat. Jika dalam waktu dekat tak ada kemajuan, mereka akan melaporkan kasus ke Polda Sumut. Dari investigasi awal, katanya, senjata api itu diperkirakan untuk memburu satwa ukuran besar seperti harimau atau rusa.

“Dari barang bukti selongsongan peluru itu senjata api standar polisi dan tentara, tetapi tak bisa asal menuduh polisi atau tentara mana. Maka kita laporkan ke polisi.”

Selanjutnya, BBTNGL akan meminta arahan Dirjen Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Sapto Aji, Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Stabat, mengatakan, setelah mendapatkan informasi penyerangan dia langsung memimpin operasi pengejaran, menurunkan tim backup mencari tambahan bukti dan mengejar pelaku.

“Dari olah tempat kejadian internal BBTNGL, jarak pelaku dengan tim sekitar 10 meter. Beruntung peluru kena tanah yang dipijak seorang polhut.”

Tim bertugas, katanya, penjaga kawasan ada lima tim. Mereka berpatroli selama 10-14 hari setiap bulan. Karena pandangan terbatas dan malam gelap, petugas tak terlalu nampak ciri-ciri pelaku.

Lokasi kejadian, dalam hutan belantara, sekitar dua sampai tiga jam menaiki perahu dari tekong pantai buaya ke arah hulu. Di dekat sungai, jika berjalan kaki harus menempuh jarak enam sampai tujuh jam dari batas hutan di Trenggulun.

Sapto menyatakan, Polres Langkat mesti mengungkap kasus ini, karena sangat serius dan mengancam keselamatan jiwa petugas maupun satwa.

“Saya minta anggota tak takut. Diteror seperti apapun kami tak takut karena menjaga kawasan tugas kami. Kami akan lawan.”

Ini barang bukti selongsongan peluru yang ditemukan di TKP. Selongsongan ukuran besar diperkiran jenis SS1 atau M16. Foto: Ayat S Karokaro
Ini barang bukti selongsongan peluru yang ditemukan di TKP. Selongsongan ukuran besar diperkiran jenis SS1 atau M16. Foto: Ayat S Karokaro
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,