, , ,

Antam Olah Limbah Tambang Emas jadi Beragam Produk, Seperti Apa?

PT Antam Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor di Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor Sabtu, (9/4/16) membuat pabrik pengolahan tailing, green fine aggregate (GFA). Pabrik yang diresmikan Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini diklaim pertama di Indonesia, dan dianggap  inovasi  pengelolaan lingkungan.

Pabrik ini mengolah limbah tailing, menjadi bahan baku untuk batako, paving blok, bata ringan, gorong-gorong, conblock, kanstein, bata press, media jalan, tembok panel, genteng beton dan lain-lain. Ia memanfaatkan tailing sebagai komponen penyusun beton menggunakan metode solidifikasi dan geopolimerisasi.

“Unit strategis bisnis seperti di Pongkor ini harus diteruskan. Saya mau minta sinergi antarpemerintah. Dalam izin KLHK Oktober 2014 pemanfaatan limbah dan pengolahan bijih emas Antam Pongkor ini bisa menjadi substitusi bagi bahan baku konstruksi,” kata Siti.

Pembangunan GFA diklaim bisa mengurangi beban lingkungan sekaligus menjaga keberlanjutan Pongkor pascatambang, operasi nirlimbah (zero waste operation), peningkatan kinerja lingkungan dalam proses bisnis. Juga dukungan program pemerintah membangun infrastruktur, perpanjangan umur tailing storage facility (TSF), dan penurunan risiko lingkungan melalui ekspansi lahan tailing berkurang.

Siti mengatakan, upaya Antam menunjukkan ada peluang bisa menghasilkan manfaat besar. Meskipun, SNI pengolahan tailing harus terpenuhi.

“Penanganan limbah itu akhirnya harus dikaitkan dengan kehidupan masyarakat. Limbah bisa jadi sumber daya ekonomi. Industri atau apapun yang berlimbah harusnya menjadi sumber daya baru.”

Siti Nurbaya, Menteri LHK (baju dan berhelm putih) kala meresmikan pabrik pengolahan tailing emas PT Antam menjadi produk daur ulang di Pongkor. Foto: Indra Nugraha
Siti Nurbaya, Menteri LHK (baju dan berhelm putih) kala meresmikan pabrik pengolahan tailing emas PT Antam menjadi produk daur ulang di Pongkor. Foto: Indra Nugraha

Direktur Utama Antam Tedy Badrujaman mengatakan, GFA merupakan antisipasi pascatambang Antam di Gunung Pongkor yang habis 2021. Antam harus menutup tambang pada 2019.

Dalam pengambilan metal bahan baku, katanya, tak lepas sisa material tailing termasuk limbah B3. Untuk pertambangan emas, 99% tailing. “Semua barang sisa. Kami betul-betul mencoba mengelola tailing sebaik-baiknya. Di Pongkor dipantau KLHK, dapat proper hijau tiga kali. Tahun depan kami berjuang dapat proper emas,” katanya.

Material tailing, katanya, 60% ke lobang tambang, 40% di bendungan tailing. “Kami membuat tailing DAM sekuat-kuatnya. Mudah-mudahan bisa menampung sampai 2019 dan 2021.”

GFA, katanya, tetap beroperasi meski IUP berakhir karena izin berbeda. Kini, pabrik GFA masih skala kecil, baru memanfaatkan 10% tailing. “Baru tahap uji coba. Target menghasilkan 52.000 produk setiap hari. Ke depan terus dikembangkan.”

Selama ini, dalam dunia pertambangan umum, pengelolaan tailing lebih banyak dengan Sub Marine Disposal (SMD) dan ditempatkan di Tailing Storage Facility (TSF). Ia metode menahan limbah tailing tetap di darat.

Jalal dari Thamrin School mengatakan, yang dilakukan Antam seharusnya mengubah paradigma pelaku industri pertambangan. Selama ini, perusahaan tambang menyimpan tailing dalam DAM raksasa. Tak jarang malah membuang tailing ke sungai hingga mencemari. “Ini harusnya bisa diterapkan yang lain,” katanya.

Dalam acara itu juga penandatanganan Piagam Kesepahaman antara KLHK dengan PT Antam UBPE Pongkor mengenai pemanfaatan tailing oleh Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan M.R Karliansyah, Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (B3) Tuti Hendrawati Mintarsih, dan General Manager PT Antam UBPE Pongkor. Penandatanganan disaksikan Menteri Siti Nurbaya, Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetya dan Direktur Utama PT Antam Tedy Badrujaman.

Produk-produk ini dari limbah tambang emas Antam. Foto: Indra Nugraha
Produk-produk ini dari limbah tambang emas Antam. Foto: Indra Nugraha
Tailing emas PT Antam yang diap didaur ulang. Foto: Indra Nugraha
Tailing emas PT Antam yang diap didaur ulang. Foto: Indra Nugraha
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,