,

Mungkinkah Daerah Bebas dari Penyakit Ikan Tertentu?

Meski budidaya perikanan di Indonesia sudah maju, namun hingga sekarang Republik ini masih belum mampu untuk menghalau berbagai penyakit ikan ataupun produk budidaya lainnya. Akibatnya, dalam beberapa tahun terakhir ini, penyakit ataupun virus masih menyerang budidaya perikanan di seluruh Indonesia.

Kondisi tersebut diakui Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebijakto. Menurut dia, dengan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan lautan yang luas, sangat sulit untuk mencegah suatu penyakit ataupun virus ikan masuk ke Negara ini.

“Memang, untuk mencegah agar masuk kesini itu susah. Apalagi kita kan banyak pulau, tapi kita masih bisa mengusahakan dengan cara lain,” ucap dia, pada Selasa (11/4/2016).

Slamet menyebutkan, cara yang bisa dilakukan Indonesia saat ini, adalah dengan mengkarantina satu daerah dari satu jenis penyakit atau virus yang bisa menyerang produk perikanan budidaya. Cara tersebut, diyakini lebih mudah diterapkan karena hanya fokus pada satu jenis penyakit atau virus saja.

“Saya ingin nanti ada satu daerah yang dinyatakan bebas dari satu jenis penyakit atau virus. Dengan demikian, nantinya dari daerah tersebut bisa langsung mengimpor produk perikanan budidaya. Itu akan jauh lebih baik dibanding kondisi sekarang,” tutur dia.

Slamet berharap, daerah bebas dari jenis penyakit tertentu sudah bisa diwujudkan pada tahun depan atau 2017. Untuk bisa mewujudkannya, diperlukan langkah strategis dan taktis yang harus dikoordinasikan dengan masing-masing daerah di Indonesia.

“Tidak semua daerah bisa dikembangkan untuk ketahanan dari jenis virus tertentu. Karena, memang hanya daerah tertentu saja, utamanya yang masuk wilayah minapolitan. Selain itu, juga harus ada kemauan kuat dari pemerintah daerahnya juga,” jelas dia.

Khusus untuk Pemerintah Daerah, Slamet berharap, nantinya ada kemauan kuat untuk bisa menjadi daerah bebas dari jenis virus atau penyakit ikan tertentu. Menurutnya, sangat disayangkan jika daerah tidak memiliki kemauan, sementara potensi perikanan budidayanya sangat bagus dan besar.

“Contohnya saja di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di sana itu potensinya sangat besar. Maka dari itu kemauan kuat dari pemerintahnya juga harus ada. Tapi saya tidak menyebut kalau Bogor adalah daerah yang akan disiapkan ya,” kata dia.

POSIKANDU Jadi Garda Depan

Sementara itu Direktur Kesehatan Ikan dan Lingkungan Dirjen Perikanan Budidaya KKP Agus Priyono menjelaskan, untuk bisa mewujudkan daerah bebas dari penyakit tertentu, diperlukan komitmen yang kuat dari semua pihak terkait. Termasuk Pos Kesehatan Ikan Terpadu (POSIKANDU) yang didirikan KKP.

“POSIKANDU ini menjadi garda terdepan untuk kesehatan ikan di seluruh Indonesia. Jadi, kalau satu daerah ingin terbebas dari satu jenis penyakit atau virus, maka POSIKANDU harus bisa menjadi salah satu andalan,” tutur dia.

Perikanan budidaya. Foto : kkpnews
Perikanan budidaya. Foto : kkpnews

Di Indonesia, Agus mengatakan, saat ini terdapat 33 POSIKANDU yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota dan semuanya berada di daerah minapolitan yang ditunjuk oleh Dirjen Perikanan Budidaya KKP. Keberadaan POSIKANDU, bisa dimanfaatkan untuk pelayanan kualitas air dan penyakit, penyediaan obat ikan, pelayanan vaksinasi, pusat informasi, dan jasa konsultasi hama dan penyakit.

“Pedoman ini menjadi acuan dasar bagi petugas POSIKANDU untuk menjaga kesehatan ikan dan lingkungan secara terpadu,” tandas dia.

Sebelumnya, Dirjen Slamet Soebijakto mengatakan, keberadaan POSIKANDU yang berjalan tiga tahun, seharusnya sudah bisa meningkatkan kualitas dan kuantitasnya. Salah satu caranya, adalah dengan mengelompokkan POSIKANDU ke dalam bagus atau tidak.

Berkaitan dengan hal tersebut, Agus Priyono mengaku pesimis jika saat ini keinginan Slamet tersebut bisa diwujudkan. Hal itu, karena sumber daya manusia (SDM) yang menjadi ujung tombak dari POSIKANDU kualitasnya masih jauh dari yang diharapkan.

“Dari 33 POSIKANDU yang ada, untuk mencapai grade 3 atau 3 plus saja masih susah. Ada beberapa yang sudah, seperti di Pati, Jawa Tengah. Tapi, kita terus membina SDM yang ada untuk bisa lebih baik lagi,” papar dia.

Namun demikian, untuk bisa mendukung kebijakan membebaskan daerah dari penyakit ikan, Agus mengatakan, pihaknya akan terus membangun POSIKANDU di daerah baru hingga jumlahnya mencapai minimal 100 unit pada 2019. Selain itu, dia berjanji akan melengkapi POSIKANDU dengan peralatan mutakhir dan SDM yang mumpuni.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,