Gerakan Nasional Penyelamatan Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) pada Kamis (14/4/16) langsung dipimpin Presiden Joko Widodo dengan burung dan tukik di Taman Nasional Kepulauan Seribu. Bersamaan Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara juga melepaskan ratusan burung berbagai jenis dan lima orangutan Sumatera.
Ratusan burung lepasliar di TWA Sibolangit, Deli Serdang, dan oranguran di Hutan Jantho, Aceh Besar. Data BBKSDA Sumut, burung-burung itu, antara lain 50 curocok, 20 perkutut, 10 balam, dan 20 kutilang.
Hotmauli Sianturi, Kepala BBKSDA Sumut kepada Mongabay, mengatakan, burung-burung ini sitaan dari berbagai operasi selama sepekan.
Pelepasliaran ini, katanya, bagian dari penyelamatan satwa tetap hidup di alam liar, bukan di kandang sempit yang membuat kehidupan makhluk ini sulit berkembang.
TWA Sibolangit, katanya, dianggap salah satu lokasi tepat buat kehidupan berbagai burung itu. Dia berharap, mereka berkembang biak hingga menambah populasi.
Hotmauli juga menghubungi tim di Hutan Jantho, untuk mengetahui perkembangan pelepasliaran orangutan. Orangutan-orangutan ini satwa sitaan dari pemburu maupun pelaku perdagangan orangutan. Sembari proses hukum berjalan, rehabilitasi lima orangutan dilakukan di karantina Orangutan Sumatera Batu Mbelin, Sibolangit.
Ringan
Hukuman bagi pelaku perdagangan satwa ilegal dalam UU Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya (KSDAE) cukup ringan hingga belum memberikan efek jera.
Kini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) merevisi UU ini. “Itu penting agar ke depan pelaku kejahatan kehutanan mendapatkan hukuman berat.”