,

Uniknya Pari Manta, Ikan Raksasa tapi Jinak

Perlindungan terhadap ikan pari manta (Manta birostris) harus dilakukan bersinergi oleh semua pihak di berbagai sektor kehidupan yang ada di Indonesia. Perlindungan menjadi langkah yang sangat penting, karena saat ini popularitas ikan pari terus meningkat dan itu diikuti dengan pemanfaatan hewan laut itu untuk berbagai kebutuhan hidup.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan (Puslitbangkan) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Eko Hari Irianto mengatakan, saat ini memang sudah ada Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.4 Tahun 2014 tentang Penetapan Status Perlindungan Penuh Ikan Pari Manta, tapi itu tidak menjamin.

“Karena, aturan itu sifatnya tidak bisa mengikat secara langsung. Jika perilaku orangnya masih belum sadar, maka aturan tersebut tidak akan berlaku lagi,” ungkap dia di Jakarta, Rabu (20/4/2016).

Menurut Hari, sebelum dan sesudah Kepmen diterbitkan, masyarakat masih banyak yang belum tahu tentang status pari manta sebagai biota laut dilindungi. Namun, kalaupun ada warga atau nelayan yang tahu, itu juga tidak menjadi jaminan pari manta akan aman dan dilindungi.

Karena faktanya, dijelaskan Hari, sejak dulu hingga sekarang, pari manta diketahui semua orang sebagai biota laut dengan nilai ekonomi yang sangat tinggi. Tingginya nilai ekonomis manta, salah satunya, karena satwa karismatik itu masih diburu orang untuk diambil insangnya dan diekspor secara ilegal ke berbagai negara, terutama Tiongkok.

“Untuk insang manta, itu harganya bisa mencapai Rp6 juta. Itu sangat dicari oleh negara seperti Tiongkok. Katanya, insang dikonsumsi dan dipercaya bisa menyembuhkan penyakit kanker. Saya tidak tahu itu karena belum ada riset ilmiahnya,” tutur dia.

Karena itu, Hari menjelaskan, walau sudah ada Kepmen, tapi perlu dukungan semua pihak untuk bisa tetap menjaga keberlangsungan pari manta yang jumlah populasinya saat ini semakin menurun. Selain itu, pada saat yang sama, pertumbuhan populasi pari manta juga sangat lambat karena hanya bisa melahirkan keturunan dalam jarak antara 2 hingga 5 tahun.

“Masa hamilnya saja bisa 12 sampai 13 bulan. Ini sangat lama. Belum lagi itu dipengaruhi dengan kondisi perairan dan nutrisi di laut, baru bisa hamil. Benar-benar sangat sedikit pertumbuhannya,” tutur dia.

Ikan pari manta di Indonesia tersebar mulai dari perairan Bali, Nusa Tenggara, Kalimanta, Maluku, Sulawesi sampai Papua. Tetapi paling banyak populasi manta ada di perairan Wayag, Raja Ampat, Papua Barat. Foto : Conservation International Indonesia
Ikan pari manta di Indonesia tersebar mulai dari perairan Bali, Nusa Tenggara, Kalimanta, Maluku, Sulawesi sampai Papua. Tetapi paling banyak populasi manta ada di perairan Wayag, Raja Ampat, Papua Barat. Foto : Conservation International Indonesia

Hari memaparkan, semakin menurunnnya populasi pari manta bisa dilihat dari data dugaan biota tersebut yang didaratkan untuk diambil insangnya atau untuk keperluan lain. Pada 2005, jumlah yang didaratkan sebanyak 272 ekor, pada 2012 menurun jadi 120 ekor, dan pada 2014 hanya bisa 14 ekor saja.

Manta Itu Pintar

Sementara itu ahli pari manta dari Conservation International (CI) Indonesia Abam Sianipar, menyebut bahwa Pari Manta adalah biota laut istimewa yang memiliki kharisma kuat. Kata dia, sapapun yang bertemu Manta di bawah laut, pasti akan terpesona dibuatnya.

“Manta itu fisiknya besar dan lebar. Bahkan bisa mencapai 6 meter lebarnya. Sangat besar. Tapi, walau besar, dia sangat jinak. Yang istimewa, manta ini bisa mengetahui ada manusia dan bisa berinteraksi dengan kita,” sebut dia.

Melihat kepintaran yang ada pada manta, Abam teringat pada biota laut lainnya yang berfisik besar dan jinak, yaitu lumba-lumba. Karena, memilikli kepintaran dan jinak, manta bisa diajak berenang bersama dengan manusia.

“Siapapun yang berenang bersama manta, akan kagum dan terpesona. Fisiknya yang besar, tapi ternyata jinak. Pasti akan terus ingin berenang bersamanya,” tambah dia.

Ikan pari manta, meski berukuran raksasa, tapi jinak terhadap penyelam. Manta ini banyak terdapat di perairan Raja Ampat, Papua Barat. Foto : Conservation International Indonesia
Ikan pari manta, meski berukuran raksasa, tapi jinak terhadap penyelam. Manta ini banyak terdapat di perairan Raja Ampat, Papua Barat. Foto : Conservation International Indonesia

Di Indonesia, pari manta bisa dijumpai di berbagai wilayah perairan seperti di Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Papua, dan Papua Barat.

Namun, dari semua daerah tersebut, menurut Abam, populasi pari manta terbanyak ada di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Di sana, sedikitnya terdapat 500 ekor pari manta yang sudah teridentifikasi, yang terdiri dari 400 pari manta jenis karang dan 100 ekor adalah oseanik.

Dari semua Manta yang ada di Raja Ampat, Abam menyebutkan, hampir semuanya berkumpul di Laguna Wayag yang menjadi titik pertemuan dari Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Yang istimewa, hanya di Raja Ampat, dua jenis pari manta bisa hidup bersamaan.

“Jadi, Laguna Wayag itu, harus dilindungi bukan saja karena perairan yang unik dengan biota laut banyak dan beragam, tapi juga menjadi tempat berkumpulnya pari manta. Jadi, sudah seharusnya untuk dijaga oleh semua orang,” pungkas dia.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,