,

Koleksi Satwa Kebun Binatang Bandung Diperiksa Menyeluruh. Ada Apa?

Tim beranggotakan 7 dokter hewan dari Dinas Peternakan (Disperta) Provinsi  Jawa Barat, Perhimpunan Dokter Hewan Wilayah 1 Jabar dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jabar, melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap 213 jenis satwa koleksi yang ada di Kebun Binatang Bandung Jumat, (13/05/2016).

Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mengetahui kesejahteraan serta kesehatan satwa Kebun Binatang. Mengingat kasus kematian gajah Yani yang mengidap penyakit komplikasi akibat kurang baiknya pengelolaan, diharapkan dapat diminimalisir dan agar tidak terjadi pada satwa lainnya.

“Secara simultan satu minggu ke depan kami akan menganalisis semua (hewan koleksi) yang ada di Kebun Binatang Bandung. Khususnya mengenai aspek kesejahteraan hewan, aspek kesehatan, aspek lingkungan mulai dari kandang,” kata salah satu dokter hewan, Pranyata Tangguh Waskitah seusai pengamatan.

Dia melanjutkan untuk melakukan investigasi, pihaknya berbagi tugas dengan membagi  beberapa tim. Untuk kali ini pihaknya baru mengecek hewan jenis primata, karnivora, reptil dan besok rencananya akan memeriksa jenis alves (burung).

Dia melaporkan hasil investigasi hari pertama ditemukan beberapa kekurangan, mulai dari segi manejerial yang kurang baik, pemberian pakan dan nutrisi pada hewan yang kurang baik, dan perform hewan yang nampak kurang bagus.  Pranyata menjelaskan temuan tersebut hendaknya menjadi perhatian pengelola untuk kembali meningkatakan kualitas pengelolaan terhadap satwanya.

Investigasi

“Hari ini tim hanya memotret sebagian. Mengingat jumlah populasi di kebun binatang ini cukup banyak jadi pengecekannya dilakukan secara bertahap,” kata Indriati perwakilan dari Disperta Jabar saat ditemui seusai pemeriksaan di Kebun Binatang Bandung seluas 14 hektar di Jalan Tamansari, Kota Bandung

Dia menuturkan tugasnya hanya memotret kemudian didata hasil temuan sesuai pengamatan dan nantinya akan menjadi rekomendasi untuk seperti apa langkah baiknya ke depan.

Kondisi umum, kata Indria manejemen pemeliharaanya kurang sempurna.  Selanjutnya kata dia, pihaknya akan meminta kepada pihak pengelola Kebun Binatang Bandung perihal standar operasional pengelolaannya.

“Tentu kita harapkan SOP (standard operation prosedure) pihak Kebun Binatang sudah ada, dan akan kami sesuaikan dengan temuan di lapangan. Apakah SOP nya dijalankan dengan benar, nanti kami akan sampaikan kepada mereka (pengelola),” paparnya.

Tim dokter hewan memotret singa salah satu koleksi Kebun Binatang Bandung, Jumat (13/05/2016). Berdasarkan temuan di lapangan ada beberapa satwa yang kondisinya tidak sehat. Foto : Donny Iqbal
Tim dokter hewan memotret singa salah satu koleksi Kebun Binatang Bandung, Jumat (13/05/2016). Berdasarkan temuan di lapangan ada beberapa satwa yang kondisinya tidak sehat. Foto : Donny Iqbal

Dia menambahkan saat melakukan pengamatan pihaknya bergerak berdasarkan tim. Dia melanjutkan ada dua tim yang bekerja, yaitu tim indentifikasi dan tim emergency yang bertugas mengecek kondisi kesehatan satwa.

“Secara umum kami melihat fasilitas yang ada di sini belum memenuhi persyaratan, kebutuhan seperti pakan dan air minum. Kemudian kualitas pakan dan air minum dan sebagainya masih kurang. Selanjutnya lingkungannya pun kurang mendukung sehingga ternak (satwa) jadi tidak nyaman, stres dan kurang sehat,” imbuhnya.

Dia memaparkan pihaknya akan mengambil beberapa sampel indikator lingkungan untuk diujikan,  termasuk air. Untuk persoalan hewan sakit, kata dia pihaknya belum menemukan tetapi ada beberapa satwa yang kondisinya tidak sehat.

Indria mengatakan mungkin ketika dibangun dulu kondisinya bagus dan lahannya cukup ideal dijadikan kawasan konservasi eksitu. Namun sekarang kondisinya kurang ideal, seiring makin rindangnya pepohonan di sekitar kawasan Kebun Binatang yang berpengaruh terhadap satwa.

“Saya rasa harus ada maintenance atau perubahan  yang berkelanjutan dari pihak pengelola. mengingat pohon disini makin besar dan sinar matahari yang masuk menjadi berkurang. Padahal satwa memerlukan cukup sinar matahari bagi tubuhnya,” ungkapnya

Kondisi Satwa

Indri mengungkapkan kurangnya data riwayat satwa koleksi di kebun binatang tersebut menyulitkan pihaknya mengamati secara detil kondisi satwa. Dia menjelaskan kurangnya data seperti berat badan satwa, umur satwa, kondisi ketika satwa masuk koleksi.”Sebetulnya kami butuh data perihal perkembangan si satwa dari awal, agar mudah untuk menilainya.”

Menurut pantauan Indria, ada satwa yang tidak welfare (sejahtera) akibat kondisi kandang yang tidak sesuai sehingga berpengaruh terhadap perilaku satwa. “Saya melihat yang satu agresif yang satu kok diam. Perilaku – perilaku seperti satwa liar yang carnivora, mereka agresif, ketika melihat dengan kondisi tidak agresif berarti ada sesuatu. Sehingga kami potret dan nanti disimpulkan kenapa bisa seperti itu,” imbuhnya.

Tim dokter hewan memberikan analisis sementara terkait kondisi Kebun Binatang Bandung setelah pengamatan Jumat, (13/05/2016). Rencananya investigasi satwa dilakukan bertahap selama sepekan kedepan, mengingat banyaknya jumlah populasi hewan koleksi. Foto : Donny Iqbal
Tim dokter hewan memberikan analisis sementara terkait kondisi Kebun Binatang Bandung setelah pengamatan Jumat, (13/05/2016). Rencananya investigasi satwa dilakukan bertahap selama sepekan kedepan, mengingat banyaknya jumlah populasi hewan koleksi. Foto : Donny Iqbal

Sebelumnya kepala BBKSDA Jabar, Syilvana Ratina memberikan waktu 30 hari untuk pihak Kebun Binatang agar memperbaiki sarana prasana, perbaikan kesehatan, perbaikan kandang dan kesejahteraan hewan. “Apabila tidak dilakukan perbaikan, satwa – satwa yang ada di Kebun Binatang akan diamankan karena itu milik Negara dan akan dilimpahkan kepada LK (lembaga konservasi) yang lain seperti Taman Safari,” katanya Kamis (12/05/2016).

Teguran

Sebelumnya Walikota Bandung, Ridwan Kamil menyatakan pihaknya telah berkali-kali melayangkan teguran kepada pengelola Kebun Binatang Bandung.

Emil mengatakan pihaknya telah melayangkan teguran kepada pengelola Kebun Binatang Bandung. “Berkali-kali sudah ditegur agar memperbaiki pengelolaan kebun binatang ini. Pemkot sedang mencari upaya hukum untuk memaksa pengelola bisa memperbaiki masalah ini. Semoga ada solusinya,” katanya.

Walikota Bandung Ridwan Kamil sempat mengunjungi Yani, gajah sumatera koleksi Kebun Binatang Bandung, Jabar, yang akhirnya mati pada Rabu (11/05/2016). Foto : facebook Ridwan Kamil
Walikota Bandung Ridwan Kamil sempat mengunjungi Yani, gajah sumatera koleksi Kebun Binatang Bandung, Jabar, yang akhirnya mati pada Rabu (11/05/2016). Foto : facebook Ridwan Kamil

“Saya berharap pengelolaan kebun binatang bisa ditingkatkan lagi dan bisa naik kelas. Dan saya meminta agar pihak pengelola mau mendengarkan masukan dan keluhan masyarakat. Kami sebetulnya beberapa kali menyampaikan ide dan tawaran bantuan bagi Yayasan Kebun Binatang, tapi tidak pernah ditanggapi,” ujarnya dalam akun facebook-nya pada Rabu (11/05/2016) usai menjenguk gajah Yani yang pagi hari masih dalam kondisi sekarat.

Dalam akun facebooknya, Emil menanggapi komentar Novianti Pratiwi yang mengatakan Kebun Binatang Bandung sangat komersial dengan harga tiket yang mahal, tetapi tidak merawat koleksi binatangnya. “Ini komplain yang sudah sangat banyak. Seharusnya pengelola peka dan memahami,” kata Walikota Bandung itu.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,