Entah apa penyebab pasti, pada Rabu (4/5/16), juta ikan nila dan mas mengambang di keramba jaring apung di Danau Toba, Kecamatan Haranggaol Horison, Simalungun, Sumatera Utara. Ikan-ikan ini mati. Kerugian para pemilik keramba ditaksir mencapai puluhan miliar rupiah.
Sampai hari ini, belum ada keterangan resmi dari pemerintah, baik kabupaten maupun provinsi Sumut soal kematian massal ikan-ikan ini. Meskipun penyebab sementara diduga ikan kekurangan oksigen, tetapi penyebab pasti masih dinanti.
Ada juga alhi menyebut, matian ikan-ikan ini kemungkinan banyak penyebab, seperti ungkapan Prof. Krismono. Dia ahli Balai Pemulihan dan Konservasi Alam Sumberdaya Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Menurut Krismono, analisis dan dugaan awal kematian ikan karena selama setengah tahun terakhir, katanya, tak ada ombak menyebabkan tak ada angin. Kondisi ini produksi oksigen di bawah Danau Toba minim.
Bisa juga beberapa hari tak ada matahari hingga produksi oksigen tak ada. Kekeruhan air bawah Danau Toba juga tinggi. Analisisnya, massa air terangkat dari bawah ke atas. Massa air bawah berkualitas jelek. Jika di laut menguntungkan, karena banyak plankton. Di Danau Toba, yang naik malah limbah pakan.” Tak menutup juga kemungkinan ruang keramba terlalu sempit bagi ikan alias muatan melebihi daya tampung.