, ,

Penelitian Sebutkan Turis Lokal Kurang Minati Wisata Konservasi

Hasil penelitian Center For Destination Studies (CTDS), organisasi pusat kajian destinasi pariwisata berpusat di Bandung, menyatakan minat turis lokal berwisata konservasi, sangat rendah. Wisatawan lokal lebih 80% memilih wisata umum. Begitu dikatakan Wisnu Rahtomo, Ketua CTDS, juga pengajar dan peneliti Program Studi Destinasi Pariwisata, Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung.

Mereka meneliti perilaku wisatawan nusantara di taman rekreasi buatan, salah satu obyek, kebun binatang. Hasil penelitian memperlihatkan, kegiatan konservasi minim ketimbang rekreasi.

Konservasi, katanya, dalam konteks pariwisata ada di ekowisata dengan memberikan ruang orang mempelajari kehidupan habitat satwa dan lain-lain. “Masih sangat rendah hampir tak ada.”

Di Sumut, mereka mempelajari orang berkunjung ke wisata alam seperti Gunung Sibayak. “Ini  masih rendah. Selama ini, katanya, sosialisasi wisata alam, hanya pada lingkungan-lingkungan  tertentu, seperti pecinta alam.

Edukasi di sekolah, katanya, sangat rendah tentang konservasi, hingga tak ada yang mendorong mereka mengetahui. Pengelolaan destinasi juga berorientasi pada kunjungan dan pendapatan daerah.

Dia mengatakan, obyek wisata konservasi, dalam  mendidik orang harus menciptakan aktivitas-aktivitas konservasi. “Jadi yang harus dibuat itu aktivitas, bukan menjadi tempat konservasi diam yang membuat orang tak betah berlama-lama.”

Pengunjung ke Medan Zoo, katanya,  hanya untuk piknik, berkumpul, bukan mempelajari dan mencari tahu soal wisata konservasi.

Taman Nasional Ujung Kulon. Foto: Ayat S Karokaro
Taman Nasional Ujung Kulon. Foto: Ayat S Karokaro
Pengunjung di Medan Zoo. Foto: Ayat S Karokaro
Pengunjung di Medan Zoo. Foto: Ayat S Karokaro
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,