Gempa Sumatera, Ribuan Rumah Rusak, Gunung Kerinci pun Berasap Hitam

Gempabumi tektonik mengguncang Sumatera Barat dan sebagian kabupaten di Bengkulu, Kamis (2/6/16). Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi terjadi pukul 05.56.01 dengan kekuatan 6,5 SR kedalaman hiposenter 70 kilometer. Guncangan dirasakan dari Solok, Painan, Muko-Muko (Bengkulu), Padang, Kepahiang dan Padang Panjang, Agam, Limapuluh Kota, dan Bengkulu. Bukan itu saja, pasca-gempa, Gunung Kerinci terus mengeluarkan asap hitam.

Data sementara BPBD hingga kini ada 2.663 rumah rusak, 103 kelas sekolah rusak di 19 kelurahan atau 16 kecamatan di tiga kabupaten/kota yaitu Kabupaten Pesisir Selatan, Mukomuko, Kerinci serta Kota Padang. Dari ribuan rumah rusak, 114 rusak berat, 612 rusak sedang, dan 1.905 rusak ringan.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan, selain rumah rusak, satu orang meninggal dunia, Awaludin,  warga Padang (80) karena serangan jantung. Sebanyak 18 orang luka-luka.

Daerah paling parah terkena dampak gempa adalah Pesisir Selatan (Sumbar) meliputi Kecamatan IV Jurai, Linggo Sari Baganti, Lenggayang, Ranah Pesisir, Pancung Soal, dan Ranah Ampek Hulu. Kerusakan bangunan di Pesisir Selatan, katanya,  meliputi 93 rumah rusak berat, 578 rusak sedang, dan 1.801 rusak ringan. Ada 29 kelas sekolah rusak berat, 74 kelas rusak sedang, dua kantor rusak sedang hingga berat.

Pagar Negara, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar mengatakan, korban luka- mendapat pelayanan medis di sejumlah puskesmas dan rumah sakit di Padang. Kerugian material diperkirakan Rp15 miliar.

Gunung Kerinci menyemburkan asap hitam pada Jumat 3 Juni 2016, Foto: diambil dari kaki Gunung Kerinci oleh Sekretaris BPPBD Kabupaten Solok Selatan, Sumardiyanto
Gunung Kerinci menyemburkan asap hitam pada Jumat 3 Juni 2016, Foto: diambil dari kaki Gunung Kerinci oleh Sekretaris BPPBD Kabupaten Solok Selatan, Sumardiyanto

Di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, kata Sutopo, 20 rumah rusak berat, 31 sedang, dan 97 rusak ringan. Kerusakan tersebar di Desa Talang Petai (Kecamatan V Koto), Desa Pasar Baru (Kecamatan Lubuk Pinang), dan Desa Lubuk Sanai (Kecamatan XIV Koto). Di Kerinci (Jambi) satu rumah rusak berat, tiga sedang, tujuh rusak ringan.

Analisis BMKG menunjukkan, gempabumi oleh subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia dengan hiposenter terletak di zona benioff bagian atas. Karena hiposenter di kedalaman 70 kilometer, maka gempabumi disebut gempabumi menengah, hingga guncangan memiliki spektrum luas.

Daryono Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG dalam rilis mengatakan, gempabumi dipicu penyesaran naik (thrust fault). Kedalaman gempa menengah hingga tak berpotensi tsunami.

Mengenai gempabumi Bengkulu-Sumbar ini, katanya, belum ada susulan (aftershocks). Masyarakat diimbau tetap tenang, dan mengikuti arahan BPBD serta BMKG. “Khusus masyarakat pesisir barat Sumatera, diimbau tak terpancing isu tak bertanggungjawab. Gempa ini tak berpotensi tsunami,” katanya.

Prinudn, Kepala Pelaksana (Plt) BPBD Pesisir Selatan, memastikan tak ada korban jiwa. “Tercatat, belasan warga luka-luka  di Kambang, Kecamatan Lengayang, Ranahpesisir. Kecamatan Linggosaribaganti dan beberapa korban luka ringan di Kecamatan IV Jurai.”

Soal rehab rumah rusak, katanya, BPBD mengupayakan dari dana kabupaten dan provinsi. “Pemkab Pessel masih mendata dampak kerugian gempa. Setelah selesai, baru koordinasi dengan BPBD dan BNPB guna penanganan dan rehabilitasi,” katanya.

Pasien RSUP M Jamil Padang keluar saat gempa, Kamis 2 Juni 2016. Foto: Vinolia
Pasien RSUP M Jamil Padang keluar saat gempa, Kamis 2 Juni 2016. Foto: Vinolia

 

Evakuasi pasien

Di Padang, kepanikan gempa terlihat di sejumlah rumah sakit, seperti di RSUP M. Djamil dan RS Islam Ibnu Sina. Di RSUP M Djamil, ratusan pasien dievakuasi keluar ruangan menghindari kemungkinan terburuk tertimpa bangunan. Beberapa pasien terlihat berbaring di kasur depan IGD.  Sebagian besar pasien berusia lanjut.

Di RS Islam Ibnu Sina, terlihat pasien berkumpul di halaman dan pintu gerbang RS, ditemani sanak saudara dan perawat.

Beberapa korban gempa, terlihat dibawa ke M Djamil. Rozy Imuvel Ayunda (22), luka dada dan tangan karena tertusuk pagar besi ketika menyelamatkan diri.

”Saat gempa, saya tidur di lantai dua rumah sepupu di Pondok Permai Gadut,. Terasa getaran refleks keluar lewat atap dekat kamar. Waktu itulah saya terpeleset dan jatuh kena pagar rumah,” katanya.

Kepanikan warga juga terjadi d Kepulauan Mentawai tepatnya Siberut, warga sempat mengungsi ke tempat tinggi. Saat dihubungi, Elisa Siriparang Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Mentawai mengatakan, aktivitas masyarakat kembali normal pascagempa. Di Pasaman Barat, gempa membuat warga berhamburan ke luar rumah.

Laporan berbeda disampaikan Arman, Wali Nagari Sasak, Kacamatan Sasak Ranah Pasisia. Tercatat 50 rumah rusak ringan akibat gempa bumi tetapi tak ada korban jiwa.

Gunung Kerinci berasap hitam

Sekretaris BPBD Solok Selatan, Sumardiyanto mengatakan, sebelumnya,  Gunung Kerinci menyemburkan asap putih pekat. Pada Jumat (3/6/16) Kerinci mengeluarkan abu vulkanis tebal kehitaman setinggi 400 meter. Kepulan asap hitam saksikan dari Solok Selatan.

Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang, Rahmat Triyono mengatakan, aktivitas tektonik bisa mempengaruhi vulkanik karena guncangan sumber dekat Kerinci (berada di tiga provinsi: Jambi, Bengkulu, dan Sumbar). Namun, kajian lebih dalam perlu penelitian lebih lanjut.

Serupa dikatakan Ketua Ikatan Ahli Geologi (IAGI) Sumbar, Ade Edwar. Dia menerangkan, jenis gunung di Sumatera vulkano tektonik. Artinya, jika terjadi gempa tektonik mempengaruhi gunung api, begitu sebaliknya. Gunung api dan patahan di Sumatera, saling terkait.

“Gunung Kerinci daerah terdekat pusat gempa. Secara teori magma gunung sensitif bila getaran, magma dalam dapur perut gunung akan encer dan mengeluarkan gas serta berbusa dan muda begerak keluar mulut kawah.”

Gunung Kerinci, terletak di pertemuan patahan Sulik dan Siulak. Kalau Kerinci bergerak, katanya, berdampak pada Muara Labuh dan Sungai Penuh karena arah patahan ke sana.

Titik pusat gempa. Sumber: BNPB
Titik pusat gempa. Sumber: BNPB
Masyarakat Kota Padang berkumpul di salah satu gedung yang dilengkapi shelter. ini dilakukan setelah gempa bumiKamis 2 Juni 2016. Foto: Vinolia
Masyarakat Kota Padang berkumpul di salah satu gedung yang dilengkapi shelter. ini dilakukan setelah gempa bumiKamis 2 Juni 2016. Foto: Vinolia
Artikel yang diterbitkan oleh
, ,