, ,

Orangutan-orangutan Sitaan Ini Kini Mondok di Batu Mbelin

Yayasan Orangutan Sumatera Lestari-Orangutan Information Centre (YOSL-OIC), bersama tim penyidik Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara dan BKSDA Aceh, berhasil menyita dua orangutan Sumatera, jantan dan betina.

Penyitaan pertama di Kabanjahe, Karo, Sumut. Tim penyelamat OIC menyita satu orangutan 20 tahun dari rumah warga. Sang pemilik awalnya menolak, setelah mendapat penjelasan petugas BKSDA barulah orangutan dievakuasi.

Tim medis OIC mengevakuasi dengan membius tubuh orangutan hingga tak berbahaya. Setelah tak sadar, Ricko Lamno Jaya, Dokter Hewan OIC memeriksa kondisi satwa dilindungi ini.

Setelah itu, barulah orangutan dibawa ke kandang sementara, lalu dititipkan pada lembaga konservasi Batu Mbelin, Sibolangit, Deli Serdang, kelolaan Sumatran Orangutan Conservation Program (SOCP).

Panut Hadisiswoyo, Direktur YOSL-OIC, Kamis (2/6/16) mengatakan, nasib orangutan remaja di rumah warga sangat menyedihkan. Ia ditempatkan dalam kandang kecil, tak layak.

Dari keterangan yang diperoleh, satwa ini sudah dipelihara lama hingga cukup sulit memunculkan sifat liar, baik memanjat pohon maupun  cari makan sendiri. Dengan kondisi ini, kemungkinan, pelepasliaran lama.

“Nanti dilatih mencari makan sendiri, dibiarkan memanjat pohon dan beradaptasi dengan alam. SOCP ada tim. Saya yakin mampu mengatasi agar satwa ini bisa hidup bebas di alam,” ucap Panut.

Setelah penyitaan di Kabanjahe, pada Rabu (1/6/16), tim melanjutkan evakuasi satu bayi orangutan Sumatera di Desa Alur Jambu, Aceh Tamiang, Aceh. Usia orangutan kurang satu tahun. Menurut Panut, saat akan evakuasi terlihat ketakutan dan sedikit stres.

Tim penyelamat OIC bersama BKSDA Aceh, menyita bayi orangutan dari tangan warga diduga berburu di hutan. Meski kondisi stabil, selama perjalanan dari Aceh Tamiang ke karantina Mbelin, tim medis terus memantau kesehatan. Orangutan diberi selimut hangat agar suhu badan stabil. “Kami duga bayi terlepas dari induk saat diburu.”

Kandang kecil dan terlalu lama dalam kandang, membuat orangutan ini sulit bergerak. Perlu waktu lama dan kesabaran buat mengembalikan sifat liat satwa dilindungi ini. Foto: Ayat S Karokaro
Kandang kecil dan terlalu lama dalam kandang, membuat orangutan ini sulit bergerak. Perlu waktu lama dan kesabaran buat mengembalikan sifat liat satwa dilindungi ini. Foto: Ayat S Karokaro
Bayi orangutan Sumatera usia belum sampai satu tahun ini terlihat stres. Satwa ini dievakuasi dari warga di Aceh Tamiang, Aceh. Foto: Ayat S Karokaro
Bayi orangutan Sumatera usia belum sampai satu tahun ini terlihat stres. Satwa ini dievakuasi dari warga di Aceh Tamiang, Aceh. Foto: Ayat S Karokaro

Panut mengatakan, perburuan orangutan di Taman Nasional Gunung Leuser, terus terjadi. Dalam Januari-Mei 2016, ada 16 orangutan Sumatera disita dan evakuasi dari warga. “Yang menyerahkan sukarela hanya diberi peringatan. Yang disita dilanjutkan penyidikan oleh BKSDA.”

Ian Singleton, Direktur SOCP, Jumat siang (3/6/16), mengatakan, kondisi orangutan yang dititipkan di Karantina Batu Mbelin, sangat memprihatinkan.

Sejak tiba, satwa duduk di kandang sementara sebelum menjalani rehabilitasi awal. Kedua kaki ditekuk. Ada kemungkinan gangguan otot bagian kaki. Dugaan ini karena orangutan ditempatkan dalam kandang cukup kecil, lebar 90 centimeter, tinggi lima kaki. Artinya,  ruang gerak satwa sangat terbatas. Ia tak bisa berdiri dan bergerak bebas.

Dia mengatakan, harus sabar menangani dan harus pemeriksaan apakah kaki normal atau cacat. Satwa ini, katanya, jantan dewasa yang ditangkap saat kecil, hingga sepanjang hidup bersama manusia. “Seperti duduk di kursi roda, tak mau bergerak ke tempat lain. Ini perlu kesabaran untuk menjadikan liar,” ucap Ian.

Orangutan ini ditempatkan dalam kandang besar ukuran 2×2 meter agar bisa terpancing bergerak. Meskipun sampai Jumat siang belum terlihat banyak gerakan . Orangutan hanya duduk.

Untuk bayi betina orangutan, dari pemeriksaan tubuh sangat kecil sekali dan kekurangan gizi serta berat badan di bawah normal usia orangutan. Jika dilihat dari gigi banyak tumbuh, diperkirakan usia lebih enam bulan.

“Bayi orangutan harus mendapat perawatan 24 jam penuh. Memberikan vitamin dan gizi wajib untuk menambah berat badan dan menjaga kesehatan. Bayi ini kami optimis bisa rilis ke hutan.”

Sejak kecil orangutan ini hidup di kandang. Foto: Ayat S Karokaro
Sejak kecil orangutan ini hidup di kandang. Foto: Ayat S Karokaro
Evakuasi terhadap orangutan Sumatera usia 20 tahun ini dilakukan dengan membius. Kemudian dibawa ke Karantina SOCP di Batu Mbelin, Sibolangit, Sumut. Fpto: Ayat S Karokaro
Evakuasi terhadap orangutan Sumatera usia 20 tahun ini dilakukan dengan membius. Kemudian dibawa ke Karantina SOCP di Batu Mbelin, Sibolangit, Sumut. Fpto: Ayat S Karokaro
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , ,