, ,

Mereka yang Berbagi Cerita Tentang Satwa Liar

Aktris sinetron Jessica Mila kini bergabung menjadi salah satu duta kampanye perlindungan satwa WWF-Indonesia. Karena itu, dia mengajak masyarakat untuk lebih peduli kepada binatang, terutama agar masyarakat tidak memperjualbelikan satwa yang dilindungi undang-undang.

Bintang serial Ganteng-ganteng Serigala ini rupanya memiliki pengalaman unik terkait satwa. Dia berbagi memori saat diskusi “Stop Perdagangan Satwa Liar” di Jakarta, Kamis (2/6/2016). Suatu ketika seorang penggemar Jessica hendak menghadiahi seekor sugar glider, satwa yang mirip tupai, bertubuh kecil dan lucu. “Dulu pernah ditawari fans, saat itu belum tahu tentang satwa. Tetapi, aku juga nggak mau sembarangan menerimanya,” ujar Jessica.

Menurut dia, binatang tersebut memang lucu untuk dijadikan peliharaan. Saat itu, di Malaysia sugar glider memang sedang populer dan di Indonesia sudah dikenal. Setelah itu, dia pun mulai mencari tahu tentang hewan tersebut. Rupanya, binatang ini termasuk yang dilindungi. Jessica merasa beruntung tak menerima tawaran dari penggemarnya itu. “Kalau menerima, berarti aku ikut juga dalam perdagangan satwa liar dilindungi.”

Aktris ini juga mengaku tak memakai produk-produk dari kulit atau bagian tubuh binatang. Dia mengatakan bukan orang yang tertarik dengan produk-produk tersebut. Selain harganya yang relatif mahal, juga karena dia menyayangi binatang.

Potensi wisata bawah laut Kabupaten Berau. Foto: WWF-Indonesia/Cipto A Gunawan
Potensi wisata bawah laut Kabupaten Berau. Foto: WWF-Indonesia/Cipto A Gunawan

Pengalaman foto model Davina lain lagi. Bersama organisasinya, Garda Satwa Indonesia (GSI), dia bersama para relawan aktif menyuarakan hak binatang peliharaan seperti anjing dan kucing. Dia mengatakan banyak mendapatkan pengaduan dari masyarakat. “Banyak laporan, tetapi agak salah alamat. Karena GSI bukan untuk satwa liar,” ujarnya.

Tetapi dari banyaknya pengaduan yang masuk ini, menurut Davina, menjadi salah satu indikasi kepedulian masyarakat terhadap binatang. Dia mencontohkan maraknya aduan atau viral di berbagai sosial media tentang hewan peliharaan yang terbengkalai, atau disiksa atau diperlakukan semena-mena. “Generasi muda dan masyarakat menyeluruh mulai aware.”

Aktor dan komedian Ricky Cuaca juga punya pengalaman tentang satwa. Dia mengaku saat masih kecil, sering melihat gading sebagai barang pajangan di rumah-rumah dan toko barang antik. Bahkan, dijadikan jimat penangkal makhluk halus. Tetapi, kini dia sudah melihat bagaimana gajah dibantai demi diambil gadingnya.

“Kalau sekarang, memajang atau memakai gading gajah nggak kekinian banget, apalagi buat jimat penangkal setan,” ujarnya.

Gading jaha yang disita dari pelaku kejahatan satwa liar. Foto: WWF-Mike Goldwater
Gading jaha yang disita dari pelaku kejahatan satwa liar. Foto: WWF-Mike Goldwater

Sementara Henriko ‘Iko’ Simangunsong -salah satu vokalis Jamaica Café menuturkan, susah mengubah mindset masyarakat tentang satwa liar. Karena, mereka memandang mempunyai suvenir atau memelihara binatang liar semacam prestise tersendiri. “Pejabat sering bawa beo nias (Gracula robusta), sering lihat dulu. Dan itu jadi kebanggaan buat mereka,” ujar Iko.

Iko pun membenarkan pendapat Davina, bahwa manusia mempunyai sifat menguasai. Menurutnya, jika manusia tidak bisa mencegah penjualan binatang liar untuk diambil salah satu organ atau dikuasai untuk sekadar dikurung dan dinikmati, maka akan berakibat buruk bagi lingkungan dan generasi mendatang. “Nanti, semua akan tinggal kenangan,” ujarnya.

Sumber: Dalberg/WWF Report 2012
Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,