, , ,

Alami Banjir-Longsor Terparah di Jateng, Tanggap Darurat Purworejo sampai 18 Juli

Banjir dan longsor terjadi pada  16 kabupaten dan kota di Jawa Tengah, seperti  Purworejo, Banjanegara, Srgaen, Kendal, Wonogiri, Magelang, Karanganyar, Kota Solo dan Cilacap. Longsor terparah dan menelan korban terbanyak di Purworejo.

Minggu sore, (19/6/16), warga masih banyak berdatangan ke lokasi tanah longsor di Dusun Caok, Desa Karangrejo, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Hujan turun sejak siang hingga malam membuat tebing bukit setinggi sekitar 60 meter itu sisi barat longsor dan menimpa tiga rumah warga. Juga memutus ruas jalan yang menghubungkan Donorati dan Caok sepanjang 150 meter.

Tim SAR gabungan terus mencari korban hilang yang tertimbun longsor di Purworejo. Senin (20/6/16) sekitar pukul 09.00-12.00, tim SAR menemukan empat korban lagi meninggal dunia. Tiga orang di Desa Donorati, Kecamatan Purworejo  dan satu di Desa Caok/Karangrejo, Kecamatan Loano. Data BPBD menyebutkan, korban banjir dan longsor 40 orang meninggal dunia, tujuh hilang, dan 10 luka-luka.

“Jadi total korban banjir dan longsor di Jateng 47 orang tewas dan 15 hilang,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Senin (20/6/16).

Fokus pencarian korban, katanya, Desa Donorati diperkirakan masih enam orang hilang dan Desa Caok (Karangrejo) ada delapan hilang. Di Desa Jelog, Kecamatan  Kaligesing ada satu orang hilang.

Sebelumnya, BNPB menyebutkan, di Purworejo 19 tewas, 25 hilang, dan 11 luka-luka. Kebumen tewas tujuh, Sukoharjo, Rembang dan Banyumas, masing-masing satu tewas.

Longsor dan korban jiwa di Purworejo, terjadi di lima lokasi. Pertama, Desa Karangrejo, Kecamatan Loano Sembilan tewas, enam hilang dan satu luka-luka. Korban banjir, empat tewas, dua hilang dan tujuh luka-luka.  Kedua, Desa Pacekelan, Kecamatan Purworejo, satu tewas dan satu luka-luka. Ketiga, Desa Jelok, Kecamatan Kaligesing, dua hilang. Keempat, Dresa Sidomulyo, Kecamatan Purworejo, satu tewas dan empat hilang. Titik kelima, Desa Donorati, Kecamatan Purworejo, ada empat tewas, 11 hilang dan dua luka-luka.

Warga bersama petugas mencari korban tertimbun. Foto: Nuswantoro
Warga bersama petugas mencari korban tertimbun. Foto: Nuswantoro

Dia mengatakan, sekitar 250 personil SAR gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, PMI, Tagana, SKPD, organisasi masyarakat sipil, sampai relawan masyarakat mencari korban hilang Desa Dorowati.

Akses jalan sebelumnya tak bisa dilalui, sudah diperbaiki. Tiga alat berat membantu pencarian korban. “Tanah labil dan potensi longsor susulan masih tinggi jika hujan di bagian hulu,” katanya.  Di Desa Caok/Karangrejo,  tim SAR gabungan sekitar 200 personil terus mencari korban.

Kepala BNPB, Willem Rampangilei, bersama Bupati Purworejo, Ketua Komisi VIII DPR, dan pejabat BNPB turun ke lokasi longsor di Purworejo. Operasi SAR ditetapkan hingga tujuh hari ke depan (24/6/16) sesuai ketentuan. “Jika diperlukan dapat diperpanjang.”

Terkait mereka yang masih hilang, Willem meminta dukungan Polri menerjunkan anjing pelacak.

Willem memberikan tiga arahan prioritas. Pertama, pencarian korban hilang, kedua, menangani masyarakat terdampak, ketiga, upaya mitigasi struktural dan non struktural.

Bentuk mitigasi itu, katanya, akan merestorasi sungai, pemerintah setempat akan bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum membantu mempercepat pemulihan pascabencana. “Penataan ruang berbasis peta rawan longsor perlu lebih ditegakkan guna melindungi masyarakat dari longsor.”

Alat berat untuk memulihkan jalan yang tertimbun longsor. Foto: Nuswantoro
Alat berat untuk memulihkan jalan yang tertimbun longsor. Foto: Nuswantoro

Tanggap darurat 30 hari

Kondisi banjir dan longsor terparah, mendorong Bupati Purworejo, Agus Bastian, menetapkan masa tanggap darurat 30 hari, 19 Juni-18 Juli 2016.

Data terkini menyebutkan, 19 rumah rusak berat dan 41 rumah terpendam, tiga jembatan rusak. Ketiga jembatan ini, kata Sutopo, di Kecamatan Loning, Mranti dan Caok.

BPBD terus mendata. Pantauan tim BNPB di lapangan, kendala sangat signifikan dalam proses evakuasi adalah wilayah tertimbun longsor, terutama di Desa Donorati.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purworejo Boedi Harjono kepada Mongabay, menjelaskan, hingga Minggu siang beberapa korban sudah ditemukan.

“Di Caok ada sembilan korban meninggal ditemukan. Sidomulyo tiga meninggal, dan Pacekelan satu orang. Donorati sampai sekarang (siang-red) masih evakuasi. Ada 12 korban diindikasikan tertimbun,” katanya.

Dia berharap, dua alat berat ditambah satu buldoser swasta bisa membantu mempercepat pembersihan longsoran.

Banjir terparah di Purworejo, katanya, terjadi di Bayan, Bagelen, Butuh, Pituruh, Kutoarjo, Purwodadi.  “Kita masih memantau, jangan-jangan ada yang kelewatan. Kita menyisir keseluruhan wilayah mengantisipasi dampak.”

Pantauan Mongabay, banjir Purworejo Minggu petang mulai surut di beberapa wilayah. Jalan penghubung Purworejo dan Yogyakarta bisa dilalui setelah malam sebelumnya terputus, yaitu di Krendetan, Bagelen. Siang hari jalan tembus Sogan, Wates, masih tergenang. Petang sudah surut.

Sapto, warga Krendetan korban banjir mengatakan, air sempat menggenangi rumah setinggi satu meter karena Sungai Bogowonto meluap. “Hujan turun sejak sore hingga menjelang subuh. Malam hari air setinggi pinggang,” katanya.

Dari informasi lapangan, longsor di Caok sekitar pukul 18.30, didahului hujan lebat sejak siang hari. Saat itu, ada truk terjebak longsoran kecil dari tebing sisi barat jalan yang mengubungkan Dororati dan Caok. Beberapa sepeda motor hendak lewat terpaksa berhenti karena terhalang truk. Naas, luncuran tanah volume lebih besar menimpa mereka.

Karsono, warga Caok mengatakan, tercatat sembilan korban meninggal dalam peristiwa itu, tiga warga Caok, enam warga desa lain.

“Truk dan sepeda motor masih tertimbun. Korban termuda 14 tahun,” katanya. Dia tak menyangka peristiwa itu terjadi di dusunnya. “Belum pernah seperti ini di sini.”

Dua bocah bermain air kala banjir di Bagelen, Purworejo. Foto: Nuswantoro
Dua bocah bermain air kala banjir di Bagelen, Purworejo. Foto: Nuswantoro

Catatan BPBD Purworejo, korban di Caok ada 16 orang. Seorang korban selamat bernama Mohtarom. Belum ditemukan enam orang, yaitu Adi, Muksodah, Slamet, Ayu, Sulaiman, dan Sulistyowati. Sembilan orang korban ditemukan adalah      Toyo, Surip, Tentu, Amat Fajaryadi, Muji Santoso, Parwati, Reinaldi, Muhammad Arifin, dan Edi Fatmanto.

Proses pencarian dan penyelamatan fokus sembilan titik, yaitu di Caok, Tegalsari, Mranti, Borokulon, Pacekelan, Trirejo, Lugosobo, Bagelen, dan Kaligesing.

Kondisi Kebumen

Sedangkan banjir dan longsor di Kebumen menyebutkan,  dua orang meninggal (sebelumnya disebut tujuh-red) dan enam hilang, puluhan rumah rusak dan ratusan lain terendam banjir, serta empat jembatan rusak.

Pemerintah Kebumen menetapkan masa tanggap darurat 15 hari, terhitung 19 Juni-3 Juli 2016. Selama masa tanggap darurat, Komandan Kodim 0709 ditunjuk Bupati Kebumen sebagai Komandan Tanggap Darurat.

Sutopo mengatakan, banjir dan longsor Kebumen dipicu hujan di sebagian besar wilayah.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini cuaca untuk periode 20–22 Juni 2016. Peringatan BMKG menyebutkan, beberapa wilayah berpotensi hujan lebat disertai kilat dan angin kencang atau puting beliung. Wilayah berpotensi antara lain Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang Bekasi, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur.

Tim SAR mengevakuasi warga dengan perahu karet. Foto: Nuswantoro
Tim SAR mengevakuasi warga dengan perahu karet. Foto: Nuswantoro

Tanggul sementara

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono menyebutkan, akan membuat tanggul sementara dan menyediakan pompa pada titik tertentu untuk penanganan bencana di Jateng yang terkena banjir rob.  Upaya ini, katanya, mengantisipasi jalur mudik. ”Penting musim mudik, jalur pantura dan jalan nasional di Semarang jangan sampai kena banjir rob,” katanya. Dia optimistis, jalur selatan maupun pantura aman.

Kementerian PUPR juga akan ke lokasi langsung. ”Di Semarang kita sudah kirim 10 pompa, terutama di terminal Terboyo. Untuk jangka panjang, PUPR pun akan membuat parapet atau dinding beton.

Basuki mengatakan, penanganan mesti lebih cepat dan komprehensif karena berdasarkan prediksi BMKG pada 6 Juli akan terjadi banjir rob cukup tinggi. Dia menggarisbawahi beberapa lokasi rawan, seperti banjir di sekitar Bengawan Solo dan Semarang.

Kepala Pelaksana BPBD Purworejo Boedi Harjono menunjukkan lokasi longsor di Purworejo. Foto: Nuswantoro
Kepala Pelaksana BPBD Purworejo Boedi Harjono menunjukkan lokasi longsor di Purworejo. Foto: Nuswantoro
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,