,

Palembang akan Menjadi Kota Perintis Kendaraan Hidrogen, Ini Harapannya

Sebagai komitmen hasil COP 21 Paris bahwa ke depan teknologi berbahan bakar fosil harus ditinggalkan, maksimal di atas tahun 2030, Pemerintah Sumatera Selatan (Sumsel) akan menjadikan Kota Palembang sebagai perintis penggunaan kendaraan hidrogen (Zero Emission Hydrogen Mobility). Sebelumnya, kendaraan ini sudah digunakan di London, Inggris.

Kebijakan ini diambil setelah Gubernur Sumsel Alex Noerdin melakukan kesepakatan awal dengan joint venture antara Presiden IMS Ecubes Aleksander Gerbec dan Ben Todd, Direktur Arcola Energi, di Kopenhagen, Denmark, Kamis (16/06/2016).

Kesepakatan tersebut isinya menyusun studi kelayakan tentang prospek penggunaan kendaraan bermotor berteknologi bahan bakar non-karbon di Indonesia melalui prototype di Jakabaring pada acara Asian Games 18 di Palembang.

Kesepakatan ini menyusul pertemuan dua hari sebelumnya dengan Konsorsium Export Financing GIEK di Oslo Norwegia, yang hasilnya mewujudkan Palembang sebagai perintis penggunaan blue technology kendaraan hidrogen nol emisi (Zero Emission Hydrogen Mobility).

Teknologi hidrogen yang diformulasi di Kopenhagen adalah teknologi yang sederhana, yang penggunaanya pada taraf awal dapat dimodifikasi dari electric atau hybrid car dengan instrumen tertentu. Sebagai fasilitas pendukung dibutuhkan power hydrogen atau SPU BBH (Bahan Bakar Hidrogen).

Jika hasil studi kelayakan menunjukan prospek pasar yang baik, maka akan dilanjutkan dengan pembangunan infrastruktur dan fasilitas pendukung lainnya yang pembiayaan keseluruhan berasal dari joint venture IMS Ecubes dan Arcola Energy.

Aleksander Gerbec, Presiden IMS Ecubes, pada penjelasan persnya merasa yakin dengan dipilihnya Sumsel sebagai prototype teknologi kendaraan hidrogen karena sudah mencermati sosok Alex Noerdin yang dalam periode kepemimpinannya, baik sebagai Bupati Musi Banyuasin (dua periode) maupun Gubernur Sumatera Selatan (memasuki dua periode). Misalnya, melaksanakan program berobat dan sekolah gratis, serta menjadikan Sumatera Selatan sebagai penyelenggara SEA Games 2011, pembangunan LRT (Light Rail Transit) pertama di Indonesia, serta Asian Games 2018.

Bis dengan nol emisi dengan sistem sel bahan bakar listrik hidrogen. Sumber: Arcola Energy.com
Bis dengan nol emisi dengan sistem sel bahan bakar listrik hidrogen. Sumber: Arcola Energy.com

“Kerja sama penggunaan kendaraan hidrogen yang merupakan blue technology merupakan upaya Pemerintah Sumsel untuk mendukung mitigasi perubahaan iklim dalam kerangka Green Growth Development atau Green Growth South Sumatera sesuai kesepakatan COP21 Paris, Desember 2015,” kata Najib Asmani, Staf Khusus Gubernur Sumsel untuk Perubahan Iklim, Minggu (19/06/2016).

Kendaraan hidrogen merupakan kendaraan yang menggunakan gas hidrogen sebagai bahan bakarnya. Kendaraan ini ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan bakar konvensional, sebut saja minyak yang menimbulkan polusi.

“Selain kerjasama tersebut, Pemerintah Sumsel juga bekerja sama dengan Belanda terkait pengembangan energi solar serta kegiatan pengembangan komoditas pertanian,” lanjut Najib.

Gubernur Sumsel Alex Noerdin (tengah) menandatangani kesepakatan dengan joint venture antara Presiden IMS Ecubes Mr. Aleksander Gerbec dan Mr. Ben Todd Direktur Arcola Energi,  di Kopenhagen, Denmark, Kamis (17/06/2016), terkait kendaraan hidrogen. Foto: Najib Asmani
Gubernur Sumsel Alex Noerdin (tengah) menandatangani kesepakatan dengan joint venture antara Presiden IMS Ecubes Aleksander Gerbec dan Ben Todd Direktur Arcola Energi, di Kopenhagen, Denmark, Kamis (16/06/2016), terkait kendaraan hidrogen. Foto: Najib Asmani

Sebelumnya, Selasa (14/06/2016), pada Forum The Oslo Exchange REDD, Oslo, Norwegia, Alex Noerdin menyampaikan upaya pelestarian hidup yang bertujuan untuk kemakmuran dan kesejahteraan bersama di dunia, berdasarkan spirit Prasasti Talang Tuwo.

Dijelaskan Alex, Prasasti Talang Tuwo merupakan maklumat Raja Sriwijaya Sri Baginda Sri Jayanasa pada 23 Maret 684 Masehi. “Isinya antara lain menyebutkan  semoga tanaman-tanaman dengan bendungan-bendungan dan kolam-kolamnya, dan semua amal yang saya berikan dapat digunakan untuk kebaikan semua mahluk, semoga mereka tidak terkena malapetaka, tidak tersiksa, semoga semua planet dan rasi menguntungkan mereka atau lestari,” kata Alex di hadapan para peserta, termasuk Kepala BRG Nazir Foead, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Nur Masripatin, dan Gubernur Kalimantan Barat Cornelis.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,