Mau Mudik? Waspadai Lokasi-lokasi Rawan Bencana Ini

Menjelang Lebaran, pemudik mulai berbondong-bondong pulang kampung halaman. Musim mudik tahun ini, tampaknya, warga mesti menambah kehati-hatian selain menghadapi kemacetan lalu lintas di jalanan. Pemudik harus melakukan persiapan matang karena bencana, terutama banjir dan longsor berpotensi terjadi di berbagai wilayah.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menyebutkan puncak hujan tejadi pada 5 Juli 2016, terutama . di Jawa bagian barat dan tenggara.

Berdasarkan Badan Beteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), potensi hujan lebat terjadi di Mentawai, Bengkulu, Maluku dan Laut Banda. Sedangkan hujan sedang-lebat terjadi di Jawa bagian tengah dan selatan. Hujan ringan hingga sedang terjadi di Lampung, Jawa, Bali, Kalimantan dan Papua. ”Yang perlu diwaspadai Jawa, karena pusat mudik ada di wilayah ini,” katanya.

BNPB memetakan prediksi daerah kemacetan dan rawan bencana di Jawa. Ada 13 titik, yakni, Merak, Cikampek, Nagrek, Cirebon, Pejagan, Brebes, Tegal, Pekalongan, akses tol Semarang, Ungaran, Ambarawa, Tuban, Porong Sidoarjo, dan Lamongan.

”Yang paling kritis rawan longsor seperti Nagrek sekitar dan Ambarawa,” katanya. Selebihnya, rawan banjir. Tak hanya banjir, titik rawan macetpun karena ada pasar tumpah di ruas Pantai Utara (Pantura) Jabar.

Sumber: BNPB
Sumber: BNPB
Sumber: BNPB
Sumber: BNPB

Sutopo menjelaskan, longsor menjadi bencana mematikan dan perlu penanganan ekstra. Adapun potensi longsor cukup tinggi terjadi Juli 2016 ini antara lain di Banten Selatan, Jabar bagian tengah hingga selatan, Jateng bagian barat hingga tengah dan Jawa Timur.

Zona Merah di Jateng, seperti Banjarnegara, Purworejo dan Banyumas. Di Jatim, seperti Trenggalek, Ponorogo, Pacitan dan Malang.

Tak cuma Jawa, potensi longsong tinggi di Sumatera dan Bali. ”Sepanjang Bukit Barisan di Aceh hingga Lampung berpotensi bencana. Di Bali bagian utara, yang perbukitan.”

Untuk Sulawesi, potensi longsor dan banjir juga bakal terjadi. ”Banjir bandang tipikal bencana di Sulawesi, ini memiliki kerugian cukup besar karena menghantam semua yang dilalui,” katanya.

Adapun, wilayah harus diwaspadai seperti Kabupaten Luwu Utara, Toraja Utara, Enrekang, Mamuju, Mamasa dan Luwu Timur untuk potensi longsor.

Selama Juli, katanya, Gunung Sinabung masih berstatus awas dan Gunung Lokon siaga. ”Prediksi Sinabung masih akan terus erupsi.” Jadi, aktivitas pengunjung dan masyarakat dibatasi. Pada radius tiga km dari puncak, tujuh km di selatan-tenggara, enam km di tenggara timut dan empat km dari utara dan timur laut.

SUmber: BNPB
SUmber: BNPB
Sumber: BNPB
Sumber: BNPB

Gunung Bromo di Jatim, pada 29 Juni status siaga, tetapi tak berbahaya dan aman bagi wisatawan. ”Terpenting tak memasuki radius satu km dari kawah sebagai zona terlarang.”

Sutopo meminta, masyarakat memiliki persiapan ekstra dalam mudik tahun ini. Intensitas hujan tingi berdampak bencana seperti banjir, longsor dan puting beliung.

BNPB mendukung posko nasional berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan, BMKG dan juga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta kementerian dan lembaga lain untuk bersama-sama penanganan bencana.

Pada setiap kabupaten/kota rawan bencana, katanya, BNPB mendirikan posko pelayanan dan pemasangan rambu-rambu peringatan.

Dia mengimbau, khusus pengendara motor tetap waspada menghadpai musim dengan cuaca tak menentu. ”Ini hujan sedang hingga lebat, data meninggal kecelakaan lebih besar setiap mudik Lebaran, ini perlu diwaspadai.”

Data Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, menyebutkan, selama 2011-2015, korban meninggal laka lantas mudik Lebaran  ada 3.631 orang, luka berat 6.759 orang, dan luka ringan 20.569 orang. Korban meninggal mudik lebaran (H-7 hingga H+7) pada 2014 sebanyak 714 orang, dan 2015 berjumlah 657 orang.

Sumber: BNPB
Sumber: BNPB
Sumber: BNPB
Sumber: BNPB

Banjir Jatim

Hujan deras dan pasang laut menyebabkan debit lima sungai meluap bersamaan yaitu Sungai Kedunglarangan, Sungai Welang, Sungai Gembong, Sungai Rejoso, dan Sungai Wrati di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (30/6/16). Tak pelak, banjir menggenangi delapan kecamatan meliputi Bangil,  Beji, Kraton, Pohjentrek, Grati, Rejoso, Winongan, dan Gempol.

Banjir menggenangi jalan nasional ruas Surabaya-Probolinggo sekitar satu meter. Transportasi terputus,  ribuan rumah dan sawah terendam banjir.

Banjir menyebabkan 52.743 jiwa  atau 14.109  keluarga terdampak. Dua orang luka ringan, Aulia (45) warga Dusun Bulu Tambakrejo, hanyut  dan Amanda (9) warga Dusun Tunggak, luka robek kaki kiri.  Banjir surut.

Sutopo mengatakan, hingga Jumat (1/7/16) pukul 10.00, banjir masih di Jalan Raya Rejoso dengan tinggi 10-20 cm.

Hujan ekstrem pada musim kemarau di Pasuruan dan sekitar, katanya,  merupakan anomali cuaca. Data BMKG, curah hujan di Pasuruan Kamis (30/6/16) berintensitas tinggi hingga sungai dan drainase tak mampu mengalirkan aliran permukaan berujung banjir.

Hari sama, hujan deras juga terjadi di Sidoarjo hingga menyebabkan tanggul lumpur Lapindo jebol titik 67 di RT.09, RT.11 – RT.16, Desa Gempolsari, Tanggulangin, jebol. Lokasi jebol sebelah timur tak dekat Jalan raya Porong hingga tak menggenangi jalan. BPLS menurunkan dua alat berat guna penutupan tanggul dan penimbunan kembali dengan sandbag dan gedhek (dinding bambu).  “Masyarakat diimbau selalu waspada.”

Sumber: BNPB
Sumber: BNPB
Sumber: BNPB
Sumber: BNPB
Sumber: BNPB
Sumber: BNPB
Sumber: BNPB
Sumber: BNPB
Sumber: BNPB
Sumber: BNPB
Sumber: BNPB
Sumber: BNPB
Sumber: BNPB
Sumber: BNPB
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , ,