Ketika Dian Sastro Bersama Para Perempuan Pejuang Karst Kendeng

Kamis siang, (30/6/16), artis Dian Sastrowardoyo, tiba di tenda perjuangan penolakan tambang semen para Kartini Kendeng di Rembang, Jawa Tengah. Kedatangan dia disambut antusias warga. Dian berkaca mata, kebaya dan jarik hitam. Sebelum itu, dia berziarah ke makam Raden Ajeng Kartini.

Tembang-tembang Jawa dinyanyikan Kartini Kendeng menyambut Dian, sembari bersalaman. Pemeran Cinta dalam film “Ada Apa Dengan Cinta” ini mendapatkan banyak cerita perjuangan Kartini Kendeng dalam menjaga lingkungan dan sumber air di Pegunungan karst itu.

Para Kartini Kendeng,  Gunretno dari Sedulur Sikep Pati, dan Dewi Candraningrum selaku Pemimpin Redaksi Jurnal Perempuan bercerita soal perjuangan Kartini Kendeng dalam menjaga alam dari ancaman tambang dan pabrik semen.

Sukinah, mewakili Kartini Kendeng mengatakan, kehadiran Dian memberikan dukungan moril kepada mereka. “Kedatangan Mbak Dian makin menguatkan perjuangan warga. Sampai kapanpun perjuangan tak akan mundur,” katanya.

Setelah mendengarkan cerita,  Dian mengatakan, banyak mendapatkan pelajaran mengenai kasus ini.“Saya dijelaskan langsung oleh Kang Gun, Yu Sukinah, Yu Giyem dan Mbak Dewi,” katanya.

Mereka menceritakan, bagaimana pengalaman memperjuangan kelestarian alam di sini. Betapa pentingnya Pegunungan Kendeng terjaga, katanya,  karena berkenaan dengan kelangsungan hidup dan air bersih.

Sebagai ibu muda, Dian bisa merasakan yang dialami ibu-ibu Kendeng ini. Betapa mereka peduli lingkungan hidup dan air bersih demi anak cucu. “Itu sesuatu yang mesti saya contoh dan pelajari sebagai ibu. Mungkin pengetahuan saya tentang lingkungan hidup justru terbatas dibandingkan pengetahuan mereka.”

Dian ingin belajar dan merasa terpanggil mendukung perjuangan mereka. “Kalau ini berkenaan dengan kelangsungan hidup anak cucu nanti berarti saya juga terhubungkan. Saya juga terpengaruh dengan ini.”

Para Kartini Kendeng foto bersama para Dian Sastrowardoyo di depan tenda perjuangan. Foto: Eddy Yunaedi
Para Kartini Kendeng foto bersama para Dian Sastrowardoyo di depan tenda perjuangan. Foto: Eddy Yunaedi

Lukisan Kartini Kendeng

Dewi Candraningrum, Pimpinan Redaksi Jurnal Perempuan melukis para Kartini Kendeng. Dia mengetakan, tak ada niat mencari keuntungan pribadi dari kemampuan melukis Kartini Kendeng. Dia hanya ingin mengabadikan sosok-sosok perempuan pemberani dan militan di Pegunungan Kendeng Pati dan Rembang.

Semua lukisan, katanya, dijual kepada kolektor, dan hasil diberikan untuk perjuangan warga Kendeng. “Tulus mengabadikan sosok mereka lewat lukisan. Saya hanya bisa melukis dan menulis,” kata Dewi.

Menurut dia, ada hubungan genetis antara Kartini dengan perempuan Kendeng, yaitu kepemimpinan perempuan dan kepekaan terhadap perjuangan dan keadilan.

Dalam kasus Kendeng, negara banyak melanggar hak-hak kaum perempuan selama menduduki tapak pabrik, antara lain hak pangan, air, kesehatan repoduksi,   perlindungan dan hak pertisipasi.

“Mereka warga negara tak boleh ditinggalkan, perempuan harus diajak bicara dan memutuskan bersama. Apalagi dampak pembangunan pabrik dan pertambangan semen sangat dirasakan kaum perempuan, terutama jika sumber air hilang.”

Pada 28 Mei 2016, Dian Sastro ikut menjadi kolektor lukisan Dewi. Di Via-via Cafe keduanya bertemu. Dewi menceritakan singkat soal lukisan dan memberikan beberapa buku Jurnal Perempuan.

Dian membeli lukisan Kartini Kendeng karya Dewi karena ia memang penyuka seni. Seni, katanya,  mengajarkan banyak hal dan menjadikan manusia lebih lengkap. “Dengan seni kita belajar peradaban, memperhalus jiwa dan berempati terhadap orang lain. Itu yang saya tangkap dari lukisan Mbak Dewi.”

Pada skala sangat personal, katanya, lukisan ini mengingatkan harus terus  belajar memelihara bumi dan lingkungan. “Serta berbuat sesuatu untuk itu. Our Acts -sekecil apapun- always matter,” kata Dian.

Dian Sastrowardoyo tiba di tenda perjuangan para Kartini Kendeng di Rembang. Foto: Eggy Yunaedi
Dian Sastrowardoyo tiba di tenda perjuangan para Kartini Kendeng di Rembang. Foto: Eggy Yunaedi
Dian Sastro belajar tentang kelestarian Pegunungan Kendeng bersam para warga. Foto: Eggy Yunaedi
Dian Sastro belajar tentang kelestarian Pegunungan Kendeng bersam para warga. Foto: Eggy Yunaedi
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , ,