Lahan Gambut di Sumatera Selatan Disebar Bios 44, Untuk Apa?

Berbagai upaya dilakukan guna mencegah kebakaran lahan gambut di Sumatera Selatan. Salah satunya melalui penyebaran Bios 44 ke wilayah gambut yang masih basah. Apakah Bios 44?

“Bios 44 merupakan paduan beberapa mikroorganisme yang disatukan. Bios 44 ini mampu memperkecil hingga menutupi rongga-rongga lahan gambut, sehingga lahan gambut tidak mudah terbakar. Tapi, tetap membutuhkan proses waktu,” kata Muhammad Tamim Pardede, pakar Bio Kimia Molekuler kepada Najib Asmani, Koordinator Tim Restorasi Gambut (TRG) Sumatera Selatan, saat melakukan kunjungan ke lokasi uji coba Bios 44 di Desa Sungai Rambutan, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumsel, Selasa (26/07/2016) lalu.

“Setelah disiramkan ke lahan gambut, cairan Bios 44 akan berkembang hingga menutupi rongga gambut. Bios 44 akan lebih mudah berkembang jika kondisi gambut masih dipenuhi air seperti kemarau saat ini yang masih diselingi hujan,” katanya.

Dijelaskan Tamim, lahan gambut yang sudah disiram Bios 44, setelah tiga bulan akan subur. Bisa ditanami dengan jenis tanaman lain. Lalu, pada saat musim kemarau lahan tersebut sudah terkunci dan tidak mudah terbakar. “Cairan Bios 44 ini juga tidak berbahaya bagi manusia maupun makhluk hidup lainnya. Bahkan, menjadi sumber makanan bagi ikan yang hidup di lahan gambut,” ujarnya.

“Kami sangat senang dengan kegiatan ini. Berbagai upaya dan niat baik sangat dibutuhkan Pemerintah Indonesia, khususnya Sumatera Selatan (Sumsel), dalam mengatasi persoalan lahan gambut yang sebelumnya hampir setiap tahun kebakaran. Kita berharap, upaya ini mampu mencegah kebakaran dan membantu peningkatan kualitas lahan gambut di wilayah budidaya sehingga tanaman menjadi lebih baik tumbuhnya,” kata Najib.

Peta Indikatif Restorasi dan Kawasan Hidrologis Gambut Sumatera Selatan. Peta: WRI dan Deltares 2016

Penyebaran Bios 44 di lahan gambut di Sumatera Selatan merupakan upaya pencegahan kebakaran oleh Korem 044/Gapo. Komandan Korem 044/Gapo Kolonel Inf. Kunto Arief Wibowo, yang hadir pada kunjungan TRG Sumsel serta pihak-pihak yang berkomitmen mencegah kebakaran hutan dan lahan, seperti Kepala Dinas Kehutanan Sumsel Sigid Wibowo, termasuk perwakilan perusahaan perkebunan sawit dan HTI,  menjelaskan uji coba cairan Bios 44 dilakukan pada lahan gambut terbakar 2015 lalu. Yakni, kawasan gambut di Inderalaya—termasuk di Desa Sungai Rambutan— dan Desa Simpang Tiga, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

“Dalam upaya mencegah kebakaran lahan gambut di Sumsel, kita akan fokus mengembangkan hasil temuan Profesor Muhammad Tamim Pardede, yakni Bios 44 sebagai peredam lahan gambut yang mudah terbakar,” katanya.

Prof. Muhammad Tamim Pardede yang berpenampilan nyetrik. Menemukan Bios 44 yang diyakininya mampu mencegah kebakaran di lahan gambut. Foto: Oktriana Vertasari/TRG Sumsel
Prof. Muhammad Tamim Pardede yang berpenampilan nyetrik. Menemukan Bios 44 yang diyakininya mampu mencegah kebakaran di lahan gambut. Foto: Oktriana Vertasari/TRG Sumsel

Terkait penyebaran Bios 44 dalam jumlah besar, pihaknya akan bekerja sama dengan BNPB, BPBD, dan Tim Karhutlah Sumsel menggunakan pesawat MI-8-MTV. “Sebelum disiram, cairan Bios 44 dicampur air,” ujarnya.

Dia pun berharap, pihak perusahaan yang selama ini lahan konsesinya sering terbakar dapat mencoba upaya tersebut. “Sebagai kebaikan, mungkin dapat diuji coba di lahan perkebunan yang sering terbakar,” katanya seusai memberikan contoh Bios 44 kepada perwakilan perusahaan perkebunan sawit dan hutan tanaman industri.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,