Pemprov Sulut Gairahkan Pariwisata Maritim Dengan Festival Ini

Bunaken sudah dikenal sebagai salah satu surga bawah air di Indonesia. Oleh karena itu, dengan menjual nama Bunaken, Pemerintah provinsi Sulawesi Utara berusaha meningkatkan sektor pariwisata, terutama wisata maritim dengan menyelenggarakan Festival Pesona Bunaken. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi titik awal untuk memperkuat sektor pariwisata di Sulawesi Utara.

Seperti disampaikan Steven Kandouw, wakil gubernur Sulawesi Utara, pariwisata merupakan salah satu program prioritas selain sektor pertanian, perkebunan, pendidikan dan kesehatan. Potensi di sektor tersebut didukung dengan terdapatnya sekitar 161 destinasi wisata di Sulawesi Utara.

“Ada wisata selam, paling banyak memiliki diver, instruktur serta lokasi menyelam. Ada juga wisata religius dan wisata alam,” kata Steven Kandouw ketika membuka festival yang berlangsung pekan ini di Manado.

Dia meyakini, pariwisata merupakan salah satu sektor  yang mampu mendorong peningkatan ekonomi masyarakat. Sebab, lewat sektor ini, seluruh pelaku usaha, baik pengusaha besar maupun kecil, bisa ikut melibatkan diri.

Steven Kandouw menambahkan, potensi peningkatan ekonomi di sektor-sektor lainnya semakin terbuka dengan sikap masyarakat di Sulawesi Utara yang cenderung menyambut baik kehadiran wisatawan dari dalam maupun luar negeri. Karena itu, pihaknya mengajak masyarakat untuk melibatkan diri dan mendukung keberhasilan pariwisata di Sulawesi Utara.

Sementara itu, menurut Happy Korah, kepala dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Utara, Festival Pesona Bunaken diselenggarakan mengingat nama Bunaken telah menjadi icon pariwisata. Sehingga, lewat kegiatan ini, dia berharap, sektor pariwisata dapat semakin diperkuat. Keseriusan pemerintah dalam memperkuat sektor pariwisata di Sulawesi Utara itu dibuktikan dengan hadirnya ribuan wisatawan mancanegara.

“Sejak tanggal 4 Juli sudah sekitar 4500 wisatawan dari mancanegara datang ke Sulawesi Utara,” kata Happy Korah kepada Mongabay-Indonesia ketika ditemui di Manado, Selasa (26/07/16).

Konsekuensi dari meningkatnya jumlah wisatawan tadi,  sekaligus mendorong pemerintah provinsi untuk membenahi kekurangan yang ada di Bunaken. Misalnya, demikian disebutkan Happy Korah, dengan lebih melibatkan masyarakat untuk turut menjaga kebersihan di Bunaken. “Masalah sampah bisa datang baik dari luar maupun dalam. Kita akan optimalkan kerjasama untuk mengatasi persoalan itu. Jadi, keindahan alam di Bunaken harus dijaga bersama,” tambahnya.

Festival Pesona Bunaken akan menghadirkan berbagai kegiatan seperti lomba memancing, lomba perahu hias, konser musik pesona Bunaken, roadshow ke Bunaken serta lomba musik bambu dan kulintang.

Perahu nelayan di Teluk Manado memeriahkan Festival Pesona Bunaken. Foto :Themmy Doaly
Perahu nelayan di Teluk Manado memeriahkan Festival Pesona Bunaken. Foto :Themmy Doaly

Secara historis, pada 15 Oktober 1991, Taman Nasional Bunaken ditetapkan Menteri Kehutanan setelah mengubah status kawasan ini, yang sebelumnya berstatus Cagar Alam laut. Selanjutnya, pada 24 Desember 1992, presiden Soeharto meresmikan penetapan status kawasan tersebut.

Taman Nasional Bunaken memiliki luasan sekitar 89.065 hektar. Lima pulau menjadi bagiannya, yaitu, Bunaken, Siladen, Manado Tua, Mantehage dan Nain. Kawasan ini juga melingkupi pesisir utara yang meliputi Molas, Meras, Tongkaina dan Tiwoho. Kemudian di pesisir selatan terdapat Arakan, Wawontulap, Poopoh sampai Popareng.

Pesona Laut Bunaken

Dalam “Buku Panduan Taman Nasional Bunaken: Natural History Book” yang diterbitkan pada tahun 1999 silam, disebutkan, bagian laut paling dalam diperairan Bunaken ditemukan di antara pulau Manado Tua dan pulau Mantehage yang mencapai 1360 meter.

Dalam buku itu juga disebutkan, terdapat lebih dari 8 ribu hektar terumbu karang di TN Bunaken, dengan kedalaman lereng terumbu berkisar antara 50-200 meter. Keragaman jenis terumbu karang di perairan Bunaken bisa dilihat dari 58 genus (keluarga) karang tersebar di kawasan ini.

Di sektor perikanan, kekayaan bawah laut Taman Nasional Bunaken dibuktikan dengan teridentifikasinya sekitar 2 ribu jenis ikan. Beberapa jenis hewan langka juga terdapat di perairan ini, seperti, ikan fosil hidup (ikan raja laut, ikan purba), duyung, penyu, buaya, paus, lumba-lumba dan hewan lindung lainnya.

Taman Nasional Bunaken juga menjadi ‘rumah’ bagi padang lamun dan mangrove. Diketahui, wilayah yang memiliki padang lamun paling luas berada di Arakan-Wawontulap yang memiliki luasan sekitar 1.300 hektar. Sementara, wilayah yang memiliki hutan mangrove paling luas adalah pulau Mantehage dengan luasan mencapai 1.453 hektar.

Sesuai dengan temuan-temuan tadi, pada tahun 1997, World Wild Fund for Nature (WWF), mengusulkan Taman Nasional Bunaken menjadi World Heritage, dan baru pada tahun 2000 UNESCO menetapkannya sebagai situs warisan dunia. Kondisi lingkungan hidup di kawasan ini juga membuat Taman Nasional Bunaken dijuluki sebagai bagian dari daerah Indo-Pasifik, yang menjadi pusat keanekaragaman hayati laut di bumi ini.

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,