Bayi-bayi Harimau Ini jadi Penghuni Baru Medan Zoo

Wesa, harimau Benggala (Panthera tigris tigris) betina di Medan Zoo, Medan, Sumatera Utara, kembali melahirkan dua bayi betina, pada 22 Juni 2016. Kali kedua Wesa melahirkan anak-anak harimau hasil perkawinan dengan pejantan Avatar. Sebelumnya, November 2015, Wesa melahirkan empat anak jantan.

Pada Senin (1/8/16), managemen Medan Zoo baru mngumumkan dua bayi ini. Tampak Kepala Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut), Hotmauli Sianturi hadir disana.

Sucitrawan, dokter hewan Medan Zoo mengatakan, salah satu alasan mereka baru tampil di muka umum karena tim medis masih perlu merawat serius dan memeriksa menyeluruh kondisi kesehatan bayi ini. Setelah kondisi dianggap benar-benar sehat dan lincah, barulah diputuskan tampil kepada pengunjung.

Kelahiran bayi normal dengan berat badan berkisar satu kilogram. Saat ini,  berat badan bertambah dua kilogram. Kondisi benar-benar stabil.

“Walau kondisi sehat, kami terus memantau 24 jam penuh dan dijaga bergantian.”

Wesa dimandikan. Foto: Ayat S Karokaro
Wesa dimandikan. Foto: Ayat S Karokaro

Hotmauli Sianturi, Kepala BBKSDA Sumut, mengatakan,  dunia harus tahu di Medan Zoo, terjadi peningkatan populasi harimau Benggala. “Ini salah satu prestasi lembaga konservasi yang mengembangbiakkan harimau Benggala.”

Dengan kelahiran ini, total harimau di Medan Zoo jadi 17, dengan rincian 11 harimau Sumatera, enam Benggala.

Putra Alkhairi, Direktur Perusahaan Daerah Pembangunan, Pemerintahan Medan, mengatakan, iklim, kultur alam, dan suasana di Medan Zoo dianggap sangat mendukung pengembangbiakan anak harimau. Terbukti, setiap tahun ada kelahiran anak harimau baik harimau Sumatera maupun Benggala.

Dia mengatakan, perawatan khusus harimau mengikuti naluri alami satwa dengan skenario menjaga kebuasan tetapi masih bisa dilihat dan dinikmati pengunjung. Setiap Kamis, katanya, harimau di Medan Zoo puasa, agar bisa terus memancing kebuasan. Di alam liar, satwa  juga seperti itu.

Harray Sam Munthe, pendiri Bukitbarisan Sumatran Tiger Ringers (BSTR) mengatakan, setiap kali ada bayi harimau lahir terlihat ada indikasi eksploitasi dengan mempertontonkan di luar kandang, dan berbayar untuk berfoto.

Selain itu, katanya, sampai saat ini, belum ada kebun binatang di Indonesia membangun hutan rehabilitasi agar satwa langka kelahiran F2, F3 dan seterusnya bisa tetap punya sifat liar.

“Kembalikan fungsi konservasi di kebun binatang. Kami menolak satwa langka dalam kandang kebun binatang seperti di Medan Zoo.”

Bayi Harimau Benggala dengan kulit belang ini mengaum mencari sang induk. Foto: Ayat S Karokaro
Bayi Harimau Benggala dengan kulit belang ini mengaum mencari sang induk. Foto: Ayat S Karokaro
Avatar, si pejantan. Foto: Ayat S Karokaro
Avatar, si pejantan. Foto: Ayat S Karokaro
Di kandang inilah 17 harimau menjalani hidup. Foto: Ayat S Karokaro
Di kandang inilah 17 harimau menjalani hidup. Foto: Ayat S Karokaro
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,