Keren! Aplikasi Ini Bisa Kenali Satwa Langka dan Langsung Lapor ke Petugas

Kala menemukan satwa baik diperdagangkan, bahkan dalam kerangkeng peliharaan, kadang tak tahu status mereka, apakah terancam punah atau belum. Kini, ada aplikasi yang memudahkan kita buat mengidentifikasi status satwa ini.

Wildscan, yang rilis 20 Juli 2016 di Indonesia, merupakan aplikasi mobile mudai dipakai gratis. Dengan aplikasi ini akan langsung mengetahui karakteristik dan status satwa yang kita lihat. Kalau, ternyata satwa endemik, kita bisa melaporkan kepada petugas.

Aplikasi yang sudah diunduh lebih 1.500 orang ini mampu membantu masyarakat menyelamatkan satwa langka.

”Sejauh ini ada 700 spesies ditambah 150 satwa umum diperjualbelikan di Indonesia,” kata John Hansen, Direktur Lingkungan USAID Indonesia.

Demonstrasi alat ini saat USAID, Freeland dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kunjungan ke Pusat Penyelamatan Satwa Tegal Alur, Jakarta.

Kunjungan ini memantau langsung identifikasi satwa langka hasil sitaan melalui aplikasi.

Produk resmi ASEAN-Wildlife Enforcement Network (ASEAN-WEN) ini dikembangkan oleh Freeland selama tiga tahun dengan bantuan dana USAID.

”Kami mengembangkan WildScan dalam membantu identifikasi banyak spesies yang diperdagangkan,” kata Manajer WildScan, Matthew Pritchett.

Aplikasi ini menampung lebih 500 spesies terancam punah dan akan terus bertambah. Mulai foto resolusi tinggi, status dan ciri-ciri fisik yang mampu dilihat kasat mata.

Saat di PPS Tegal Alur, kami mencoba aplikasi. Melalui tombol identify species, pengguna akan diberikan beberapa pertanyaan.

”Apakah itu binatang atau produk, apakah mereka memiliki bulu atau kulit, warna, dan sebagainya.”

Pertanyaan lain, berapa ukuran binatang. “Lebih besar dari Anda? Lebih kecil dari tangan anda?”

Sedangkan, untuk produk akan terbagi dalam pakaian, perhiasan, makanan, ornamen maupun obat-obatan.

Alat ini bukan hanya bisa mengindentifikasi satwa, tetapi bisa langsung lapor kepada pihak berwenang kalau ternyata itu satwa langka. Foto: Lusia Arumingtyas
Alat ini bukan hanya bisa mengindentifikasi satwa, tetapi bisa langsung lapor kepada pihak berwenang kalau ternyata itu satwa langka. Foto: Lusia Arumingtyas

Setelah semua informasi masuk, aplikasi akan menampilkan satwa yang cocok dengan ciri-ciri itu. Masyarakat melihat informasi lebih lanjut dengan mengklik gambar satwa.

”Nanti menunjukkan nama spesies, status, apakah beracun atau tidak. Jika status terancam punah, akan tahu mereka seharusnya tak diperdagangkan,” katanya.

Aplikasi ini, katanya, juga dapat melangkah ke pelaporan. Jika pengguna menemukan satwa ataupun produk ilegal, langsung melaporkan dengan pihak berwenang.

Caranya mudah, hanya mengirimkan foto dan lokasi produk atau satwa yang ditemukan. Sedangkan, isian lain tak wajib. Aplikasi ini, katanya, akan memberikan informasi berkala terkait pelaporan yang masuk.

”Sedikit atau banyak laporan mampu diatur sesuai kebutuhan. Untuk penegak hukum membutuhkan lebih rinci. Untuk turis, hanya sedikit.”

Aplikasi ini juga bisa mengetahui satwa-satwa luar negeri yang diperdagangkan di Indonesia. ”Misal, kita melihat burung Brasil, mungkin tak tahu asalnya. Bisa dicari pakai aplikasi ini,” katanya.

 

Koordinasi

Achmad Pribadi, Kepala SubDirektur Pencegahan dan Pengamanan Hutan Wilayah Jawa dan Bali KLHK mengatakan, lintas kementerian dan penegak hukum diharapkan merespon aplikasi ini.

”Sulit mengidentifikasi apakah burung-burung itu dilindungi atau tidak. Aplikasi ini akan membantu,” katanya.

KLHK akan mengeluarkan surat kepada pemerintah daerah, kementerian dan lembaga terkait, BKSDA, Bea Cukai dan Kepolisian untuk menggunakan aplikasi ini.

Adipun akan membangun kesadaran masyarakat dan atensi untuk membantu mempersempit peredaran perdagangan ilegal.

”Ini akan kami pakai sebagai indikasi awal mengawal jaringan seluas mungkin.”

Maukah Anda ikut serta memutus mata rantai perdagangan satwa ilegal ? Say no to wildlife trade.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,