Begini Manfaat Energi Panas Bumi bagi Masyarakat Sulawesi Utara

Pemanfaatan potensi panas bumi diyakini dapat menunjang pembangunan di Indonesia. Selain itu, energi yang dinilai terbarukan dan ramah lingkungan ini diperkirakan dapat mengantisipasi permasalahan listrik di Sulawesi Utara. Hal itu terungkap dalam Festival Panas Bumi 2016, yang diselenggarakan di Danau Linow, Tomohon, Jumat kemarin.

Menurut kajian UGM, Indonesia memiliki potensi panas bumi yang tersebar pada 250 lokasi, dengan total potensi sekitar 29.000 megawatt (MW). Di Sulawesi Utara sendiri, terdapat 3 lokasi panas bumi, di antaranya, Lahendong yang merupakan lapangan panas bumi pertama di kawasan Indonesia Timur yang memproduksi listrik. Kemudian, dua lokasi lainnya yaitu di Tompaso dan Kotamobagu.

Di Lahendong, hingga Januari 2010, masih berdasarkan kajian UGM, setidaknya 27 sumur telah dibor sampai kedalaman berkisar 1.500-2.500 m. Saat ini, lapangan panas bumi Lahendong telah memproduksi listrik sebesar 60 MW.

Suratman, Wakil Rektor UGM bidang Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, menyampaikan bahwa energi panas bumi merupakan bagian penting pembangunan di Sulawesi Utara, bahkan di Indonesia. Karenanya, potensi tersebut harus dimanfaatkan sebaik mungkin.

Oleh karena itu, Suratman mengajak masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan percontohan pembangunan ekonomi kreatif berbasis geothermal di Indonesia.

Dia menilai, pemanfaatan energi panas bumi sebagai penopang pembangunan juga merupakan bentuk dukungan atas kebijakan Presiden tentang kemandirian energi dan pangan. “Hal ini kami wujudkan dalam bentuk membangun inovasi ilmu pengetahuan, teknologi dan ekonomi kreatif berbasis panas bumi,” jelas Suratman dalam sambutan pada kegiatan Festival Panas Bumi itu.

Namun, dalam keberlimpahan sumber energi, seturut data yang dimiliki Suratman, terdapat 42cribu desa di Indonesia yang belum beraliran listrik. Kondisi serupa juga berlaku di beberapa desa, di Sulut. “Padahal, 40% cadangan panas bumi dunia ada di Indonesia,” jelasnya.

Di kesempatan yang sama, Steven Kandow, Wakil Gubernur Sulut menegaskan, pemanfaatan energi panas bumi merupakan langkah penting yang harus segera dioptimalkan untuk mengantisipasi permasalahan listrik di Sulut.

Tahun lalu, demikian dia menceritakan, masyarakat di Sulut pernah merasakan pemadaman listrik hingga 48 jam. Beruntung, di penghujung 2015, datang kapal pembangkit listrik dari Turki dengan kapasitas 120 MW.

Kehadiran kapal ini, kata dia, berhasil membalik situasi kelistrikan di Sulawesi Utara, yang tadinya minus 50 MW menjadi surplus 70 MW. Sehingga, untuk sementara, pemadaman terjadwal tidak ada lagi.

Meski demikian, Wakil Gubernur menambahkan, situasi aman 70MW ini hanya temporer, karena sewa kapal hanya 5 tahun. Di sisi lain, pertumbuhan kebutuhan listrik tiap tahunnya bisa naik hingga 15%.

“Kondisi kelistrikan di Sulawesi Utara sebenarnya cukup rentan. Kalau tidak diantisipasi akan muncul kembali permasalahan.”

“Dalam beberapa kesempatan saya selalu sampaikan harus ada back-up pembangkit listrik,” tegas Steven Kandow.

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong, Sulawesi Utara. PLTPB merupakan cara memproduksi listrik yang paling ramah lingkungan karena mengemisi paling sedikit karbon. Foto : ugm.ac.id
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong, Sulawesi Utara. PLTPB merupakan cara memproduksi listrik yang paling ramah lingkungan karena mengemisi paling sedikit karbon. Foto : ugm.ac.id

Wakil Gubernur menjamin, pemanfaatan panas bumi tidak akan berdampak buruk bagi lingkungan. Sehingga, masyarakat tidak perlu resah dengan pemanfaatan energi ini.

“Energi yang paling ideal adalah yang paling murah, terbarukan dan berkelanjutan. Dan yang jadi idola sekarang adalah energi panas bumi,” kata dia.

Melihat potensi yang ada, pihaknya bersyukur karena Sulawesi Utara dianugerahi panas bumi sebagai energi terbaharukan dan berkelanjutan. Sehingga, saat ini, ia mengajak berbagai kalangan untuk bisa mengolah potensi sumberdaya panas bumi, serta memberi penjelasan kepada masyarakat mengenai dampak positifnya.

Dia menilai, langkah awal mengoptimalkan anugerah tersebut adalah dengan mengubah mindset masyarakat. “Tak bisa dipungkiri, masih ada sebagian masyarakat memberi label berbahaya pada energi ini. Padahal, panas bumi merupakan energi paling aman dengan emisi paling sedikit. Kategori merusak lingkungan, menurut saya, kecil.”

Selain menjadi sumber pembangkit listrik, energi panas bumi diketahui dapat juga dimanfaatkan untuk budidaya spesies air dengan konsep aquaculture, aplikasi pada industri kecil dan menengah, serta pemanfaatan di bidang pertanian dengan konsep green house heating. Manfaat lain dari energi panas bumi adalah sebagai sarana pendidikan dan penelitian, serta obyek wisata panas bumi.

Festival Panas Bumi 2016

Festival Panas Bumi merupakan side event Tomohon Internasional Flower Festival 2016. Festival Panas Bumi digagas peserta KKN-PPM UGM 2016. Tahun ini menjadi kali kedua pelaksanaan festival tersebut. Sebelumnya, di tahun 2015 UGM juga mengadakan kegiatan serupa di Tomohon.

Penyelenggaraan festival ini bertujuan mensinergikan berbagai stakeholder menjadi sebuah rangkaian kegiatan yang bertemakan panas bumi yang terpadu dan komperhensif.

Selain mengadakan Festival Panas Bumi yang kedua kali, peserta KKN UGM juga menggelar berbagai kegiatan edukatif untuk masyarakat. Suratman memaparkan, kegiatan itu antara lain, membuat Pusat Informasi Virtual Panas Bumi. Pembuatan media informasi tersebut ditujukan sebagai salah satu upaya untuk memberi pemahaman kepada masyarakat tentang potensi dan pemanfaatan panas bumi, baik di Indonesia maupun di Sulawesi Utara.

Suratman berkeinginan, program-program yang telah dilaksanakan dapat ditindaklanjuti oleh  mahasiswa KKN UGM dengan membuat masterplan, misalnya tentang agrowisata berbasis panas bumi. Selain itu, Sulawesi Utara diharapkan dapat menjadi contoh pengembangan energi terbaharukan, yang akan menjadi edukasi penting agar dapat mengetahui sisi positif pemanfaatan energi panas bumi.

Wakil Gubernur Sulut Steven Kandow, bersama Wakil Rektor UGM, Suratman menandatangani peluncuran Pusat Informasi Virtual Panas Bumi. Foto : Themmy Doaly
Wakil Gubernur Sulut Steven Kandow, bersama Wakil Rektor UGM, Suratman menandatangani peluncuran Pusat Informasi Virtual Panas Bumi. Foto : Themmy Doaly

Hadir dalam Festival Panas Bumi 2016, Walikota Tomohon, wakil gubernur Sulawesi Utara, serta berbagai pejabat daerah.

Di kesempatan itu, Steven Kandow, Wakil Gubernur Sulawesi Utara bersama Suratman mewakili UGM, menandatangani peluncuran Pusat Informasi Virtual Panas Bumi.

Jimmy Eman, Walikota Tomohon, menyampaikan terimakasih atas terlaksananya Festival Panas Bumi yang kedua di kota Tomohon. Kegiatan ini diharap dapat memberi hasil positif bagi masyarakat, mengingat kota Tomohon dikenal sebagai lumbung energi.

“Kami juga berharap, kami terus mendapat dukungan dari pemerintah provinsi dan Universitas Gaja Mada untuk dapat melaksanakan kegiatan yang sama di tahun depan,” pinta Jimmy Eman.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,