Pantau Areal Terbakar di Riau, Berikut Temuan Lapangan BRG

Sejak, Kamis (1/9 16), Badan Restorasi Gambut (BRG) mulai “kantor lapangan.” Riau, menjadi provinsi awal dimulainya pemantauan dan koordinasi pencegahan kebakaran lahan dan hutan (karhutla) dari dekat. Hasil temuan lapangan pun  akan menjadi bahan kajian untuk kebijakan BRG lebih lanjut.

”Jalur (pemantauan, red.) kita ke Dumai lewat pesisir ya,” kata Haris Gunawan, Deputi Bidang Penelitian dan Pengembangan BRG kepada tim.

Dia turut mendampingi Nazir Foead, Kepala BRG,  dalam berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pemantauan areal bekas terbakar.

Hingga Jumat (2/9/16), udara daerah Riau, terutama Kabupaten Bengkalis,  masih lembab dan beberapa kali hujan deras. Cuaca ini sangat mendukung pemadaman kebakaran. Bengkalis sendiri merupakan langganan kebakaran,  pada 2015, wilayah ini penyumbang asap terparah di Riau.

”Kita diuntungkan agak lembab, tiga hari terakhir hujan. Mendukung pembuatan hujan buatan,” jelas Nazir saat pemantauan di Posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD-Damkar) Bengkalis.

Pemantauan Tim BRG bersama BPBD Damkar Bengkalis melihat kemunculan titik panas di sekitar konsesi Grup Sinar Mas. Foto: Lusia Arumingtyas
Pemantauan Tim BRG bersama BPBD Damkar Bengkalis  melihat kemunculan titik panas di sekitar konsesi Grup Sinar Mas. Foto: Lusia Arumingtyas

Berdasarkan hasil pantauan lapangan, tampak asap mengepul di Sepahat. Meski luasan relatif kecil, kurang satu hektar, BRG menginstruksikan pemadaman sesegera mungkin agar api tak meluas.

Ruslan, anggota masyarakat peduli api (MPA) Sepahat mengatakan, sudah dikirimkan tiga anggota memadamkan api ke sana. ”Ternyata akses sulit menuju, air tak ada sekitar situ,” jelasnya.

Ia pun menjelaskan lahan terbakar merupakan area tak bertuan, bekas perkebunan program kemiskinan, kebodohan dan infrastruktur (K2I) yang tak sukses.  Lahan berupa semak belukar, dengan ada beberapa batang sawit.

Menurut Haris, yang memungkinkan untuk pemadaman adalah dengan memanggil water bombing. “Mumpung wilayah terbakar masih sedikit.”

Lahan ini terletak di kawasan penyangga, dekat konsesi Grup Sinar Mas, PT Bukit Batu Hutani Alam dan PT Skataka Pratama Makmur.

Nazir lalu meminta pengkajian sumur bor di Sepahat, Bengkalis. ”Pemadaman hutan terbakar tak membutuhkan waktu lama,” katanya.

Setelah Bengkalis, Jumat (2/9/16), tim BRG melanjutkan ke Dumai dan Rokan Hilir, Bagan Siapi-api. Di sini, banyak ditemukan sisa kebakaran mulai 10 hingga ratusan hektar.

Di sini Nazir lalu berdiskusi dan berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk sosialisasi.

Haris Gunawan, deputi BRG di wilayah bekas terbakar di Kecamatan Minang Kampai, Kelurahan Teluk Makmur, Riau. Luasan mencapai 200 hektar. Foto: Lusia Arumingtyas
Haris Gunawan, Deputi BRG di wilayah bekas terbakar di Kecamatan Minang Kampai, Kelurahan Teluk Makmur, Riau. Luasan mencapai 200 hektar. Foto: Lusia Arumingtyas

Beberapa wilayah bekas terbakar tampak masih menyisakan kepulan asap tipis dari sisa gambut terbakar. Lahan itu luasnya sekitar 10 hektar yang terletak di Kelurahan Kelurahan Tanjung Palas, Dumai. Kebakaran di area ini akan berpengaruh pada Bandara Pinang Kampai, karena arah angin selalu ke sana.

BRG lalu mengarahkan Manggala Agni menuntaskan pemadaman, karena masih terlihat beberapa asap keluar dari lahan gambut. Diperkirakan lama pemadaman kemungkinan sekitar seminggu karena sumber air terbatas dan angin cukup kencang.

Asap pun masih tampak di Kecamatan Minang Kampai, Kelurahan Teluk Makmur. Tim BRG kembali menyambangi lahan terbakar sekitar 200 hektar. Tampaknya lahan ini, bekas pembibitan sawit dengan kanal-kanal panjang.

”Sepertinya gambut dalam, dilihat dari vegetasi rumputan. Pasti lebih tiga meter, mungkin bisa sampai lima meter,” ucap Haris.

Saat mengitari wilayah ini, terlihat ada beberapa kayu-kayu arang bekas terbakar. Saat dikonfirmasi,  masyarakat menyatakan lahan itu milik seorang warga.

Suryo Kusumo, seorang petani yang mengaku punya lahan 50 hektar mengatakan, lahannya tak dibakar, hanya pengerasan. Ia menyebutkan, sebelumnya lahan itu ia  tanami singkong, tetapi enam bulan tak membuahkan hasil maksimal maka akan ia tanami ulang dengan sawit.

Menurut dia, kedalaman gambut wilayah itu hanya dua sampai tiga meter. Tim BRG pun lalu mengajaknya berdiskusi perihal persoalan gambut sampai moratorium sawit yang harus dipatuhi oleh warga.

Kebakaran lahan di konsesi PT Sendora Seraya, Kepenghuluan Labuhan Tanggabesar, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir Riau.Foto: Lusia Arumingtyas
Kebakaran lahan di konsesi PT Sendora Seraya, Kepenghuluan Labuhan Tanggabesar, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir Riau.Foto: Lusia Arumingtyas

BRG juga ke wilayah kebakaran di konsesi PT Sendora Seraya, Kepenghuluan Labuhan Tanggabesar, Kecamatan Bangko, Rokan Hilir.  Wilayah ini sudah terbakar sejak 14 Agustus 2016. Di wilayah ini lah Pratu Wahyudi tewas, saat berupaya memadamkan api karhutla.

”Luasan mencapai ratusan hektar. Kalau dilihat motif seperti sengaja, untuk pembukaan perkebunan baru,” jelas Syamsul Heri, Dansat Polhut Rokan Hilir

Pada gambut-gambut menyala itu, BRG bersama TNI-AD, MPA dan Polri melakukan pemadaman api bersama-sama. Mereka memprediksi pemadaman api di konsesi  itu akan berlangsung sekitar seminggu. Adapun data temuan lapangan ini langsung dikirim ke Jakarta guna melihat riwayat lahan dan pengkajian lebih lanjut.

Ketua BRG, Nazir Foead bersama Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman melihat kantor Restorasi Gambut Daerah di Kantor Gurbernur. Foto: Lusia Arumingtyas
Ketua BRG, Nazir Foead bersama Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman melihat kantor Restorasi Gambut Daerah di Kantor Gubernur. Foto: Lusia Arumingtyas

 

Koordinasi

Tak hanya melakukan pemantauan lapangan, BRG pun berkoordinasi dengan pemerintah daerah bersama-sama Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman,  Sekretaris Daerah Dumai Said Mustofa, Bupati Rokan Hilir Suyatno, dan beberapa instansi terkait.

Banyak cerita temuan baru terkait karhutla di masing-masing wilayah, mulai dari keterbatasan anggaran, kesulitan pemadaman, banyak lahan tak bertuan dan lain-lain.

BRG pun mengkaji dan memetakan masalah di wilayah masing-masing serta mencoba menyosialisasikan tentang perlunya sumur bor, termasuk komoditas budidaya produktif bagi masyarakat selain sawit.

Selain bertemu dengan para pejabat daerah, pada awal bulan ini, BRG meninjau ruangan baru untuk tim kerja BRG daerah, yang bernama Tim Restorasi Gambut Daerah, yang letaknya di area Kantor Gubernur Riau di Pekanbaru.

Tim ini akan dikepalai oleh Sekda Riau. ”Kalau kemarau kami akan bekerja langsung dari sini. Kantor ini pun diharapkan akan menjadi contoh bagi daerah lain,” tutupnya.

Tampak pepohonan di lahan gambut yang terbakar itu merupakan tempat TNI Pratu Wahyudi tewas kala berusaha memadamkan karhutla. Foto: Lusia Arumingtyas
Dari kejauhan tampak pepohonan di lahan gambut yang terbakar itu merupakan tempat TNI Pratu Wahyudi tewas kala berusaha memadamkan karhutla. Foto: Lusia Arumingtyas
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , , ,