Pulau di Filipina Ini Tempat Hidupnya Berbagai Satwa Unik

Kita selalu diajarkan bahwa evolusi adalah bagaimana makhluk hidup bertahan dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan secara cepat. Survival of the fittest. Benarkah? Ternyata, tidak selalu benar. Evolusi bisa juga hasil dari satwa-satwa yang berhasil hidup di  sembarang tempat, saat mereka benar-benar membutuhkannya. Luzon, salah satu pulau di Filipina, yang mempunyai konsentrasi terbesar satwa unik di dunia, bahkan lebih dari Madagaskar, adalah contoh yang sempurna.

Pulau-pulau, adalah contoh yang sempurna menjelaskan evolusi jenis ini, ketika berbagai spesies satwa berada di situasi yang sempurna, baik karena tipe habitat atau sumber daya yang baru dan berbeda, atau juga karena ketiadaan pesaing maupun predator. Ekosistem di pulau bisa mengububahnya menjadi spesies baru yang aneh dan luar biasa.

Contoh-contoh spesies yang ditemukan di satu pulau dan tidak dtemukan di tempat lain (dikenal sebagai endemik) dapat dilihat di pulau manapun di seluruh dunia. Misalnya, lemur di Madagaskar, tidak akan ditemukan di tempat lain di dunia, pulau-pulau di Galapagos sebagai habitat burung Cormorant yang tak bisa terbang, juga iguana air, atau juga tikus scilly dan orkney yang hanya bisa ditemukan di pulau-pulau di Inggris Raya.

Meski begitu, pulau-pulau bukan hanya tempat berkumpulnya spesies-spesies baru, mereka juga adalah tempat bagi satwa-satwa yang beradaptasi dengan aneh, yang kadang membuat mereka berbeda secara signifikan secara fisik, dibandingkan satwa sejenis di daratan utama. Bahkan, beberapa di antaranya mengalami adaptasi yang benar-benar mengejutkan, misalnya spesies yang ‘seharusnya’ besar menjadi kecil, dan spesies kecil bisa menjadi besar.

Sebagai salah satu bukti, adalah gajah kerdil yang pernah hidup di Mediterania, atau bahkan manusia kerdil di Flores, Indonesia. Di sisi lain, penyu dari Madagakar dan Ekuador yang terbawa arus dan terdampar di Seychelles dan Galapagos, tumbuh menjadi raksasa.

Keterangan gambar: A) Carpomys melanurus, (B) Batomys granti, (C) Phloeomys pallidus, (D) Carpomys phaeurus, (E) Crateromys schadenbergi, and (F) Musseromys gulantang. Sumber: Heaney et al.
Keterangan gambar: (A) Carpomys melanurus, (B) Batomys granti, (C) Phloeomys pallidus, (D) Carpomys phaeurus, (E) Crateromys schadenbergi, and (F) Musseromys gulantang. Sumber: Heaney et al.

Laboratorium Luzon

Luzon, pulau terbesar di Filipina, adalah contoh yang paling sempurna. Studi pada ilmuwan selama 15 tahun menyimpulkan bahwa dari 56 spesies mamalia (tak termasuk kelelawar) di pulau tersebut, ada 52 spesies yang dinyatakan endemik! Artinya, 93% mamalia di pulau ini, tak ditemukan di tempat lain manapun di seluruh dunia. Luzon adalah harta karun biologi yang menakjubkan.

Mengapa Luzon dinilai paling unik dibandingkan dengan pulau pulau lain di seluruh dunia? Karena ukurannya. Luzon berukuan sekitar 64.000 kilometer persegi, lebih besar dari Kuba atau Islandia, dan pulau ini tak pernah terhubung dengan daratan manapun. Dengan ruang hidup yang besar dan berbagai jenis habitat, selama jutaan tahun Luzon telah memberikan tempat sempurna bagi satwa-satwa di sana untuk beradaptasi dan berevolusi menjadi spesies baru.

Long-whiskered alias tikus pohon ini hanya ditemukan di Luzon, tidak di tempat lain. Foto: Larry Heaney, The Field Museum
Long-whiskered alias tikus pohon ini hanya ditemukan di Luzon, tidak di tempat lain. Foto: Larry Heaney, The Field Museum

Bahkan, sebagaimana yang diberitakan di Business Insider, satwa-satwa yang berenang melintas ke pulau pulau lain, atau terbawa arus ke hutan mangrove, mereka beradaptasi dengan mendiversifikasi spesies mereka menjadi spesies yang berbeda.

Sayangnya, ekosistem tempat mereka hidup biasanya cukup rentan dan rapuh, mengancam mereka untuk punah. Seperti di Galapagos, ketika kambing-kambing dibawa ke sana, dan menjadi pesaing penyu dalam mendapatkan makanan. Kambing yang menjadi pemenang.

Juga ketika tanpa sengaja, ular terbawa ke Pulau Guam. Burung-burung di sana tak pernah mengenal bahkan melihat ular, yang kemudian menghancurkan keseimbangan ekosistem. Upaya-upaya konservasi harus lebih digalakkan, terutama di pulau-pulau dengan aneka satwa endemik. Ditambah polusi, perburuan, dan perubahaan iklim, tentunya membuat hidup mereka terancam.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,