Stasiun Nol Festival, Upaya Dorong Keseriusan Peduli Pelestarian Karst

Kesadaran betapa penting melestarikan kawasan karst, termasuk goa masih minim, terutama di Indonesia, baik pemerintah maupun masyarakat. Untuk itulah, berbagai organisasi menggagas Festival Pemetaan Goa Internasional bernama Stasiun Nol Festival 2016. Gawe yang akan berlangsung 23-25 September 2016, bertempat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan Fakultas Ekonomi, Universitas Gajah Mada (UGM).

Erlangga Esa Laksmana,  selaku panitia Stasiun Nol Festival (SNF) mengatakan, karst memiliki potensi besar dalam sektor ekonomi, ilmu pengetahuan, wisata, sampai sumber air (sungai bawah tanah). Sisi lain, penambangan batu kapur, industri semen, dan wisata, katanya, berdampak pada kerusakan lingkungan dan mengakibatkan pencemaran juga konflik sosial.

“Kegiatan ini sangat penting bagi perkembangan speleologi di Indonesia, lebih luas kelestarian goa-goa dan karst tanah air,” katanya kepada Mongabay.

Festival ini, menggabungkan berbagai aspek dan potensi guna menunjang ilmu pengetahuan serta melibatkan berbagai elemen masyarakat maupun ahli speleologi dan ilmu terkait. Selain itu, kegiatan pemetaan akan mempermudah pengelolaan kawasan karst.

Erlangga berharap, dengan festival ini mendorong perhatian serius pemerintah dan masyarakat dalam membantu pelestarian karst. Harapan lain, SNF bisa mendorong peningkatan pengetahuan mengenai kartografi, pembuatan peta dan teknik survei goa di Indonesia.

Penjelajah goa, ujar dia, masih minim hingga menjadi kendala pengelolaan karst Indonesia yang memiliki luas 154.000 kilometer persegi. Penilai goa juga sedikit, meskipun memiliki loyalitas dan kemauan tinggi,  sebagian besar belum menemukan teknik dan standar pemetaan goa yang baik.

Pemetaan goa, katanya, suatu kegiatan menggabungkan unsur kesenangan, olahraga dan ilmu pengetahuan sekaligus kegiatan garis depan dalam pelestarian karst.

“Saya juga berharap para penelusur goa di Indonesia makin giat dan terampil pemetaan.”

Federasi speleologi dari beberapa negara, katanya, sudah bersedia berpartisipasi dalam pameran peta gua ini, seperti Slovenia,  Austria,  dan Selandia Baru.

Festival ini, akan diisi beberapa kegiatan,  seperti kontes peta goa, pendaftaran via online,  lomba polygon tertutup,  pameran peta goa nasional dan internasional. Juga kritik peta, workshop pemetaan, launching buku Stasiun Nol Jilid II dan presentasi ekspedisi speleologi Halmahera.

“Saya juga berharap penelusur goa di Indonesia, makin giat dan terampil dalam pemetaan gua.”

Adapun SNF diselenggarakan Acintyacunyata Speleological Club (ASC) yakni klub speleologi di Yogyakarta bekerja sama dengan organisasi penggiat penelusur goa dari dalam maupun luar negeri.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , ,