Foto: 9 Laba-laba Paling Aneh yang Harus Anda Ketahui

Laba-laba tersebar luas di muka bumi. Ada sekitar 45 ribu jenis laba-laba yang dapat kita temukan di penjuru dunia, kecuali di Benua Antartika. Ciri umum laba-laba adalah memiliki empat pasang mata, delapan kaki, tidak bersayap dan tidak pula memiliki mulut pengunyah, serta karnivora.

Karakter khas fisik laba-laba adalah memiliki dua segmen tubuh. Bagian badan depannya dinamakan cephalothorax atau prosoma yang merupakan perpaduan kepala dan dada. Sementara bagian belakangnya berupa abdomen (perut) atau opisthosoma. Penghubung antara cephalothorax dan abdomen ini berupa selaput tipis yang disebut pedicellus.

Umumnya, laba-laba tidak memiliki penglihatan yang baik, alias tidak bisa membedakan warna. Ia hanya sensitif pada gelap dan terang. Untuk menandai kehadiran mangsanya, laba-laba mengandalkan getaran yang ada pada jaring suteranya. Atau juga pada tanah, air, dan tempat yang ia diami.

Berikut adalah 9 jenis laba-laba paling unik yang ada di planet ini sebagaimana dilansir dari Live Science.

  1. Bat-eating spiders
Bat-eating spider. Foto: Yasunori Maezono, Kyoto University, Japan
Bat-eating spider. Foto: Yasunori Maezono, Kyoto University, Japan

Menurut peneliti, jenis ini dapat ditemukan di seluruh dunia, yang sekitar 90 persen hidup di iklim hangat. Bat-eating spiders tersebar di banyak negara, termasuk Australia, Jepang, dan India. Sang betina, tubuhnya bisa mencapai panjang 8 inci (20 cm), yang ukuran ini jauh melebihi si jantan. Laba-laba ini terkenal sebagai pemakan kelelawar yang terperangkap di jaringnya.

2. Goliath birdeater (Theraphosa blondi)

Goliath birdeater (Theraphosa blondi). Foto: Piotr Naskrecki
Goliath birdeater (Theraphosa blondi). Foto: Piotr Naskrecki

Makhluk ini diyakini sebagai laba-laba terbesar di dunia yang dijuluki The South American Goliath birdeater (Theraphosa blondi) dari Guyana. Rentang kaki laba-laba raksasa ini mencapai 12 inci (30 cm) dengan berat 170 gram atau seukuran anak anjing, sebagaimana penuturan para ilmuwan. Langkah kakinya akan terdengar saat ia mendekat, seperti kita mendengar kuda menghentak kaki ke tanah.

Patut diwaspadai, jenis ini memiliki memiliki taring sepanjang 2 centimeter yang dapat menggigit sewaktu-waktu. Meski namanya Goliath birdeater, akan tetapi ia tidak tidak identik memakan burung, karena pada dasarnya, ia akan menyerang apa saja yang dihadapinya.

3. Nursery-web spiders (Pisaurina mira)

Nursery-web spiders (Pisaurina mira). Foto: Credit: Alissa Anderson
Nursery-web spiders (Pisaurina mira). Foto: Credit: Alissa Anderson

Jenis ini merupakan jenis pemburu berkaki panjang yang dapat menangkap dan mengalahkan mangsanya. Meski ukuran tubuh betina lebih lebar, 12 – 17 milimeter, akan tetapi peneliti mencatat untuk ukuran kaki, sang jantan justru lebih panjang ketimbang betina. Studi menjelaskan, laba-laba ini memiliki perilaku kawin yang berbeda, si jantan akan membungkus betina dalam jaring suteranya selama perkawinan berlangsung. Pisaurina mira ditemukan di sepanjang pesisir timur Amerika Serikat, serta barat Texas, Nebraska, dan Wisconsin.

4. Funnel-web spiders (Atrax sutherlandi)

Funnel-web spiders (Atrax sutherlandi). Foto: Mark Wong
Funnel-web spiders (Atrax sutherlandi). Foto: Mark Wong

Funnel-web spiders (Atrax sutherlandi) dari Australia ini memiliki taring merah yang membuatnya dijuluki “Laba-laba Drakula,” meski ia sebenarnya pemakan serangga. Jangan terlalu dekat, karena ia akan melancarkan serangan dalam bentuk sengatan.

Laba-laba pemalu ini panjangnya 5 cm dan sangat sulit untuk ditangkap karena mereka menghabiskan seluruh waktunya di liang bawah tanah, sehingga variasi warna mereka sulit didokumentasikan. Para ahli mengatakan, banyak jenis laba-laba yang memiliki warna berbeda antarindividunya.

5. Skeletorus & Sparklemuffin

Sparklemuffin. Foto: Jürgen Otto
Sparklemuffin. Foto: Jürgen Otto

Pada 2015, dua spesies baru laba-laba merak atau peacock spiders ditemukan di Australia. Laba-laba tersebut ditemukan di tenggara Queensland oleh mahasiswa asal University of California, Berkeley.

Satu jenis dinamakan “Skeletorus” karena ada tanda hitam dan putih, yang menunjukkan tampilannya mirip tengkorak. Satu lagi, dijuluki “Sparklemuffin,” dengan garis warna kebiruan dan kemerahan di perutnya. Laba-laba ini memiliki karakteristik tarian kawin, yaitu dengan mengangkat kaki dan menggoyangkan tubuhnya.

6. Jumping spider (Plexippus sp.)

Jumping spider. Foto: Nick Hobgood, University of South Pacific
Jumping spider. Foto: Nick Hobgood, University of South Pacific

Sebagian laba-laba memilih makanan sehat sebagai pola hidup mereka. Studi yang dilakukan di 2016 menunjukkan, 60 persen laba-laba dari anggota keluarga pelompat atau jumping spider family (Salticidae) merupakan pemakan tanaman. Para peneliti mengatakan, laba-laba yang memakan sayuran tersebut akan membuat mereka tangguh ketika pangan mulai berkurang. Bahkan, ada juga laba-laba yang memakan nektar.

7. Diving bell spiders (Argyroneta aquatica)

Diving bell spiders. Foto: copyright Stefan Hetz.
Diving bell spiders. Foto: copyright Stefan Hetz.

Diving bell spiders dapat memanfaatkan gelembung udara untuk ia bernafas di bawah air, yang pada dasarnya sebagaimana teknik tank mini scuba-diving. Panjang tubuh laba-laba ini hanya 0,4-0,6 inci (10 – 15 milimeter), sehingga satu gelembung dapat menyediakan udara baginya sepanjang hari.

8. Orb-web spiders (Cyclosa ginnaga)

web spiders (Cyclosa ginnaga). Foto: Min-Hui Liu
web spiders (Cyclosa ginnaga). Foto: Min-Hui Liu

Banyak hewan menyamarkan dirinya untuk menghindari predator. Laba-laba ini memiliki cara unik, menampakkan dirinya sebagai kotoran burung.

Tubuhnya yang berwarna perak, dan dekorasi jaring warna putih membuatnya sepintas terlihat seperti kotoran burung. Langkah ini dilakukan laba-laba agar ia tidak dimangsa tawon.

“Predator akan membentuk citra pencarian saat memburu laba-laba, dan biasanya tidak akan tertarik pada kotoran burung,” jelas I-Min Tso, ahli ekologi perilaku dari National Chung-Hsin University, Taiwan.

9. Brazilian wandering spider (Phoneutria nigriventer)

 

Brazilian wandering spider (Phoneutria nigriventer). Foto : Gionorossi – Own work, CC BY-SA 4.0, wikimedia commons

 

Pasien yang tersengat racun laba-laba ini tidak hanya mengalami rasa sakit menyeluruh dan peningkatan tekanan darah. Tetapi juga, efek yang yang merangsang daya seksual pada lelaki dalam hitungan jam. Meski memberikan rasa tidak nyaman bagi penderita, namun peneliti sedang mengeksplorasi kandungan senyawa dalam bisa tersebut guna kemajuan ilmu penelitian.

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,