Komitmen dan konsistensi pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam memerangi pencurian ikan (Illegal, Unregulated and Unreported Fishing / IUU Fishing) demi menjaga kedaulatan dan keberlanjutan sumber daya kelautan dan perikanan Indonesia, ternyata mendapat apresiasi global.
Apresiasi tersebut diberikan oleh WWF-Internasional dengan menganugerahkan Leaders for a Living Planet Awards kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Presiden WWF Internasional, Yolanda Kakabadse kepada Susi di WWF Building, Washington DC, Amerika pada Jum’at siang (16/9/2016) waktu setempat, bersamaan dengan berlangsungnya Our Ocean Conference yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat.
“Ibu Susi Pudjiastuti telah mendedikasikan waktunya selama ini untuk memberantas praktek perikanan yang tidak sah, mendorong pengelolaan perikanan berkelanjutan berbasis ilmiah, dan memperkuat kesehatan laut dengan memperluas jejaring kawasan konservasi perairan. Beliau adalah tokoh yang berjuang untuk melindungi kesehatan laut Indonesia,” ungkap Yolanda dalam siaran pers KKP yang diterima Mongabay.
Pada kesempatan terpisah di Jakarta, Ketua Badan Pengurus Yayasan WWF Indonesia Kemal Stamboel mengungkapkan kebanggaannya atas ketegasan Susi dalam memerangi praktek perikanan yang tidak sah dan mendukung secara penuh atas upaya-upaya yang dilakukan.
“Kami berbangga bahwa langkah tegas Ibu Susi Pudjiastuti memerangi praktek perikanan yang tidak sah, tidak dilaporkan dan tidak diatur mendapat pengakuan global sebagai bagian dari upaya konservasi dalam menjaga dan menjamin keberlanjutan kekayaan laut Indonesia. Dukungan penuh akan selalu kami berikan agar Ibu Susi Pudjiastuti beserta seluruh jajarannya semakin memantapkan usaha ini termasuk untuk menambah luasan kawasan konservasi perairan dan pengelolaannya yang efektif”, tutur Kemal.
Sejak awal menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti memang berkeinginan untuk menjaga dan mengelola perikanan Indonesia secara berkelanjutan, dengan program berdasar tiga pilar pembangunan kelautan dan perikanan yaitu sovereignty (kedaulatan), sustainability (keberlanjutan) dan prosperity (kesejahtaraan).
Menurutnya, kedaulatan Indonesia dalam melakukan pengelolaan sumberdaya alam termasuk sumberdaya perikanan adalah suatu keniscayaan yang harus dilakukan dengan harga mati, tidak ada kompromi dengan kedaulatan. Kesuksesan dalam mempertahankan kedaulatan adalah merupakan kunci sukses menumbuhkan jati diri dan harga diri bangsa untuk membangun ekonomi Indonesia.
“Setelah kita berdaulat penuh, maka Indonesia dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka akan mampu melakukan pengelolaan sumberdaya alam secara efisien, efektif dan lestari. Bila kedaulatan dan keberlanjutan sudah terbentuk maka dengan ditopang oleh spirit keadilan maka kesejahteraan bangsa Indonesia khususnya kelompok yang masih tertinggal dari para nelayan (small scale fisheries) akan segera terwujud”, tegas Susi.
Kebijakan pemerintah Indonesia dalam memberantas IUU Fishing juga mendapat dukungan yang sangat luas, bukan hanya di Indonesia akan tetapi juga negara-negara lain yang sangat memahami akan bahayanya IUUF terhadap kondisi perikanan global. Negara-negara di dunia sangat menyadari bahwa laut Indonesia adalah merupakan salah satu sumber perikanan dunia, maka ketika kondisi laut dan perikanan Indonesia rusak maka akan menjadi ancaman bagi stok pangan dunia (food security).
Upaya pemberantasan IUUF yang dilakukan sebagai salah satu bentuk komitmen yang sangat tepat dalam penegakkan hukum terkait pengelolaan perikanan di Indonesia. Dengan pemberantasan IUUF, maka kondisi perikanan Indonesia yang sudah memprihatinkan diyakini akan segera pulih dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Tak hanya itu, Susi juga dinilai sangat peduli terhadap konservasi marine biodiversity. Dalam waktu kurang dari 2 tahun, Ia sudah menetapkan kurang lebih 1 juta hektar marine protected areas (MPA) yang merupakan kawasan perlindungan keanekaragaman hayati laut.
Leaders for a living planet merupakan penghargaan yang diberikan WWF Internasional kepada perseorangan yang menunjukkan kontribusinya melalui komitmen dan upayanya yang luar biasa dalam penyelamatan planet bumi dan sumberdaya alam untuk menjamin pemanfaatan yang berkelanjutan.
Penerima penghargaan ini dapat berasal dari pemimpin di pemerintahan, swasta, atau organisasi kemasyarakatan. Dengan komitmen dan upayanya, disamping secara langsung dan tidak langsung dapat menunjukan hasil yang signifikan dalam upaya pelestarian sumberdaya alam, juga dapat menginspirasi orang/pihak lain untuk berbuat yang sama dengannya.
Sejak tahun 2000 hingga saat ini, setidaknya 100 orang pemimpin di dunia dari berbagai organisasi telah memperoleh anugerah ini. Diantaranya, mantan Sekjen PBB Kofi Annan, Menteri Perikanan Norwegia, the Vice-Premier of China dan Menteri Perairan Perancis. Selain Susi, tokoh Indonesia yang pernah memperoleh penghargaan ini adalah Dr. Emil Salim.