Ini Lima Tokoh Konservasi Dunia yang Semestinya Kita Ketahui. Siapa Sajakah?

Gerakan konservasi bukan hal yang baru di dunia ini. Selama ratusan tahun, banyak orang telah menganjurkan dan melakukan pelestarian dan perlindungan alam.

Beberapa aktivis mengedukasi publik tentang konsekuensi dari deforestasi. Aktivis lainnya mengemukakan tentang dampak eksploitasi sumber daya alam demi keuntungan ekonomi semata dan mendorong pengembangan taman nasional. Sementara ada aktivis yang mengungkapkan bahaya pestisida kimia pada hewan.

Seberapa baik kita mengetahui tokoh aktivis lingkungan yang paling berpengaruh dalam sejarah?

Berikut lima tokoh yang paling penting dalam sejarah konservasi, seperti dikutip dari treehugger.com, yang aktivitasnya terentang dari abad ke-17 sampai abad ke-20 di Inggris, India sampai ke Amerika,

  1.  John Evelyn (1620-1706)

John merupakan warga negara Inggris yang bertugas di komisi dan dewan kerajaan bawah Raja Charles II. Penggemar berkebun ini merancang taman pertamanya pada usia 22. Selama hidupnya, ia menulis sekitar 30 buku, termasuk salah satu buku paling berpengaruh tentang kehutanan: Sylva, atau Wacana dari Hutan dan Propagasi Kayu (Sylva, or a Discourse of Forest-trees, and the Propagation of Timber).

Sylva adalah studi komprehensif pertama tentang hutan di Inggris, sebagai hasil penelitian untuk Royal Society, sebuah komunitas masyarakat ilmiah nasional di Inggris yang didirikan pada 1662 dan diterbitkan sebagai buku 1664.

Buku ini menganjurkan untuk reboisasi setelah hutan Inggris rusak berat akibat peningkatan produksi kayu untuk industrialisasi dan Perang Saudara. Buku ini juga memberikan deskripsi rinci dari berbagai jenis pohon di Inggris, menjelaskan bagaimana mengolah dan katalogisasi kayu hutan tersebut. Sylva menjadi buku paling laris dan berhasil mempengaruhi pemilik tanah dan aristokrat kaya untuk menanam pohon demi reboisasi hutan.

  1. Henry David Thoreau (1817-1862)
Ahli konservasi Henry David Thoreau Foto : wikimedia commons
Ahli konservasi Henry David Thoreau Foto : wikimedia commons

Henry David Thoreau merupakan seorang penulis dari Amerika dan filsuf terkenal dengan bukunya yang terkenal pada 1854 yaitu Walden; or, Life in the Woods. Buku ini menggambarkan pengalaman Henry tinggal sendirian di hutan selama lebih dari dua tahun dan dianggap sebagai karya penulisan alam.

Pada saat buku ini diterbitkan, banyak rekannya menganggap Henry eksentrik, dan buku itu tidak diterima dengan baik. Tetapi bagaimanapun sampai hari ini, Walden menjadi buku non-fiksi abad ke-19 yang paling banyak dibaca dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.

Hidup sederhana dan kerja sama dengan alam yang Henry jelaskan di Walden tercermin dalam usaha advokasinya untuk pelestarian alam. Dalam tulisannya berjudul Walking, ia menyatakan, “alam liar merupakan pelestarian dunia,”  yang menunjukkan bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa alam.

Dia juga menganjurkan untuk kepemilikan hutan negara dan gunung untuk perlindungan dari eksploitasi komersial. The National Wildlife Federation (NWF) mengukuhkan Henry masuk dalam Conservation Hall of Fame mereka pada 1967, dan menyebutnya sebagai pelopor konservasi.

  1. Hugh Cleghorn (1820-1895)
Ahli konservasi Hugh Cleghorn. Foto : wikimedia commons
Ahli konservasi Hugh Cleghorn. Foto : wikimedia commons

Hugh Cleghorn lahir di Madras, India dengan orang tua berasal dari Skotlandia. Dia pertama kali bekerja sebagai asisten ahli bedah dari East India Company di Rumah Sakit Umum Madras.

Cleghorn segera menjadi terpesona oleh botani, dan setelah mempelajari tanaman dan pohon selama beberapa tahun, dia mulai memberikan pidato tentang kegagalan pertanian di India, yang menjadi perhatian pemerintah India.

Dengan bantuan dari pemerintah, ia membantu mendirikan Departemen Kehutanan Madras, yang sekarang dikenal sebagai Departeman Kehutanan Tamil Nadu, organisasi konservasi hutan India pertama. Dia diangkat sebagai pengkonservasi hutan pada tahun 1856 dan duduk sebagai komisaris bersama untuk konservasi hutan kemudian pada tahun 1867.

Melalui penelitian botaninya, Cleghorn menyadari bahwa kolonisasi Inggris di India telah meningkatkan konsumsi kayu di wilayah tersebut, yang menyebabkan deforestasi. Dia mencatat bahwa pembangunan rel kereta api baru oleh Inggris mengakibatkan konsumsi kayu yang tidak lestari. Dia menyoroti budidaya kehutanan dari penjajah Inggris  yang tidak efisien dan berbahaya bagi lingkungan.

Aktivitas konservasinya tersebut berperan dalam melindungi hutan India, dan temuannya mendorong pemerintah untuk mereformasi metode budidaya kayu mereka. Di antara reformasi ini adalah pelarangan kumri, jenis budidaya yang Cleghorn gambarkan sebagai sistem yang boros dan biadab.

Saat ini, Cleghorn dikenal sebagai “bapak kehutanan ilmiah di India.” Perannya dalam mengembangkan program konservasi hutan di wilayah tersebut sangat penting dalam melindungi sumber daya alam India dari eksploitasi.

  1.  John Muir (1838-1914)
Ahli konservasi John-Muir. Foto : perpustakaan konggres Amerika
Ahli konservasi John-Muir. Foto : perpustakaan konggres Amerika

John Muir, meski masih diperdebatkan, merupakan tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Amerika. Muir yang sering disebut sebagai “Bapak Sistem Taman Nasional Amerika,” merupakan advokat untuk perlindungan dan pelestarian kawasan alam.

Dia menulis artikel tentang konservasi untuk berbagai majalah termasuk The Century, yang menjelaskan kerusakan hutan dan padang rumput di pegunungan. Tulisan-tulisannya mepengaruhi kongres untuk mendirikan sejumlah taman nasional, seperti Yosemite, Hutan Petrified, Grand Canyon, Gunung Rainier, dan Sequoia.

Robert Underwood Johnson, editor The Century yang dibantu Muir di beberapa kampanye lingkungannya, menyarankan Muir untuk membentuk sebuah organisasi untuk melindungi Sierra Nevada dari degradasi. Pada tahun 1892, Muir mendirikan Sierra Club dengan sekelompok pendukungnya.  Organisasi itu bertujuan untuk membangun taman nasional yang baru dan untuk meyakinkan pemerintah untuk lebih melindungi Yosemite. Saat ini, Sierra Club adalah organisasi lingkungan akar tapak terbesar di dunia dengan lebih dari 2,4 juta anggota.

Muir juga dikenal dalam momen berkemah tiga malam dengan Presiden Theodore Roosevelt di Yosemite pada tahun 1903. Setelah membaca buku Muir 1901, Taman Nasional kami, Roosevelt memutuskan untuk mengunjungi Muir di Yosemite, dan menyatakan, “Saya ingin menjatuhkan politik benar-benar selama empat hari dan hanya keluar di tempat terbuka dengan Anda (Muir).”

Selama kemah tersebut, Muir meyakinkan presiden untuk memperluas perlindungan lahan milik pemerintah di dalam dan sekitar Taman Nasional Yosemite setelah memperlihatkan eksploitasi sumber daya dan degradasi lahan di kawasan tersebut.

Momen tersebut sangat membekas bagi Roosevelt dan mengarahkannya untuk meningkatkan program konservasi pada masa pemerintahannya.

  1. Rachel Carson (1907-1964)
Aktivis konservasi Rachel Carson. Foto : Departemen Pertanian Amerika
Aktivis konservasi Rachel Carson. Foto : Departemen Pertanian Amerika

Rachel Carson adalah seorang ahli biologi laut Amerika dan penulis dari buku terkenal tahun 1962, Silent Spring, yang menggambarkan bahaya pestisida kimia, terutama DDT.

Dalam bukunya itu, Rachel berpendapat bahwa penggunaan pestisida menjadi ancaman serius bagi kehidupan ikan dan burung dan bisa memiliki efek berbahaya pada anak-anak.

Buku itu mendorong pemerintah Amerika Serikat untuk melarang DDT, dan Silent Spring sering dianggap sebagai motor penggerak gerakan lingkungan modern dan pengembangan Badan Perlindungan Lingkungan (Environmental Protection Agency/EPA) Amerika.

Sebelum menulis Silent Spring, Rachel bekerja untuk Badan Perikanan Amerika, kemudian berganti nama menjadi Fish and Wildlife Service, akhirnya menjadi pemimpin editor dari semua publikasi mereka pada tahun 1949.

Dia juga menulis sejumlah artikel tentang biologi kelautan untuk surat kabar dan majalah serta menerbitkan tiga buku tentang laut, yaitu Under the Sea-Wind, The Sea Around Us dan The Edge of the Sea.

Tulisan-tulisan Rachel mempengaruhi publik tentang lingkungan hidup dan banyak dari mereka menyoroti dampak aktivitas manusia yang mengubah alam. Dan buku Silent Spring mengukuhkannya sebagai salah satu pelestari lingkungan paling berpengaruh sepanjang masa.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,