Satu paus biru panjang delapan meter, terdampar di Pantai Kelurahan Ome, Tidore Utara, Kota Tidore, Kepulauan Maluku Utara, Minggu (25/9/16). Hingga Selasa pagi (27/9/16), bangkai mamalia raksasa itu belum bisa diangkat dari Pantai Ome hingga menimbulkan bau busuk menyengat ke seluruh kampung. Pada Selasa siang, akhirnya warga menenggelamkan bangkai paus ke laut.
Bangkai paus ini terdampar di pesisir pantai setelah dua hari terapung di perairan depan Kelurahan Ome. Paus terdampar sejak Sabtu (24/9/16) malam, hanya warga mengetahui sekitar Minggu pagi.
Kondisi tubuh paus saat terdampar masih utuh, diperkirakan sudah mati sekitar seminggu akhirnya berbau busuk.
Lurah Ome, Aljufri Abdullah menceritakan, warga melihat paus terapung-apung di laut depan Kelurahan Ome sejak Jumat (23/9/16). Barulah Sabtu malam bangkai paus terdampar ke pantai.
“Kita tidak mengetahui pasti kematian paus ini,” katanya.
Menurut warga, mereka sering melihat paus bermain di perairan itu.
“Kita seringkali lihat paus bermain di depan kampung ini meski jauh dari pantai. Apalagi, laut Ome berhadapan langsung laut lepas Sulawesi Utara,” katanya.
Paus terdampar dekat pemukiman hingga menebarkan bau busuk kepada warga sekitar.
“Bangkai ikan ini sulit dievakuasi karena berat ,” ucap Aljufri.
Warga sudah berusaha mengevakuasi. Warga bahkan patungan uang menyewa perahu guna menarik bangkai paus tetapi sia-sia.
“Evakuasi pertama 100 warga menggunakan tali tambang, diikatkan ke bangkai paus lalu ditarik dibantu perahu bermesin, tapi tak bisa.”
Warga juga lapor ke Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) dengan harapan ada upaya, tetapi malah dilempar ke kelurahan. Kalau kelurahan tak bisa, baru berkoordinasi ke DKP.
Warga tak menyerah. Akhirnya, Selasa siang (27/9/16), beramai-ramai warga bisa menenggelamkan bangkai paus ke laut.
Kejadian paus mati bukan kali pertama. Terhitung Agustus 2015-Agustus 2016 saja, sudah tiga paus mati terdampar di sekitar perairan Malut.
Pada Minggu (28/10/15), paus sepanjang 10 meter, berdiameter tiga meter terdampar di Pantai Desa Peleri, Makian, Halmahera Selatan (Halsel). Saat ditemukan paus diduga jantan itu masih hidup.
Ia berusaha menggerakkan tubuh menuju tengah laut. Warga berusaha menyelamatkan dengan mendorong paus ke tengah laut, Sayangnya, air laut sedang surut hingga upaya mereka tak membuahkan hasil.
“Setelah beberapa jam terdampar, paus akhirnya mati. Di perairan Pulau Makian sering terlihat paus, baru kali itu panjang 10 meter,” kata Ismet Abdullah, warga Peleri.
Tak diketahui pasti penyebab paus terdampar. Warga menduga paus kesulitan kembali ke laut dalam setelah berada di antara pulau- pulau kecil sekitar Pulau Makian dan Kayoa.
Agustus 2015, juga ditemukan paus terdampar di Pantai Desa Mangega, Kecamatan Sanana Utara, Kabupaten Kepulauan Sula. Paus sepanjang 12 meter, ditemukan warga setelah dua hari terapung- apung di Laut Sanana.
Sekujur tubuh banyak luka. Bahkan banyak darah mengalir dari tubuh satwa laut ini. Warga sekitar tak bisa memastikan paus betina itu mati karena dibunuh atau pengaruh usia.