Obama dan Masa Depan Badak Putih Afrika

Obama adalah nama seekor badak putih (Ceratotherium simum). Ia sedang mencari jati diri, dan seringkali terlihat gusar tanpa sebab.

“Obama adalah seekor badak yang tampan, sehat, dan bertingkah laku layaknya badak yang menjelang dewasa. Dia baru saja menemukan batas wilayah kekuasannya” kata Angie Genade, penjaganya, sebagaimana dikutip dari Coastweek.com.

Obama merupakan badak putih pertama yang lahir di Uganda pada 2009, setelah 30 tahun negara tersebut berharap cemas akan kepunahan badak. Nama Obama memang sebagaimana Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama, karena sang badak juga memiliki ayah dari Kenya, seperti sang presiden.

Ayah sang badak dibawa dari Solio Ranch, Kenya, pada 2005, sedangkan ibunya adalah hasil donas dari Disney Animal Kingdom di Amerika. Obama merupakan badak pertama yang lahir di Ziwa Rhino Sanctuary, Nakasongola, Uganda bagian tengah, sekitar 170 km dari ibu kota Kampala.

Tempat perlindungan ini mulai dibangun oleh Rhino Fund yang tujuannya mengembalikan populasi badak di Uganda karena badak-badak tersebut punah akibat perang saudara berkepanjangan.

Pada 1978, ada lebih dari 200 badak di Uganda, tapi pada 1982 tak ada badak lagi di negara tersebut. Program konservasi ini dimulai dengan 6 badak, 3 jantan dan 3 betina. Dan Obama adalah yang pertama lahir.

Kini, sudah ada 15 badak, dan diharapkan akan lahir lagi 2 bayi badak di Januari 2017.

“Yang menarik, dua yang akan lahir ini, mereka adalah badak uganda, karena orang tuanya lahir di Uganda” kata Genade.

Tempat perlindungan ini kini menjadi tujuan wisata populer, dan setiap tahun tak kurang dari 13 ribu wisawatan datang ke tempat tersebut.

Genade ingin menunjukkan bahwa proyek konservasi ini bisa berhasil, dan terbukti populasi badak naik, asalkan ada usaha-usaha yang serius. Lebih dari 80 petugas ranger berpatroli menjaga pagar tempat tersebut, menjaga pintu gerbang, dan memonitor badak 24 jam penuh.

Manajemen suaka badak  ini juga menjalin hubungan baik dengan penduduk sekitar, yang diperbolehkan mencari rumput di dalamnya. Cula badak juga diberi microchip, sehingga jika seorang pemburu tertangkap membawa cula, asal muasalnya bisa dilacak.

Badak putih yang berada di Ziwa Rhino Sanctuary, Uganda. Sumber: Mashada.com
Badak putih yang berada di Ziwa Rhino Sanctuary, Uganda. Sumber: Mashada.com

Genade juga menyatakan bahwa sebesar apapun upaya konservasi badak di Afrika, negara-negara yang menjadi pasar cula badak sebaiknya juga dilibatkan. Dia juga menyatakan bahwa perlindungan badak dan satwa-satwa terancam punah lain perlu dimasukkan dalam kurikulum penddikan.

Selain itu, aparat pemerintah, perusahaan-perusaan besar, juga publik figur, orang-orang yang dihormati dan dipatuhi bisa memainkan peran yang besar untuk mendesak siapapun agar tidak membeli cula badak.

Sebagai informasi, di dunia ini hanya tersisa lima jenis badak. Dua jenis di Afrika, badak hitam (Diceros bicornis) dan badak putih (Ceratotherium simum), serta tiga jenis di Asia: badak jawa (Rhinoceros sondaicus), badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), dan badak india (Rhinoceros unicornis).

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,