Kenapa Permintaan Cula Badak, Gading Gajah, dan Tulang Harimau Tinggi di Asia?

Selama beberapa tahun terakhir, perdagangan ilegal satwa telah mencapai batas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Meskipun menjadi masalah di banyak negara, namun permintaan akan bagian-bagian tubuh satwa dan produk turunannya masih tinggi, terutama di negara-negara Asia.

Direktur International Fund for Animal Welfare (Ifaw) di Asia, Grace Ge Gabriel, menjelaskan fenomena meledaknya permintaan tersebut di daratan Asia, dan apa yang telah dilakukan untuk mengurangi permintaan pasar akan bagian-bagian tubuh satwa dan semua produk turunannya.

“Budaya Asia telah ada sejak puluhan abad lalu. 3000 tahun lalu, seringkali jika ada orang sakit atau membutuhkan makanan, mereka umumnya membunuh hewan-hewan di hutan atau di alam liar. Beberapa orang sakit dikabarkan memakan salah satu bagian dari tubuh binatang tersebut, dan karena alasan tertentu, menjadi sembuh. Itulah asal mula mengapa satwa-satwa liar diadopsi ke dalam pengobatan tradisional China,” jelas Gabriel seperti dikutip dari SABC news.

Dia juga mengatakan bahwa orang masih mempercayai bahwa tulang harimau akan baik bagi tulang manusia, atau empedu beruang bisa menyembuhan kandung empedu manusia.

Gabriel menambahkan bahwa di negara-negara seperti Vietnam, mitos-mitos baru telah membuat orang percaya bahwa cula badak mampu menyembuhkan kanker dan AIDS.

Dengan ekonomi yang terus tumbuh di Asia, Gabriel menyatakan bahwa bagian-bagian tubuh satwa tersebut tak lagi dipakai untuk pengobatan, namun salah satu cara untuk menunjukkan status sosial ekonomi mereka.

Orang-orang yang berfikir bisnis juga telah memanfaatkan kondisi ini, dimana ada permintaan akan bagian-bagian tubuh satwa.

Mulai banyak wirausahawan yang membuka bisnis penangkapan satwa di alam liar, membiakkannya di peternakan, dan kemudian menjual bagian-bagian tubuh satwanya. Ini merangsang makin besarnya permintaan di pasaran, dan makin banyak satwa yang dibunuh” kata Gabriel.

Gading gajah, cula badak, dan tulang harimau paling sering diselundupkan dan diperdagangkan di negara-negara Asia. Permintaan akan tulang harimau hampir memusnahan semua spesies harimau di negara tersebut. Hal yang sama terjadi pada trenggiling.

Permintaan akan trenggiling di China begitu tinggi sehingga spesies trenggiling di negara tersebut kini hampir punah. Saat mereka kehabisan stok trenggiling di negaranya, pasar China mencarinya dari negara-negara di Asia dan Afrika untuk memenuhi tingginya permintaan.

trenggiling ni2-Belasan Trenggiling yang diselamatkan dari upaya perdagangan satwa ini langsung diamankan ke Kantor BBKSDA Sumut Jalan Sisingamangaraja Medan (Ayat S Karokaro)

Kini trenggiling adalah mamalia yang paling banyak diselundupkan dan diperdagangkan di dunia. Bagian-bagian tubuhnya dipakai untuk bahan obat, perhiasan, minuman, hewan peliharaan, bahan makanan, senin, bahkan untuk menaikkan status sosial.

Masyarakat pengkonsumsi bagian-bagian tubuh satwa tersebut dengan informasi yang salah tentang bagaimana produk-produk tersebut didapatkan.

Gabriel mengatakan bahwa Ifaw mengadakan survey di China dan mendapati bahwa 70% dari mereka tidak mengetahui bahwa gading gajah didapatkan dari gajah yan sudah mati.

“Di China, gading secara harfiah diterjemahkan menjadi “gigi gajah”. Jadi mereka berpikir bahwa ‘gigi’ tersebut adalah gigi gajah yang tanggal, dan tak ada gajah yang mati.

Di China, pemerintah telah mengurangi permintaan akan bagian-bagian tubuh satwa tersebut, dengan cara mensubsidi mereka yang membuat obat tradisional tanpa menggunakan bagian-bagian tubuh satwa. Pemerintah juga melarang lelang gading gajah, cula badak, dan tulang harimau, menangkapi para penyelundup, baik pasar biasa maupun online, dan juga mengedukasi masyarakat.

Gabriel juga mendesak agar negara-negara asal  satwa-satwa tersebut diselundupkan juga harus memainkan peran. Dia secara khusus juga mendesak agar negara-negara terutama dimana ada badak dan gajah utuk melarang perdagangan cula badak  dan gading gajah.

“Harga gading gajah naik 2-3 kali lipat, dan sudah dianggap sebagai emas putih. Banyak orang yang sebelumnya tak berminat pada gading, tiba-tiba menjumpai kawan-kawan mereka, kerabat mereka memamerkan koleksi produk-produk dari gading gajah. Gading dianggap sebagai perhiasan yang sangat putih, sangat murni, dan prestisius,” kata Gabriel.

Sumber :  Understanding Asian market demand for wildlife

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,