Hutan Girsang Sipanganbolon Simalungun Terbakar

Kebakaran hutan kembali terjadi di Hutan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Jumat (14/10/16) sore. Kobaran api melalap perbukitan di jalan lintas Siantar-Parapat. Bahkan api sudah dekat dari perumahan warga desa.

Hingga Sabtu pagi (15/10/16), kobaran api masih tampak terlihat. Asap mengepul tebal dan menutupi pemandangan di lokasi wisata Danau Toba, Parapat. Beberapa rumah warga di perbukitan nyaris dilalap api.

Menurut sejumlah saksi mata, api baru sekitar dua jam tetapi sangat besar dan cepat merembet ke pemukiman warga.

Friska Naibaho, warga desa menyebutkan, hingga Sabtu pagi tak ada petugas pemadam kebakaran dari Manggala Agni yang turun. Api terus membesar membakar hutan sebagian besar berisi pinus.

Mengantisipasi kebakaran tak merambah ke pemukiman penduduk, warga Desa Girsang Sipanganbolon, bergotong royong memadamkan api yang berdekatan dengan desa mereka.

Kepala Dinas Kehutanan Simalungun, Sarimuda, ketika dikonfirmasi terkejut ada kebakan hutan di Girsang Sipanganbolon. Dia sama sekali tak tahu ada kebakaran hutan di Girsang Sipanganbolon. Padahal saat dikonfirmasi, kebakaran sudah berlangsung enam jam.

“Waduh, terbakar lagi Girsang Sipanganbolon. Maaf saya belum dapat kabar. Sebentar saya kabari kepala bidang saya supaya segera memberitahu Manggala Agni di Parapat. Petugas terdekat disana,” katanya.

Tak berapa lama, dia mendapat kabar petugas pemadam kebakaran meluncur ke hutan yang terbakar, dan mempersiapkan alat pemadam kebakaran.

Namun,  katanya, kendala lokasi kebakaran di perbukitan dan sulit ditempuh. Pemadaman pun manual, namun upaya semaksimal mungkin.

Tampak
Tampak kabut asap menyelimuti sekitar Danau Toba, Parapat, buntut kebakaran hutan di Simalungun. Foto: Ayat S Karokaro

Menurut Sarimuda, api harus segera dipadamkan, jika tidak wisatawan bakal terganggu.

“Kita akan selidiki penyebab kebakaran. Utama saat ini, memadamkan api sembari berjalan beriringan menyelidiki penyebab kebakaran, apakah disengaja atau murni faktor alam karena kemarau. Kemiringan area membuat kami sulit bergerak bebas.”

Kebakaran di seputaran Danau Toba, sudah berulang pada Juli, Agustus dan September ini. Dari data, pada 12 Juli 2016,  kebakaran hebat di Hutan Sibolangit, Karo.

Data dari Masyarakat Peduli Api Karo, kebakaran terjadi di sejumlah titik, yaitu Desa Tongging luas terbakar 50 hektar, hutan Desa Sikodonkodon sekitar 30 hektar, Desa Sibolangit diperkirakan 30 hektar. Luas kebakaran hutan di Karo sekitar 110 hektar.

Pada Minggu, (21/8/16), kebakaran terjadi di Hutan Lindung Sipiso Piso, Kecamatan Merek, Karo. Api meluas membakar hutan yang jadi obyek wisata puncak Gunung Sipiso Piso.

Penyebab pasti kebakaran belum diketahui. Menurut sejumlah saksi, api pertama kali muncul dari Kutan Simalungun. Data Kodim 0205-TK, menyebutkan, setidaknya 200 hektar lebih hutan Sipiso Piso hangus.

Berdasarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencara (BNPB), setidaknya 2.400 hektar hutan di Samosir terbakar, belum kawasan lain. Kelompok Studi Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM) menyebutkan, hutan terbakar di lima kabupaten, yaitu,  Samosir, Toba Samosir, Simalungun, Tapanuli Utara dan Karo. Semua lahan terbakar persis di sekitaran Danau Toba.

KEBAKARAN HUTAN PINUS Api yang membakar hutan kayu pinus di Saitbuttu Saribu, Kecamatan Pam Sidamanik, Simalungun, Sumut, Senin, 22 Agustus 2016. Kebakaran hutan kayu pinus tersebut diakibatkan warga setempat yang membakar untuk membuka lahan dan musim kemarau beberapa bulan terakhir.
KEBAKARAN HUTAN PINUS
Api yang membakar hutan kayu pinus di Saitbuttu Saribu, Kecamatan Pam Sidamanik, Simalungun, Sumut, Senin, 22 Agustus 2016. Kebakaran hutan kayu pinus tersebut diakibatkan warga setempat yang membakar untuk membuka lahan dan musim kemarau beberapa bulan terakhir.

Delima Silalahi, Koordinator KSPPM, mengatakan, sebenarnya kebakaran hutan di Tano Batak sudah diamati sejak lama. Hampir setiap kemarau, seputar Danau Toba kebakaran.

Bedanya, jika kebakaran hanya di Samosir dan Toba Samosir, sekarang meluas ke Simalungun, dan Tapanuli Utara bahkan hingga ke Karo.

Di Dolok Tolong Balige, Tapanuli Utara (Taput), dan Danau Toba Samosir, kata Delima, memang langganan kebakaran setiap tahun. Begitu juga Sianjur Mula-mula, dan Tele.

Data KSPPM, setidaknya 2.000 hektar lebih perbukitan dan hutan di seputar Danau Toba kebakaran.

Sampai saat ini,  di area rawan kebakaran Tano Batak, tak ada petugas sosialisasi kepada masyarakat larangan membakar lahan. Tanda-tanda peringatan larangan membakar hutan juga tak ada.

“Pengawasan masih lemah oleh pemerintah daerah. Kecil sekali sosialisasi Posko tanggap bencana tak ada. Kami sempat lihat ada titik api, tapi mau lapor kemana, tak ada nomor di tingkat desa.”

Dia bilang, titik-titik rawan kebakaran seperti Tele, Sianjur Mula-mula, Sihotang, Dolok Tolong, Kota Balige, Taput, Huta Ginjang, Taput dan Samosir.

Seharusnya, kata Delima, antisipasi sejak dulu. Sayangnya, pengalaman tahun-tahun sebelumnya tak jadi pelajaran bagi pemerintah daerah.

Hutan
Hutan di Simalungun, yang terbakar. Foto: Ayat S Karokaro
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , ,