Nadine Alexandra yang Bangga Menjadi Duta Orangutan

Didapuk menjadi Duta Orangutan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), Nadine Alexandra Dewi Ames, Putri Indonesia 2010, hadir dalam acara pelepasan orangutan di Kantor Gubernur Kalimantan Timur, Selasa (18/10/2016).

Mengenakan kaus putih bergambar orangutan, Nadine setia mendampingi lima orangutan yang bakal dilepas di Hutan Kehje Sewen, Kutai Timur dan Kutai Kartanegara. Mereka adalah Ken, Saprol, Rafli, J-Lo dan Jamur.

Sebelumnya, gadis kelahiran London, Inggris, itu sudah menempuh perjalanan darat dari Samboja, Kutai Kartanegara menggunakan mobil ke Samarinda, Kalimantan Timur. Dia tidak merasa lelah, meski berikutnya harus menempuh ratusan kilometer, mengawal pelepasliaran orangutan hingga ke Wahau, Kutai Timur.

“Saya ditunjuk langsung oleh Yayasan BOS (BOSF) sebagai Duta Orangutan sejak 2010. Saya bangga, karena orangutan merupakan satwa liar kekayaan Indonesia yang harus dilindungi,” kata Nadine.

Lima individu orangutan yang dirilis ke Hutan Kehje Sewen. Foto: BOSF
Lima individu orangutan yang dilepasliarkan di Hutan Kehje Sewen. Foto: BOSF

Sebagai public figure, ternyata Nadine memiliki hobi yang tidak biasa. Dia gemar menjelajahi hutan, sebagaimana di Kalimantan Timur. Dia bahkan lebih nyaman tidur menggunakan tenda dan mendengar nyanyian alam di rimba Kalimantan ketimbang duduk manis di kamar mewah.

“Hobi saya memang begitu. Saya suka petualangan, menjelajah rimba Kalimantan. Unik dan menarik, tidak perlu takut dengan pekerjaan sebagai artis. Karena ini panggilan hati dan hidup itu untuk dinikmati,” ujarnya.

Nadine Alexandra saat berfoto di depan tim dari BOSF sebelum berangkat menuju Hutan Kehje Sewen. Foto: akun Facebook Nadine Alexandra
Nadine Alexandra saat berfoto di depan tim dari BOSF sebelum berangkat menuju Hutan Kehje Sewen. Foto: akun Facebook Nadine Alexandra

Dalam aksi pelepasliaran orangutan ini, Nadine sudah menjadwal kegiatannya jauh hari. Demi mengikuti momen tersebut, Nadine tidak mau menuruti seluruh kesibukannya. “Saya lihat langsung dari kandang, dibius terlebih dahulu untuk kemudian dimasukkan ke kandang kecil. Lalu, dibawa dengan mobil bak terbuka. Saya harus lihat mereka bebas di habitatnya, dan saya harus tahu bagaimana sulitnya perjuangan mereka untuk mendapatkan kembali hutan mereka.”

Meski tercatat sebagai model profesional Indonesia, Nadine tidak pernah bermasalah dengan kondisinya ketika berada di lapangan. “Aktivitas saya tidak terganggu. Saya harus melihat langsung kondisi orangutan yang ada di BOSF. Kalau tidak demikian, bagaimana saya bisa mengajak masyarakat untuk mencintai orangutan.”

Nadine tidak mempermasalahkan tubuhnya yang harus duduk belasan jam di mobil. Dia juga tidak menyoal jalanan berlubang atau berbatu. Bagi dia, mengawal orangutan hingga ke Hutan Kehje Sewen adalah kemenangan yang akan menjadi cerita di masa depan.

“Nantinya kalau saya jadi ibu, akan saya ceritakan pengalaman menyenangkan ini pada anak-anak. Ini kebanggaan tersendiri dan inilah dunia yang saya sukai.”

Nadine juga mengajak masyarakat untuk peduli orangutan. Terutama, pada habitat asli orangutan yang terus tergerus. “Hutan yang ada sekarang terus-terusan berkurang. Ketika ada berita orangutan mati karena berkonflik dengan manusia, saya sangat sedih. Saya sangat menyayangkan kondisi hutan yang rusak, karena pemilik hutan yang sebenarnya adalah orangutan.”

Nadine Alexandra saat acara #ClimbForOrangutan 2014. Kepeduliannya terhadap orangutan dilakukan dengan mengadopsi orangutan bernama Jumbo. Foto: Rahmadi Rahmad
Nadine Alexandra saat acara #ClimbForOrangutan 2014. Kepeduliannya terhadap orangutan dilakukan dengan mengadopsi orangutan bernama Jumbo. Foto: Rahmadi Rahmad

Bagi Nadine, melestarikan orangutan dan melepasliarkannya ke hutan adalah hal hebat yang harus dilakukan. Bila ada negara lain yang peduli orangutan, Indonesia yang merupakan pemilik orangutan justru harus lebih perhatian lagi. “Jika orang-orang dari negara lain saja bisa menjaga orangutan, kenapa kita pemilik aslinya tidak? Ini milik kita, kita wajib menjaga dan melestarikannya.”

Kedepan, Nadine tetap akan menggerakkan kampanye lingkungan dan pelestarian orangutan. Walau dirinya harus bolak-balik masuk rimba, dengan senang hati ia melakukannya.

“Kalau tidak dimulai dari diri kita sendiri, kapan hati orang lain akan terbuka. Kita ajak semua peduli. Tidak hanya pemerintah, yayasan, maupun pihak swasta, tapi seluruh masyarakat Indonesia. Kita bersama melindungi dan lestarikan orangutan dan hutan yang merupakan habitat asli mereka,” pungkasnya.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,