Cula Badak Senilai 91 Miliar Rupiah Ini Disita di Bandara

Seorang perempuan berkebangsaan Tiongkok, ditangkap di Bandara Internasional Phnom Penh, Kamboja, awal November ini karena kedapatan membawa 8 cula badak seberat 35 kilogram atau senilai $7 juta (Rp91 miliar).

“Lian Jianying (36), terbang dari Johannesburg, Afrika Selatan, dan transit di Singapura,” kata Chan Thettanoreak, Kepala Administrasi Kehutanan wilayah Phnom Penh, Kamboja sebagaimana diberitakan dari The Cambodia Daily.

Thomas Gray, Director Sains Wildlife Alliance, mengatakan barang sitaan tersebut diperkirakan bernilai $2.5 hingga $7 juta di pasar Tiongkok. “Cula-cula badak itu diduga berasal dari Afrika Selatan dan ditemukan dalam tas bagasi wanita tersebut.”

Thettanoreak tidak menjelaskan bagaimana Lian dicurigai dan akhirnya digeledah. Aparat imigrasi dan bea cukai Kamboja memang telah menerima pelatihan Wildlife Alliance untuk mengidentifikasi kebangsaaan para penumpang dan rute-rute transitnya. “Mereka telah menerima pelatihan secara intensif, dan hasilnya menggembirakan” kata Gray.

Salah satu motivasi untuk melakukan training  terhadap para aparat di Kamboja adalah karena Kamboja bisa menjadi wilayah penting untuk perdagangan dan penyelundupan satwa-satwa liar. Ini dikarenakan, negara-negara tetangga Kamboja sudah mengetatkan standar keamanannya.

Meskipun tujuan akhir dalam tiket Lian adalah Kamboja, namun pihak berwajib meyakini bahwa cula-cula tersebut akan dijual ke Tiongkok atau Vietnam. Di negara ini, cula badak masih menjadi simbol status sosial, dan selain itu dijadikan juga sebagai bahan obat-obatan.

Investigasi terakhir yang dikeluarkan oleh The Guardian mengungkapkan, lebih dari 1.000 badak dibunuh di Afrika Selatan tiap tahunnya. Tujuannya, untuk memenuhi permintaan pasar di Asia Tenggara yang tinggi dan terus menanjak.

 

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,