Menteri ESDM Minta PVMBG Rajin Sosialisasi Mitigasi Bencana. Kenapa?

Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengunjungi kantor Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat, (11/11/2016).

Maksud kunjungan kerja Jonan ke PVMBG untuk meninjau peralatan mitigasi kebencanaan dan menekankan pentingnya penyebaran informasi geologi kepada masyarakat, terutama informasi terkait mitigasi awal bencana.

Menurut Jonan, Badan Geologi memiliki peranan penting dalam hal mitigasi kebencanaan termasuk mitigasi bencana dan mitigasi gempa. juga aktif untuk riset-riset mengenai cadangan migas, minerba, dan sebagainya.

“Saya minta pimpinan Badan Geologi ini harus proaktif menjelaskan pada masyarakat. Kalau perlu seminggu sekali ada yang rutin dijelaskan . Misalkan, tentang rawan bencana, penurunan level muka tanah dan sebagainya . Ini harus terus disosialisi dan disimplifikasi dengan bahasa yang lebih sederhana,” ujar Jonan.

Dikatakan Jonan, eksistensi Badan Geologi sudah semestinya memberikan manfaat lebih nyata pada masyarakat. Untuk itu, sebagai unit kerja kementrian ESDM, Badan Geologi perlu melakukan sosialisasi kepada stakeholder agar manfaatnya bisa dirasakan langsung.

“Saya minta temuan – temuan di lapangan mesti disampaikan kepada stakeholder yang berwenang, agar meraka memahami upaya mitigasi awal bencana yang harus dilakukan,” kata Jonan.

Jika perlu, Jonan siap menandatangani surat peringatan untuk menghubungi langsung pemerintah daerah agar bersiap menghadapi bencana. “Kalau perlu lewat saya. Nanti saya yang akan menghubungkan supaya nantinya pemerintah daerah bisa meminimalisir potensi bencana alam itu sedini mungkin,” ucapnya.

Di samping pentingnya penyebaran informasi, Jonan juga mendorong peningkatan kualitas, teknologi, cakupan dan pengelolaan hasil penelitian Geologi, termasuk penelitian air tanah yang sedang dikembangkan.

Jonan berharap, kedepan ada komunikasi profesioal antara Badan Geologi, Badan Litbang dan Direktorat Jenderal agar menciptakan hubungan yang lebih bersinergi di lingkungan Kementerian ESDM.

Menteri Enegeri Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan saat melakukan kunjungan ke kantor Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat, (11/11/2016). foto : Donny Iqbal
Menteri Enegeri Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan saat melakukan kunjungan ke kantor Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat, (11/11/2016). foto : Donny Iqbal

Alat Pemantau Masih Jadul

Di tempat yang sama, Kepala Badan Geologi, Kementerian ESDM, Ego Syahrial mengatakan, peralatan pengamatan gunung api  sebagian besar masih mengunakan produk lama tahun 80-an. Peralatan itu, kata dia, merupakan alat pemantauan potensi pergerakan erupsi gunung api di Indonesia.

Dikatakan Ego, pihaknya berencana mengganti alat yang sudah lama dengan alat yang lebih modern. Alat yang modern itu tidak terganggu oleh aktivitas cuaca dan memiliki daya tahan yang lebih bagus ketimbang dengan yang jadul.

Diharapkan Ego, modernisasi alat kebencanaan ini dapat memberi manfaat terhadap masyarakat, khususnya agar semua pihak lebih waspada terhadap bencana.

“Karena ini berhubungan dengan proteksi terhadap masyarakat.  Sekitar 40 persen masyarakat kita tinggal di daerah – daerah yang rawan bencana, karena itu modernisasi sangat diperlukan untuk peningkatan protesi,” kata Ego.

Sejauh ini, ada 174 kejadian pergerakan tanah yang ada di Indonesia. Sebanyak 87 diantaranya terjadi di wilayah Jawa Barat. Berdasarkan catatan Badan Geologi dari 2005 hingga 2015, hasilnya menujukan jumlah korban tewas yang mencapai 3011 orang dari 1.667 kejadian pergerakan tanah yang terjadi di Indonesia.

Menurut Ego, gerakan tanah merupakan bencana yang paling banyak memakan korban jiwa serta paling berbahaya dibandingkan erupsi dan gempa bumi dengan skala besar. Ego mengatakan, Jabar memiliki wilayah yang terdiri lereng-lereng yang sifat tanahnya lebih sensitif terhadap air.

“Posisi Jabar sendiri berada di pertemuan tiga lempeng yang terus menerus bergerak setiap harinya. Akibat dari pergeseran tadi sifat tanahnya menjadi gembur. Pesatnya pertumbuhan penduduk dan masifnya alih fungsi lahan juga menjadi pemicu pergeseran tanah,” tutur Ego.

Kondisi Gunung Kendang, Jabar dari jalur pendakian Neglasari. Foto : wikiloc.com
Kondisi Gunung Kendang, Jabar dari jalur pendakian Neglasari. Alih fungsi lahan di kawasan gunung itu membuat rentan bencana. Foto : wikiloc.com

Berdasarkan hasil pemetaan,  tercatat sejumlah wilayah di Jabar memiliki potensi pergerakan yang tinggi. Hal tersebut berdasarkan data historis dan penelitian yang dilakukan Badan Geologi tiap bulannya. Daerah yang rentan bencana berada di Kabupaten Banudng Barat, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten sukabumi.

Banyaknya Gunung Api Kota

Staf Ahli Kebencanaan, Kementerian ESDM, Surono mengatakan, saat ini jumlah gunung api kota, yakni gunung api yang berdekatan dengan wilayah perkotaan, jumlahnya semakin bertambah.

“Sekarang banyak sekali muncul gunung api kota yang bertambah jumlahnya akibat dari meningkatnya populasi penduduk serta penataan ruang yang tidak konsisten,” kata Surono.

Surono menyebutkan, jika Gunung Tangkubanperahu di perbatasan Bandung Barat terus dikembangkan, nantinya akan menjadi permasalah baru bagi pemerintah. Gunung Guntur, misalnya mesti diwaspadai, Sebab telah ratusan tahun gunung tersebut belum meletus. Dikatakan Surono, erupsi Gunung Guntur di Kabupaten Garut diprediksi bisa menyerupai letusan Gunung Merapi di Yogyakarta yang dominan dengan wedus gembel atau awan panas.

Menurut Surono, PVMBG sebetulnya sudah pernah menyebarkan peta daerah rawan bencana gunung api pada masing-masing pemerintah daerah/kota yang berdekatan dengan gunung api. Tetapi, peta itu sudah tidak dihiraukan lagi oleh pemangku kepentingan karena lebih mengutamakan pembangunan yang masif seperti pemukiman penduduk, pertanian dan pembangunan kawasan pariwisata di seputaran gunung api.

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,