Selat Lembeh, bukanlah lagi nama yang aneh atau terdengar asing di kalangan penyelam. Selat yang terletak di sebelah Kota Bitung, Sulawesi Utara, memisahkannya dengan Pulau Lembeh. Ini karena bawah laut Selat Lembeh, sudah dikenal penyelam dari segala penjuru dunia sebagai gudangnya makhluk-makhluk yang unik dan aneh. Banyak makhluk unik yang tertangkap kamera di selat ini, seperti nudibranch, frogfish, pipehorse dan masih banyak lagi.
Masuk ke dalam administrasi Kabupaten Bitung, Selat Lembeh menjadi daerah tujuan wisata selam yang tak pernah sepi akan pengunjung. Ini karena lokasinya yang terlindung dari angin, sehingga aman untuk diselami sepanjang tahun. Banyak foto-foto bawah laut yang ditunjukan oleh para fotografer bawah laut kelas dunia, yang diambil di Selat Lembeh.
Tetapi di samping itu semua, ada cerita yang cukup unik dari selat yang terkenal ini. Selain terkenal akan makhluk-makhluk ajaibnya, Selat Lembeh juga terkenal akan sampahnya.
Banyaknya pabrik pengalengan ikan di Bitung, cukup menunjukan bahwa Pelabuhan Bitung, yang terletak di Selat Lembeh, merupakan salah satu tujuan utama di timur Indonesia untuk menyetor ikan hasil tangkapan nelayan, baik untuk ukuran kecil maupun besar. maka tak heran, bila Selat Lembeh pun selalu dilalui kapal-kapal nelayan berbagai ukuran yang akan berlabuh di Pelabuhan Bitung. Dan ini menimbulkan akibat sampingan yang memang sulit untuk dikontrol oleh yang berwenang, yaitu sampah.
Setiap kali menyelam di Selat Lembeh, kita pasti akan menemukan banyak sampah bertebaran di dasar laut. Mulai dari plastik sampai ke pakaian bekas dan kaleng makanan.
Banyaknya sampah ini, walaupun cukup merusak pemandangan, ternyata tidak selalu berimbas negatif. Ini karena, sampah-sampah itu selama ini telah menjadi rumah bagi makhluk-makhluk yang menjadi kebanggan Selat Lembeh.
Banyak mahluk laut Selat Lembeh menggunakan sampah sebagai media, untuk meletakan telur mereka dan menggunakannya untuk berlindung dari para predator mereka.
Mereka bisa menyamarkan keberadaannya diantara sampah-sampah yang bertebaran. Sehingga para fotografer harus jeli memperhatikan di sekeliling sampah itu, apakah ada mahluk uniknya atau tidak. Walupun begitu, tetap saja, harus ada aturan yang mengatur tentang sampah ini, agar tidak semakin menggunung dan membahayakan mahluk yang lainnya, yang mengira bahwa sampah adalah makanan mereka, seperti penyu
Apalagi Oktober 2016 kemarin, Festival Pesona Selat Lembeh baru saja diadakan. Sehingga mau atau tidak mau, segenap pihak yang terkait bekerjasama untuk menjaga Selat Lembeh, agar bisa lebih mempesona dan mendunia, serta menjadi salah satu aset Indonesia yang tidak bisa diabaikan begitu saja.