Surat Ini Berisi Permintaan Agar Gajah Sumatera Dipindahkan ke Bali. Menurut Anda?

PT. Bakas Aneka Citra Wisata Tirta, melalui surat Nomor: 70/BLR/X/2016, mengajukan permohonan penambahan koleksi satwa liar gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) guna kebutuhan di lembaga tersebut.

Keinginan itu disampaikan Direktur PT. Bakas Aneka Citra Wisata Tirta, I Nyoman Levi Suwetha, 31 Oktober 2016, yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan ditembuskan ke BKSDA Bali dan BKSDA Bengkulu.

Dalam surat dijelaskan, koleksi gajah yang dimiliki lembaga tersebut sebanyak delapan individu: lima jantan dan tiga betina. “Guna pemurnian genetik dan menjalankan program konservasi, penambahan koleksi gajah sumatera betina sebanyak 17 individu diperlukan agar tercapai kebutuhan sex ratio.

Terkait permintaan surat tersebut, Ketua Forum Konservasi Gajah Indonesia (FKGI) Krismanko Padang, menilai kebutuhan tersebut bukan untuk pemurnian genetik. Tetapi lebih cenderung pada kepentingan bisnis. “Saya sudah baca suratnya. Kalimat pemurnian genetik itu hanya pemanis,” tuturnya awal pekan ini.

Gajah Sumatera, habitatnya semakin terpinggirkan. Foto: Rhett Butler
Gajah Sumatera, habitatnya semakin terpinggirkan. Foto: Rhett Butler

FKGI jelas menolak pemindahan gajah sumatera dari habitat in-situ ke ex-situ dan dalam waktu dekat akan mengirimkian surat  ke Dirjen KSDAE. “Mengapa tidak meminta ke taman safari atau lembaga konservasi lain yang memiliki koleksi dalam jumlah banyak saja? Atau ke lembaga yang telah berhasil mengembangbiakan?” Jadi dari ex-situ ke ex-situ, bukan dari in-situ ke ex-situ,” kata Krismanko.

Senada, Bengkulu Heritage Society juga akan mengirimkan surat ke Dirjen KSDAE perihal penolakan. “Sangat tidak setuju. Gajah sumatera merupakan warisan dunia di Pulau Sumatera yang tiada tara nilainya. Harusnya, mereka menghormati itu, bukan malah ingin memindahkannya dari habitat asli,” ujar Asnody Restiawan, Ketua Bengkulu Heritage Society.

Jika ingin melakukan pemurnian genetik, sambung Asnody, mestinya gajah sumatera koleksi PT. Bakas Aneka Citra yang dipindahkan ke Bengkulu atau habitat asli. Bila berkembang biak, maka populasi gajah sumatera di habitat aslinya juga akan bertambah. “Di sisi lain, keinginan tersebut seakan menganggap Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu – Lampung tidak mampu untuk menambah gajah sumatera mereka rawat.”

Mongabay Indonesia telah menghubungi nomor telepon seperti yang tertulis di surat. Namun, bukan I Nyoman Levi Suwetha yang mengangkat, melainkan Nengah Sukarta yang bertugas di bagian sumber daya manusia. Nengah memberikan nomor telepon I Nyoman Merte yang bertugas di bagian Humas. Namun, I Nyoman Merte pun tidak mengangkat telepon saat dihubungi. Begitu pula terhadap pesan singkat yang dikirimkan, tidak direspon.

Sebagaimana dituliskan di di laman Bakas Anventure, Bakas Levi Rafting Elephant Tour Bali memiliki paket mengamati dan mengendarai gajah. Untuk mengamati gajah meliputi paket 15 menit, 30 menit, 40 menit dan 60 menit. Ditambah fasilitas lainnya, biaya yang dikenakan untuk paket mengendarai gajah ini, mulai dari US $ 52 hingga US $ 330.

Surat yang dikirimkan PT. Bakas Aneka Citra Wisata Tirta akan permintaan gajah sumatera. Dok. BKSDA Bengkulu - Lampung

Surat yang dikirimkan PT. Bakas Aneka Citra Wisata Tirtauntuk permintaan gajah sumatera. Dok. BKSDA Bengkulu - Lampung

Surat yang dikirimkan PT. Bakas Aneka Citra Wisata Tirtauntuk permintaan gajah sumatera. Dok. BKSDA Bengkulu - Lampung
Surat yang dikirimkan PT. Bakas Aneka Citra Wisata Tirta untuk permintaan gajah sumatera. Dok. BKSDA Bengkulu – Lampung

Konservasi gajah

Kepala BKSDA Bengkulu – Lampung Abu Bakar tidak menampik keberadaan surat PT. Bakas Aneka Citra Wisata Tirta itu. “Iya betul, tembusannya (surat) sampai ke kami. Sebagai pelaksana tugas, kami bergantung pada keputusan pusat (KLHK). Jika pemerintah pusat mengizinkan dan memerintahkan untuk memindahkan, kami lakukan sesuai instruksi. Begitu pula sebaliknya, bila tidak diizinkan akan kami tolak,” jelas Abu, Minggu (26/11/16) pagi.

Abu tidak keberatan bila KLHK memberi izin. “Apa hakikat konservasi gajah, itu yang sebenarnya penting untuk dipahami. Gajah harus sejahtera dan harus bisa berkembang biak. Kalau tidak sejahtera dan tidak bisa berkembang biak, sama saja dengan memasukan gajah dalam penjara. Melihat kondisi gajah di PLG Seblat, saya juga punya rencana program pengembangbiakan dengan lembaga konservasi mulai tahun depan.”

Bila KLHK menyetujui pemindahan gajah sumatera yang ada di PLG Seblat, kemungkinan tidak sebanyak 17 individu, sebagaimana yang  tertera dalam surat. “Gajah sumatera di PLG Seblat hanya 12 individu. Tidak mungkin semuanya dipindahkan. Kalau pemerintah pusat memberi izin, kami pasti akan periksa dan seleksi ketat,” ujar Abu.

Sebelumnya, Kebun Binatang Gembiraloka Yogyakarta juga berhasil memindahkan dua individu gajah sumatera dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Seblat, Bengkulu, awal 2015. Surat yang diajukan PT. Bakas Aneka Citra Wisata Tirta ini, seakan ingin mengikuti jejak “kesuksesan” translokasi tersebut meski telah ditentang para pegiat lingkungan.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,