Di Musim Penghujan, Ada Pulau Kecil Muncul di Lahan Gambut

Saat musim kemarau, ditambah kebakaran, suasana lahan gambut di Dusun III, Desa Riding, Kecamatan Pangkalanlampan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, sangatlah gersang. Panas, gerah, dan sesak. Namun saat musim penghujan tiba, seperti Mongabay Indonesia kunjungi pada Jum’at (02/12/2016) lalu, lokasi gambut yang terendam air itu bak danau luas. Selain itu, bermunculan pulau-pulau kecil.

Ternyata pulau-pulau kecil yang ditumbuhi sejumlah tanaman tersebut merupakan kandang kerbau yang diternakan masyarakat. Kerbau-kerbau yang disebut sebagai “kerbau rawa” itu merupakan kerbau yang dipelihara masyarakat sebagai pekerja seperti penarik gerobak, juga sebagai penghasil susu dan pedaging.

Selain itu, sejumlah burung, terutama burung bangau, belibis, tampak hidup damai bersama sejumlah warga yang mencari ikan dengan memancing atau menangkul.

“Saat musim penghujan, suasana di sini cukup indah dan damai. Terutama menikmatinya dari pondok,” kata Heru Slamet, warga Desa Riding, yang mendampingi saya ke lokasi.

Namun, lantaran kandang-kandang tersebut terendam air, sebagian kerbau bermalam atau tidur di jalanan belum beraspal. Akibatnya, sejumlah ruas jalan dijadikan lubang untuk berendam.

Selain itu, keberadaan kerbau-kerbau juga menjadi ancaman bagi Suaka Margasatwa Sebokor Padang Sugihan yang berbatasan dengan Desa Riding. Ancaman itu saat musim kemarau, ketika kerbau-kerbau masuk ke suaka margasatwa, menuju padang rumput.

Menariknya, padang rumput yang terendam air saat musim penghujan itu tetap dimasuki kerbau. Kepalanya, untuk beberapa saat masuk ke dalam air, memakan rumput yang terendam.

“Kerbau yang diternakan di sini jumlahnya sekitar seribu ekor. Ada milik warga di sini atau juga dari luar Riding,” jelas Heru.

Kerbau-kerbau yang berada di jalan Desa Riding, Kecamatan Pangkalanlampan, Kabupaten OKI, Sumsel. Sebelah kiri merupakan Suaka Margasatwa Sebokor Padang Sugihan. Foto: Taufik Wijaya
Kerbau-kerbau yang berada di jalan Desa Riding, Kecamatan Pangkalanlampan, Kabupaten OKI, Sumsel. Sebelah kiri merupakan Suaka Margasatwa Sebokor Padang Sugihan. Foto: Taufik Wijaya

Dulu, jumlah kerbau yang dipelihara mencapai lima ribu ekor. Lantaran sebagian besar kawasan rawa gambut menjadi konsesi HTI (Hutan Tanaman Industri) dan perkebunan sawit, jumlahnya berkurang.

Keberadaan kerbau yang diternakan ini memang cukup menarik perhatian masyarakat yang saat ini kesulitan melihat kerbau liar di hutan. “Kawan-kawan yang datang pasti ingin melihat kerbau-kerbau ini. Banyak di antara mereka yang sudah lama bahkan tidak pernah melihat kerbau.”

Rata-rata berat kerbau di Riding berkisar 300 – 360 kilogram saat dijual ke pasaran. “Permintaan kerbau dari Riding cukup tinggi,” kata Heru mengenai kerbau yang populasinya berkembang di Indonesia, Pakistan, India, Bangladesh, Nepal, Vietnam, Bhutan, Filipina, Thailand, dan Taiwan ini.

Terhadap potensi kerbau, dua tahun lalu Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin merencanakan pemanfaatan lahan gambut untuk peternakan kerbau rawa. Selain di Kabupaten OKI, pengembangan juga dilakukan di Kabupaten Banyuasin.

Ada dua jenis kerbau yang diternakan masyarakat, berbulu hitam dan abu-abu. Yang berbulu hitam umumnya kerbau yang sudah beratus tahun diternakkan di rawa gambut Riding. Selain berbulu hitam, kepalanya besar, telinga panjang, tanduk pendek yang melingkar ke belakang.

Kerbau digunakan sebagai tenaga angkutan di Desa Riding, OKI. Foto Benyamin Lakitan
Kerbau digunakan sebagai tenaga angkutan di Desa Riding, OKI. Foto Benyamin Lakitan

Gula puan

Selain dijual sebagai pedagingan, kerbau-kerbau di Riding juga dimanfaatkan susunya dan sebagian kecil dijadikan pekerja. Susu kerbau ini tidak banyak dikonsumsi dalam keadaan segar. Umumnya, diolah menjadi gula puan, sagon puan, dan minyak kerbau. Sejak masa kolonial Belanda hingga saat ini, gula puan digunakan masyarakat untuk olesan roti. Gula puan digunakan sebagai pengganti keju. Menurut sejumlah pihak susu kerbau ini sangat cocok untuk makanan pizza.

“Saya pikir, jika Pemerintah Sumsel memberdayakan masyarakat di sini dengan peternakan kerbau, dan menjadikan kawasan ini sebagai sentra gula puan, saya percaya kehidupan masyarakat akan lebih makmur. Mereka tidak akan bergantung penuh pada hasil pertanian mengolah gambut, yang sebagian besar tidak lestari,” katanya.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,