Pesona Kebun Teh Bah Butong, Bersyukur Batal jadi Sawit

Kebun teh Bah Butong, begitu biasa orang menyebut kebun yang terletak di Kecamatan Sidamani, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara ini.

Hamparan sawah dan tanaman jagung menemami perjalanan menuju ke kebun ini. Bukit hijau menyegarkan mata.

Saat melintas di Jalan raya Sidamanik, terlihat sejumlah desa. Tampak Desa Sinaman, warga mulai kembali ke rumah setelah seharian bekerja di kebun. Jagung juga terlihat di Desa Sinaman dan Desa Manik Saribu. Di Desa Sait Butu, tampak air mengalir di gorong-gorong menuju ke lahan pertanian cabai dan persawahan.

Di selatan, terlihat Pegunungan Dolok Simanuk-manuk, sebelah utara Gunung Dolok Simbolon. Arah barat akan terlihat Pegunungan Simarjarunjung.

Kebun teh Bah Butong, dikelola perusahaan BUMN, PTPN IV, berkantor di Medan. Menuju daerah ini, menempuh jarak sekitar 26 kilometer dari Kota Pematang Siantar, kalau dari Medan 155 kilometer.

Karena pemandangan yang mempesona, perkebunan ini menjadi salah satu tujuan wisatawan, sebelum melanjutkan wisata ke Danau Toba.

Data dari PTPN IV, luas hak guna usaha kebun teh ini 2.684 hektar, dengan ketinggian mencapai 890 meter dari permukaan laut (Mdpl). Jenis tanaman teh terdiri dari klonal atau gambung group.

Warga menyiapkan penginapan bagi wisatawan yang ingin tinggal.

Sambil menyerup teh Sidamanik dengan rasa agak kelat dengan sedikit pahit, kita akan menikmati kebun teh nan hijau, diiringi musik gondang Batak yang merdu.

Kebun teh Bah Butong. Kebun kelola PTPN ini sempat akan berubah menjadi sawit. Penolakan terjadi. Bersyukur, niat menyeramkan akan mengubah hamparan tanaman di ketinggian yang menjadi penjaga kawasan itu, batal. Foto: Ayat S Karokaro
Kebun teh Bah Butong. Kebun kelola PTPN ini sempat akan berubah menjadi sawit. Penolakan terjadi. Bersyukur, niat menyeramkan akan mengubah hamparan tanaman di ketinggian yang menjadi penjaga kawasan itu, batal. Foto: Ayat S Karokaro

Berkat pemandangan indahnya, tak sedikit melakukan sesi pemotretan pra nikah di perkebunan teh ini. Karena minat wisatawan tinggi ke sini, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sumut, menempatkan kebun teh Bah Butong di Sidamanik salah satu destinasi wisata selain Danau Toba.

Ada satu cerita hingga keindahan kebun ini bisa dinikmati sampai sekarang. Kala Menteri BUMN Dahlan Iskan, PTPN IV ini ingin mengajukan konversi kebun teh menjadi perkebunan sawit. Alasannya, keuntungan sawit lima kali lipat lebih tinggi dari daun teh. Bersyukur, Dahlan menolak, sama sekali tak setuju perubahan itu dengan alasan apapun.

Gurning Sidamanik, tetua adat disana mengatakan, ada cerita khusus mengenai kebun teh Sidamanik ini. Kebun teh ini dibuka 1917 oleh Nederland Hand Maskapai (NV.NHM). Banyak sekali warga lokal bekerja disini sebagai pemetik dan menyemprot hama daun teh. Pabrik pertama didirikan 1927 dan mulai beroperasi 1931.

Untuk mendapatkan kualitas teh sangat baik, kata Opung Gurning, begitu biasa disapa, mencari daerah dengan ketinggian tertentu antara 800-1.200 Mdpl.

“Coba kalian rasakan teh Sidamanik ini. Rasa nikmat. Kelatnya sangat terasa di bibir. Itu yang dicari pecintah teh,” katanya.

Dulu, katanya, banyak warga bekerja di sini,  karena sudah pakai mesin, sebagian besar warga tak lagi bekerja. Mereka berkebun jagung, padi dan cabai. Ada juga membuka penginapan dengan “menjual” kebun teh ini sebagai obyek wisata alam, selain Danau Toba.

“Jadi yang saya ketahui, kebun teh disini ada kebun teh Sidamanik, Toba Sari, dan Bah Butong. Tertua Bah Butong. Semua memiliki cukup khas. Dulu ada kebun teh Sibosar, Bah Birung Ulu, dan Marjandi. Sayangnya,  semua jadi sawit. ”

Berdasarkan data PTPN IV, ada sejumlah negara di Eropa yang menjadi langganan tetap teh Bah Butong ini, seperti Jerman, Belanda, Irlandia, Inggris, Italia, Prancis dan Spanyol.  Negara lain, yaitu Mesir, Syria, Iran dan Irak. Singapura, Malaysia, Tiongkok, Taiwan dan Amerika.

Teh Bah Butong, dengan rasa agak kelat dan sedikit pahit. Foto: Ayat S Karokaro
Teh Bah Butong, dengan rasa agak kelat dan sedikit pahit. Foto: Ayat S Karokaro
Hamparan sawah di sepanjang jalan menuju Bah Butong. Foto: Ayat S Karokaro
Hamparan sawah di sepanjang jalan menuju Bah Butong. Foto: Ayat S Karokaro
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , ,