Demi Rumah Lebih Baik, Gajah-gajah Sumatera Ini Pindah ke Barumun

Tiga gajah Sumatera dari Aras Napal, Langkat, pindah ke Suaka Margasatwa Barumun,  dua pekan lalu. Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut), memberangkatkan dua gajah betina, Tanti dan Aini dan satu jantan, Dion itu, pakai truk besar dengan perjalanan selama 10 jam lebih melintasi jalur lintas Sumatera. Harapannya, di tempat baru, mereka mendapatkan habitat lebih baik.

Sebelum translokasi, tim dokter hewan dari Veterinary Society for Sumatran Wildlife Conservation (Vesswic), memeriksakan medis secara menyeluruh. Pemindahan ini untuk mengantisipasi hal tak diinginkan, seperti gajah tak sehat, hingga bisa mengancam keberlangsungan hidup.

Herbert Aritonang, Kepala Seksi Wilayah II Stabat, BBKSDA Sumut, mengatakan,  saat translokasi ke SM Barumun, ada sedikit kekhawatiran di tengah jalan gajah mengamuk. Mengingat mereka lebih 17 tahun tak pernah naik kendaraan dengan jarak cukup jauh.

Sepanjang perjalanan,  dari Langkat ke Barumun, tim medis terus mengawasi cukup seksama. Kekhawatiran terbantahkan, karena sepanjang perjalanan, mereka terlihat tenang, tak ada perlawanan hingga sampai Barumun.

Dia bilang, alasan utama ketiga gajah pindah ke Barumun, agar berkembang lebih baik dan kesehatan terjaga.

Di Aras Napal, katanya, gizi ketiga gajah sudah jinak ini dianggap kurang baik. Satu gajah sudah mati karena kurang gizi. Apa penyebabnya, tim medis mendalami.

Gajah menuju Barumun. Foto: Ayat S Karokaro
Gajah menuju Barumun. Foto: Ayat S Karokaro

Selama ini, ada sejumlah pawang gajah (mahout) dan beberapa orang dipercaya merawat gajah. Ada organisasi lingkungan menangani, namun dianggap tak maksimal, maka memutuskan merelokasi ketiga gajah ini.

Menurut dia, di SM Barumun, tim medis dan petugas tanggungjawab merawat gajah, cukup berpengalaman. Hutan juga masih bagus dengan makanan berlimpah.

“Di Barumun, gajah bisa menyesuaikan diri karena alam masih cukup baik. Makanan berlimpah. Tim yang menangani lebih berpengalaman, diharapkan bisa merawat satwa dengan baik, ” ucap Herbert.

Data BBKSDA Sumut, gajah Sumatera yang jinak ada di sejumlah lokasi di Sumut. Salah satu, di Holiday Resort Sibolangit,  ada lima gajah jinak.

Sebelum ini, ada  delapan gajah berhasil dirawat. Di Aras Napal, ada tiga, semua pindah ke Barumun, hingga total 11 gajah.

Herbert mengatakan, ketiga gajah ini pada 1998 didatangkan dari Way Kambas. Satwa-satwa ini dulu untuk penanganan konflik gajah Sumatera di Aras Napal, Langkat. Mereka tim patroli penjaga Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

Dokter Hewan Anhar Lubis, tim medis Vesswic, mengatakan, hasil pemeriksaan medis ada masalah kesehatan umum terutama Aini.

Satu bulan sebelumnya kena virus karena limposit meninggi waktu pemeriksaan darah. Saat ini proses penyembuhan. Kondisi kesehatan terus membaik, maka Vesswic mengusulkan segera pindah ke Barumun untuk penyembuhan lebih baik lagi.

Untuk tiga gajah Aras Napal ini, fokus utama tindakan penyelamatan, pengawasan kondisi kesehatan pada tahap penyembuhan. Pengobatan dan pemberian multi vitamin serta pengawasan ketat.

Anhar bilang, di rumah baru Barumun, dengan lingkungan berhutan bisa dipastikan mereka dapat beradaptasi. Di Barumun, sedikit terbuka, tetapi daerah tinggi. Penempatan gajah-gajah ini juga di wilayah-wilayah hampir mirip dengan Aras Napal. “Tiga gajah ini, ditempatkan di area banyak tanaman, dipisahkan dari delapan gajah lain.”

Setelah belasan jam dalam truk, tiga gajah inipun tiba di SM Barumun. Foto: Ayat S Karokaro
Setelah belasan jam dalam truk, tiga gajah inipun tiba di SM Barumun. Foto: Ayat S Karokaro
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , ,