Pesona Pohon Natal Berbahan Daur Ulang ala Nangalimang

Menjelang Natal, hari raya keagamaan umat Kristiani, banyak dijumpai pohon natal yang dibuat beraneka ragam dengan berbagai bahan baku yang mudah diperoleh di sekitar kita.

Tapi ratusan “Pohon Natal” yang berjejer di pinggir jalan negara sepanjang lebih kurang tiga kilometer bisa dikatakan sesuatu yang jarang ditemui. Bukan hanya tidak terbuat dari pohon hidup, deretan pohon natal ini terbuat dari bahan daur ulang sampah, seperti botol plastik dan bahan limbah lainnya.

Adalah warga Kelurahan Nangalimang, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka yang memanfaatkan aneka limbah yang dihiasi lampu berwarna-warni.

“Sangat kreatif dan lampunya menarik di malam hari. Ini sebuah bentuk kreatifitas yang bagus, apalagi pohon natal terbuat dari bahan daur ulang limbah bekas,” sebut Adrianus Taka, salah seorang pengendara motor yang kebetulan lewat.

Menurutnya suasana kota dan lingkungan menjadi lebih meriah dan terkesan ramah.

Pohon natal yang terbuat dari bekas rak tempat meletakan telur. Foto: Ebed de Rosary
Pohon natal yang terbuat dari bekas rak tempat meletakan telur. Foto: Ebed de Rosary

 

Terkait Lomba Kebersihan

Nangalimang, merupakan sebuah wilayah kelurahan dengan penduduk sebanyak 3.270 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 846.

Lurah Nangalimang, Maria Getrudis Alestri saat ditemui Mongabay (19/12) menyebutkan, ratusan pohon Natal yang terpajang di sepanjang jalan negara Trans Flores Maumere-Ende merupakan salah satu ide untuk memeriahkan Natal sekaligus ajang lomba kebersihan lingkungan di wilayah kelurahan.

“Pohon natal ini merupakan media untuk memacu kreatifitas dan kesadaran warga agar mencintai kebersihan dan memelihara lingkungan, lewat bahan limbah untuk diolah menjadi karya seni,” tuturnya.

Pohon Natal ungkap Lurah 32 tahun ini, merupakan salah satu rangkaian dari lomba kebersihan tingkat rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW)  di Kelurahan Nangalimang.

Lurah Nangaliman, Maria Getrudis Alestri S. Tiwa di sebelah pohon natal dari bahan daur ulang yang dibuat warga. Foto: Ebed de Rosary
Lurah Nangaliman, Maria Getrudis Alestri S. Tiwa di sebelah pohon natal dari bahan daur ulang yang dibuat warga. Foto: Ebed de Rosary

Kebersihan lingkungan RT dan RW yang dinilai meliputi kerapihan pagar, kerapihan dan kebersihan halaman rumah di lingkungan, kebersihan drainase dan di lorong-lorong jalan lingkungan.

Mongabay yang menyusuri sepanjang ruas jalan menemukan pohon natal yang dihias  berbagai ornamen, termasuk botol plastik bekas air mineral, gelas minuman plastik, botol kaca, ranting pohon dan juga rak telur ayam yang dicat.

Botol-botol plastik bekas di cat berwarna-warni dan dipasangi lampu dan digantung di ranting-ranting pohon. Botol-botol kaca disusun menjulang tinggi berbentuk kerucut. Dibawahnya diletakan ban-ban mobil bekas yang di cat warna-warni terang.

Rata-rata semua bahan bekas tersebut dibentuk kerucut, menjulang meniru pohon cemara ikon pohon natal.

Ketua RT 08, Stefen Roli, menyebut warga amat antusias dengan lomba kebersihan lingkungan yang digabung dengan lomba menghias pohon natal itu.

Saat dijumpai Stefen bersama warganya sedang mengecat hiasan lampion Natal yang berasal dari botol air minuman bekas.

“Kami juga swadaya kumpul uang untuk membeli lampu natal guna menghias pohon,” terang Stefen.

“Ini kegiatan baru di kelurahan kami, bahkan di Kabupaten Sikka. Semua warga terlibat, saling gotong royong mengerjakannya.”

Karena banyak warga yang bekerja, maka untuk menyiapkan pohon natal dan dekorasi lain, menurut Stefen diperlukan waktu sekitar dua minggu. Waktu sengaja dipilih sore atau malam agar semua warga dapat terlibat.

Pohon Natal yang terbuat dari gelas plastik minuman bekas di depan halaman rumah warga. Foto: Ebed de Rosary
Pohon Natal yang terbuat dari gelas plastik minuman bekas di depan halaman rumah warga. Foto: Ebed de Rosary

Lurah Maria pun mengapresiasi semangat warga ini.

“Yang paling penting bagi saya nilai kebersamaannya, jika lingkungan bersih warga akan dapat menikmatinya,” jelas Maria, lurah yang telah menjabat sejak 2014 ini.

Menurut Maria, semangat warga dalam menjaga kebersihan mengalami peningkatan drastis. Seperti aksi bersih setiap Jumat sore, maka warga kampung semua terlibat.

“Saya kenakan sanksi apabila ada warga yang tidak peduli dengan kebersihan. Saya  akan panggil dan berikan teguran agar masyarakat juga bisa tertib. Sebab dengan adanya lingkungan bersih masyarakat bisa sehat.”

Dampak dari kebersihan lingkungan pun mulai nampak di Nangalimang. Tahun 2016 penyakit demam berdarah tidak ditemukan lagi di wilayah ini, padahal pada tahun-tahun sebelumnya ada beberapa warga yang terkena penyakit ini.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,