Tahun 2008, foto-foto suku asli yang diyakini belum pernah ditemukan sebelumnya di kawasan terpencil di hutan hujan Amazon menjadi bukti, di dunia yang moderen dan terkoneksi ini, masih tersisa komunitas-komunitas yang hidup dalam isolasi sempurna dari apa yang kita sebut ‘peradaban’. Kini, foto-foto terbaru yang oleh para ahli dipercaya sebagai kelompok masyarakat yang sama, dengan yang ditemukan pada 2008, semakin memberikan gambaran jelas tentang budaya dan cara hidup mereka.
Fotografer dari Brazil, Ricardo Stuckert mengambal foto-foto komunitas tersebut dari helikopter saat melakukan riset di negara bagian Acre, wilayah barat Brazil, dekat perbatasan Peru. Foto-foto ini mengungkap body paint yang rumit, gaya rambut, dan persenjataan mereka.

José Carlos Meirelles, yang juga ikut dalam riset, mengatakan bahwa kemungkinan besar mereka adalah suku yang sama seperti yang ditemui pada 2008. Suku ini semi-nomadik, berpindah-pindah setiap empat tahun sekali.
Baca: Suku Terasing di Amazon yang Menghadapi Ancaman Hidup
Foto-foto tersebut, sebagaimana dilansir dari IFL Science, memperlihatkan rumah beratapkan jerami yang disebut sebagai maloca, juga persenjataan tradisional mereka. Terlihat satu anggota suku mengancam para kru helikopter dengan panah.

Menurut Stuckert, anggota-anggota suku itu terlihat ingin tahu, dan tidak takut. Ada rasa keingintahuan yang sama antara fotografer dengan objek yang difoto.
Meski anggota suku yang diprediksi mempunyai 300 anggota ini terlihat sehat, para antropolog prihatin akan banyaknya penambang ilegal dan perambah hutan yang dalam waktu dekat bisa masuk ke wilayah mereka.

Sebelumnya, kontak orang luar, dalam hal ini bangsa barat, dan suku asli telah menimbulkan petaka besar bagi suku asli Amazon. Terjangkitnya wabah penyakit yang meyerang anggota suku yang tak punya kekebalan tubuh, juga kadang kekerasan fisik, telah menghilangkan suku-suku asli di masa lalu. Sejarah yang bisa saja terulang.

Suku yang difoto ini memang tinggal di kawasan terlindungi, dan siapa saja yang nekad masuk bisa dihukum berat. Namun, kawasan ini begitu dekat dengan Peru yang tidak seketat Brazil, mengawasai kawasan ini. Jarak antara tempat tingal suku ini dengan para penerobos hutan makin dekat, pertanda bahwa bahaya kepunahan itu semakin nyata.