Pemerintah Indonesia dan Belanda bekerjasama membangun jembatan Pancasila-Palmerah di Nusa Tenggara Timur (NTT). Jembatan yang akan membentang sepanjang 800 meter itu, menghubungkan Flores dan Pulau Adonara. Ia dilengkapi turbin yang bisa menghasilkan aliran listrik memanfaatkan arus laut.
“Ini sudah jadi pembicaraan Perdana Menteri Belanda bersama Presiden Jokowi beberapa waktu lalu,” kata Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan di Jakarta, Rabu (11/1/17).
Potensi listrik arus laut wilayah itu 300 MW. Rencananya, tahap awal membuat 30 MW. “Itu bertahap, kita ujicoba dulu. Kebetulan kebutuhan disana kira-kira itu. Sekarang keseluruhan NTT sudah ada 150 MW,” katanya.
Proses konstruksi akan selesai 2018. Jika pembangunan berhasil, NTT akan mempunyai cadangan listrik 40-45 MW. Harapannya, bisa menopang pertumbuhan ekonomi daerah.
“Sekarang kita mempelajari harga. Belanda mengajukan 16 sen per KWH. Kita meminta di bawah itu. Mereka yang kasih duit. Jadi kita tinggal membangun jembatan. Ini kombinasi. Kita mau ada alih teknologi dan local content.”
Untuk skema pendanaan, katanya, sedang mereka bicarakan. Mereka memberikan jaminan buat 30 modal sendiri, sisanya pinjaman lunak. “Ini masih kita hitung.”
Pembangkit listrik tenaga arus laut, katanya, hal baru di Indonesia, belum pernah ada. Ia pembangkit listrik yang memanfaatkan energi baru. Dia bilang, studi kelayakan masih tahap penyelesaian.
Pembangunan ini melibatkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Yusid Toyib, Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR mengatakan, kementerian PUPR mengatur soal jembatan. “Kami sudah ada dana Rp10 miliar untuk studi kelayakan. Nanti kita bertemu lagi untuk membahas teknis. Yang pasti akan jadi. Koordinator Pak Menko (Kemeritiman-red). Dia akan jadi leader proyek ini bisa berjalan,” katanya.
Untuk teknis, di bawah jembatan akan dipasang turbin menggantung dan bisa menghasilkan aliran listrik.
Dalam menjalankan proyek ini, katanya, PUPR tak menemukan banyak kendala, tinggal soal kesepakatan harga listrik bersama PLN. Dana pembangunan jembatan, katanya, akan ambil pinjaman lunak Belanda.
“Prosesnya di Bappenas, mereka sudah menawarkan. Nilai US$75 juta. Proses konstruksi setahun setengah selesai kok, 2018 jadi. Manfaatnya listrik. Kalau listrik ada, investor pasti datang. Hotel bisa berdiri disana. Infrastruktur dasar dibutuhkan. Ini energi baru terbarukan. Mengambil arus laut.”
Kesempatan sama Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengatakan, rencana pembangunan jembatan Pancasila Palmerah akan menghubungkan Desa Palau Larantuka dan Desa Tanah Merah Ngadongara di Flores Timur.
“Ini dibahas bersama beberapa kementerian karena selain konektivitas, juga ada pasang turbin di jembatan untuk menghasilkan listrik.”
Dia berharap, pembangunan ini berjalan secepatnya. “Tapi ini masih ada tahapan diskusi lebih teknis supaya bisa membuat jadwal bisa mulai kerja,” katanya.