Kijang Mati Diburu di Taman Nasional Bali Barat. Kok Bisa?

Empat indukan kijang (Muntiacus muntjak) mati ditembak pemburu di Taman Nasional Bali Barat (TNBB) dan ditemukan Sabtu (14/01/2017) dini hari. Lima pemburu kabur ke tengah hutan, saat petugas menggeledah isi mobil. Kijang dan rusa lebih dikenal menjadi ikon kawasan ini sampai ada satu pulau kecil bernama pulau Menjangan.

Empat bangkai kijang betina ada dalam bagasi mobil para pemburu.Disertai barang bukti 2 pucuk senjata api rakitan kaliber 5,5 mm, satu unit pisau bayonet, dan sebuah lampu senter.

Bangkai seekor kijang dibedah untuk mendapatkan barang bukti proyektil peluru yang digunakan para pemburu. Mereka menggunakan peredam untuk mengelabui petugas.

Kepala Bagian Tata Usaha TNBB Wiryawan mengatakan seluruh barang bukti sudah diserahkan ke kepolisian setempat dan pelakunya belum teridentifikasi. Sebagian pemburu berusaha mengecoh petugas dengan mengenakan pakaian adat untuk bersembahyang di sebuah pura dalam kawasan TNBB.

Dua petugas TNBB yang menyamar sedang memancing mengawasi gelagat mereka karena ternyata tak bersembahyang. Sekitar pukul 00.30 Wita petugas jaga malam kantor seksi pengelolaan TNBB wilayah 2 Buleleng mengontak Polhut yang berjaga di daerah Tegal Bunder bahwa ada sebuah mobil Suzuki APV Nopol DK 573 IS mencurigakan di wilayah hutan Resort Prapat Agung.

Empat petugas yakni Made Suardika sebagai ketua regu, Dimyati, Surya, Made Mudana, melakukan pemeriksaan pada mobil ini di pintu keluar dan menemukan seluruh barang bukti. Sayang, pelaku berhasil kabur di tengah pekat malam.

Wiryawan menyebut, pemilik STNK kendaraan sudah mendatangi kepolisian dan menyebut itu mobil sewaan. Pada tahun 2016, TNBB menangani sedikitnya 3 kasus yakni perburuan rusa, penangkapan ikan hias, dan penebangan kayu.

Barang bukti berupa dua senapan dan satu senter dalam mobil Empat bangkai indukan kijang (Muntiacus muntjak) yang ditemukan di dalam mobil yang digunakan pemburu untuk menembak kijang di Taman Nasional Bali Barat (TNBB) dan ditemukan pada Sabtu (14/01/2017) dini hari. Foto : TNBB
Barang bukti berupa dua senapan dan satu senter dalam mobil Empat bangkai indukan kijang (Muntiacus muntjak) yang ditemukan di dalam mobil yang digunakan pemburu untuk menembak kijang di Taman Nasional Bali Barat (TNBB) dan ditemukan pada Sabtu (14/01/2017) dini hari. Foto : TNBB

Kondisi TNBB

TNBB secara administratif mencakup dua kabupaten Buleleng dan Jembrana. Zona inti seluas lebih dari 7500 hektar, perairan hampir 500 hektar. Zona pemanfaatan intensif 1600-an hektar di darat dan 2700-an hektar di perairan laut. Zona pemanfaatan budaya seluas 242,26 hektar di Pulau Menjangan, Teluk Terima, Prapat Agung, Bakungan, dan Klatakan.

Dalam kawasan TNBB ada sebuah pulau bernama Pulau Menjangan yang tak boleh dihuni manusia.Rusa yang ukurannya dua kali lipat kijang terlihat lalu lalang di pulau berpasir putih yang sering dikunjungi sebagai tempat persembahyangan umat Hindu dan wisata bawah air ini.

Hewan ini kerap terlihat sedang tidur atau bersantai di sekitar atau dalam sejumlah pura di Pulau Menjangan. Rusa jantan dengan tanduk tinggi dan bercabang-cabang terlihat jinak jika didekati warga yang sedang bersembahyang.

Jumlah kijang diperkiraan 400-an, lebih sedikit dari rusa yang diinventaris terakhir 2015 sekitar 1080-an ekor. Kijang dewasa ukurannya sekitar anakan rusa. “Mungkin itu kenapa pemburu pilih kijang, ini pemikiran saya saja, mungkin mudah diangkut. Ini jadi pertanyaan juga,” lanjut Wiryawan.

Petugas sedang mengamati barang bukti berupa 2 senapan dan bangkai empat indukan kijang yang ditembak pemburu di di Taman Nasional Bali Barat (TNBB) dan ditemukan pada Sabtu (14/01/2017) dini hari. Polisi sedang menyelidiki pemburu yang menyewa mobil yang kabur ketika digerebeg petugas. Foto : TNBB
Petugas sedang mengamati barang bukti berupa 2 senapan dan bangkai empat indukan kijang yang ditembak pemburu di di Taman Nasional Bali Barat (TNBB) dan ditemukan pada Sabtu (14/01/2017) dini hari. Polisi sedang menyelidiki pemburu yang menyewa mobil yang kabur ketika digerebeg petugas. Foto : TNBB

Upaya konservasi di TNBB menurutnya sangat tergantung kesadaran masyarakat.  Desa yang berbatasan lansung menurutnya sudah terbangun kesadarannya dengan sering memberi informasi jika ada rusa terjebak.

Burhanuddin Masy’ud, Ricky Wijaya, dan Irawan Budi Santoso meneliti Pola Distribusi, Populasi Dan Aktivitas Harian Rusa Timor (Cervus timorensis, De Blainville 1822) Di Taman Nasional Bali Barat yang dipublikasikan journal.ipb.ac.id pada 2007. Disebutkan pola persebaran rusa timor di Taman Nasional Bali Barat tidak merata dan cenderung berkelompok yakni di tipe hutan musim, mangrove, dan hutan savana. Jumlah total populasi rusa timor di Tanjung Sari TNBB diperkirakan mencapai 713 ekor sampai 1320 ekor dengan komposisi umur anak 28% dan dewasa 72%, seks rasio antara jantan dan betina adalah 9:4.

Aktivitas harian rusa timor sebagian besar digunakan untuk aktivitas makan (ingesti) diikuti istirahat, bergerak, dan grooming. Ada perbedaan persentase waktu aktivitas pada periode pagi, siang dan sore hari baik antara rusa jantan maupun rusa betina.

Dr. Achmadi Sjarmidi dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung menyampaikan presentasinya berjudul Dampak dan Konflik Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati untuk Tinjau Ulang Pengelolaan Kawasan Konservasi pada  10 Juli 2014 di Ruang Seminar Botani-Mikrobiologi Puslit Biologi LIPI seperti terarsip di biologi.lipi.go.id.

Disebutkan pengelolaan kawasan konservasi dengan penyelenggaraan taman wisata pada saat ini tidak menunjukkan hasil yang sejalan dengan konservasi itu sendiri. Kerusakan kawasan terus berlangsung dan tidak ada upaya yang memadai untuk mengendalikannya.

Adapun pemanfaatan keanekaragaman hayati yang tadinya hanya menjadi sebagian dari konsep yang diterapkan (pengawetan, perlindungan, dan pemanfaatan) cenderung menjadi aktifitas utama di berbagai kawasan konservasi. Beberapa hasil studi di beberapa kawasan konservasi mengenai dampak aktivitas pariwisata terhadap populasi dan perilaku satwa dikemukakan dalam presentasi ini.

Jalak Bali masuk dalam kategori kritis IUCN Red List, dengan penurunan drastis populasinya pada tahun 2005 akibat perburuan, perdagangan gelap dan pengurangan habitat. Upaya penyelamatan dilakukan antara lain dengan membangun pusat penangkaran jalak Bali yang salah satunya di habitat alaminyadi kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB).

Petugas mengubur bangkai empat indukan kijang yang ditembak pemburu di di Taman Nasional Bali Barat (TNBB) dan ditemukan pada Sabtu (14/01/2017) dini hari. Foto : TNBB
Petugas mengubur bangkai empat indukan kijang yang ditembak pemburu di di Taman Nasional Bali Barat (TNBB) dan ditemukan pada Sabtu (14/01/2017) dini hari. Foto : TNBB

Kawasan TNBB juga merupakan habitat alami rusa. Satwa ini kini sering masuk ke area yang dihuni manusia terutama pada musim kering akibat kurangnya pakan. Kandungan air di kawasan TNBB pada dasarnya memadai namun seluruh mata air yang ada telah dimanfaatkan untuk pembangunan ekonomi diluar kepentingan pelestarian kawasan. Disebutkan pengelolaan wisata harus mempertimbangkan aspek kelestarian jenis-jenis satwa dan tumbuhandi kawasan, memperhitungkan dengan teliti daya dukung ekosistem terhadap aktifitas kunjungan, dan tidak semata-mata mengacu pada peningkatan pendapatan finansial belaka.

Satwa Dilindungi

Dalam blogs.uajy.ac.id/katonsindhuraga menuliskan seluruh sub spesies muntjak telah dilindungi, seperti yang tercantum di dalam Daftar Lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999, sejak tanggal 27 Januari 1999 (PHKA 2004).

Walaupun belum ada data pasti mengenai populasi muncak di habitat in situ maupun ex situ, diduga populasinya di alam semakin menurun, seperti yang terjadi pada spesies satwa liar Indonesia lainnya. Eksploitasi hutan secara berlebihan serta alih fungsi hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan mengakibatkan habitat satwa semakin berkurang dan terdesak hingga terkadang memasuki daerah hunian manusia.

Meskipun termasuk satwa yang dilindungi berdasarkan PP No.7 Tahun 1999, populasi kijang dianggap belum terancam kepunahan. Oleh Daftar Merah IUCN, kijang dikategorikan dalam status konservasi least concern atau beresiko rendah sejak 1996.

Dalam kawasan TNBB terdapat sekitar 160 spesies hewan dan tumbuhan dilindungi. Di antaranya endemik Bali yang hampir punah, jalak Bali (Leucopsar rothschildi) di habitat aslinya.

Di kawasan perairannya juga kaya biodiversitas dan jadi titik-titik penyelaman atau snorkeling. TNBB dekat dengan Pelabuhan Gilimanuk.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , ,