Mongabay Travel: Jangan Biarkan, Keindahan Pulau Derawan Menghilang

Derawan, pulau yang terletak di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Kaltim), ini dianugerahi pantai nan indah. Namun begitu, kemolekan pantainya perlahan menghadapai ancaman abrasi. Selain faktor alam, meningkatnya aktivitas manusia merupakan hal yang turut mempengaruhi kondisi tersebut.

Jika kita bertandang ke Derawan, segala kebutuhan wisata akan dengan mudah terpenuhi. Hampir di sekeliling pulau, terlihat bangunan perkampungan dengan kearifan lokal, serta keberadaan penginapan yang menjorok ke laut. Warna biru,  mendominasi pemandangan asri pulau ini keseluruhan.

Sayangnya, abrasi pantai yang terjadi tidak terelakkan lagi. Sejak tahun 2000 hingga sekarang, garis pantai Pulau Derawan sudah mundur lebih dari 15 meter. Jika dirata-ratakan, pulau ini kehilangan pantai satu meter setiap tahunnya.

enyu hijau di perairan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Foto: Hendar
Penyu hijau di perairan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Foto: Hendar

Tokoh Masyarakat Pulau Derawan, Syaiful mengatakan, abrasi menyebabkan bangunan yang ada menjadi rusak. Akibatnya, fasilitas yang menjadi penunjang pariwisata itu kini tak bisa lagi digunakan. Tak hanya bangunan, sejumlah pohon juga tumbang akibat energi gelombang laut yang datang tanpa penghalang.

“Perlu upaya serius menangani abrasi di pulau yang jadi destinasi wisata internasional ini.”

Bagi Syaiful, kepedulian Pemerintah Berau sangat dibutuhkan demi kelangsungan wisata Pulau derawan. Kekayaan alam dan keindahannya, menjadi salah satu kiblat wisata laut di Indonesia. “Kami sebagai warga lokal, terus mengupayakan perbaikan. Namun kami juga butuh bantuan pemerintah, misalnya membuat turap untuk mencegah gelombang laut.”

Indahnya Derawan di senja hari. Foto: Yovanda
Derawan di senja hari. Foto: Yovanda

Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo, mengatakan Pemerintah Kabupaten Berau sedang mengkaji upaya pencegahan abrasi agar tak semakin menggerus Pulau Derawan. Kajian tersebut melibatkan sejumlah pakar dari berbagai universitas di Indonesia. “Pasti kami pikirkan dan menjadi fokus wisata, salah satunya adalah mengkaji pulau tersebut.”

Menurut Agus, langkah jangka pendek yang dilakukan adalah mengurangi aktivitas manusia yang merusak terumbu karang. Salah satunya, menghentikan pembangunan permukiman di atas laut. “Harus diakui, Derawan ini situasinya sudah ribet. Kita tidak mungkin juga membongkar semua bangunan, namun semuanya harus ditata. Penertiban izin mendirikan bangunan harus dilakukan beserta langkah-langkah startegis lainnya yang akan kami lakukan.”

Terumbu karang di perairan Kabupaten Berau. Foto: R Jakub/TNC
Terumbu karang di perairan Kabupaten Berau. Foto: R Jakub/TNC

Hanya menginap

Rusaknya pantai, membuat sejumlah wisatawan hanya menjadikan Pulau Derawan sebagai tempat menginap. Untuk menikmati keindahan bawah laut, mereka lebih memilih mengunjungi pulau lainnya seperti Pulau Maratua, Pulau Kakaban, dan Pulau Sangalaki yang belum terganggu aktivitas manusia. Pulau-pulau ini masih masuk dalam gugusan Kepulauan Derawan.

Salah satu wisatawan lokal asal Samarinda, Awal Jalil, menilai kondisi Pulau Derawan harus segera diperbaiki. Sebab abrasi yang terjadi sangat terlihat dan mengganggu pemandangan. “Jika tidak ditangani serius, cepat atau lambat Derawan akan kehilangan daya tarik. Penyelamatan terumbu karang juga harus menjadi perhatian utama.”

Pantai di Pulau Derawan yang perlahan mengalami abrasi. Foto: Yovanda
Pantai di Pulau Derawan yang perlahan mengalami abrasi. Foto: Yovanda

Sebagai wisatawan, Awal berharap kondisi tersebut bisa diperbaiki. Derawan ibarat oase bagi wisatawan yang dahaga akan laut dan terumbu karang. “Derawan sangat menyenangkan, pengunjungnya tidak hanya lokal, tapi juga internasional. Abrasi dan kebersihan harus diperhatikan. Mari kita bersama, menjaga keindahan pulau ini,” tandasnya.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , ,