Bunga Bangkai Ini Tumbuh di Pinggir Jalan

Tahukah anda apa itu suweg?

Ya, suweg merupakan nama lokal dari bunga bangkai atau Amorphophallus paeonifolius. Marga Amorphophallus ini masuk ke dalam suku Araceae atau talas – talasan. Ternyata, marga ini memiliki 176 jenis yang tersebar di seluruh dunia.

Menurut Hetterscheid dalam bukunya Giant from the Forest (1996), Amorphophallus, di Indonesia memiliki 25 suku Araceae jenis endemik yang persebarannya berada 8 jenis di Sumatera, 6 jenis di Jawa, 3 jenis di Kalimatan dan 1 jenis di Sulawesi.

Baru – baru ini satu bunga bangkai  tumbuh di pinggir jalan tepat di pertigaan Kampung Cijagra – Bojong Salak, Desa Cilampeni, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Kamis (12/01/2017) lalu. Diduga bunga bangkai berukuran 30 cm tersebut tumbuh sejak satu pekan terakhir, namun saat ini kondisinya sedikit sudah layu.

Berdasarkan penelusuran Mongabay, keberadaan bunga bangkai tersebut sempat menarik perhatian warga yang melintas. Hal tersebut dibenarkan oleh Wawan Sugiarto (40), pedagang bakso yang lapaknya berdekatan dengan kemunculan bunga bangkai tersebut. Dia  menceritakan ihwal asal – usul kemunculan bunga bangkai tersebut sekitar pertengahan pekan pertama.

“Awal munculnya saya kurang begitu ngeuh. Tapi bunga bangkai itu saya liat Sabtu pekan lalu ketika ukurannya sudah besar. Setelah itu banyak yang berhenti hanya sekedar memastikan tanaman yang (mungkin) baru warga liat, tapi saya menyebutnya itu suweg,” papar Wawan.

Wawan menuturkan tanaman tersebut kadang tumbuh menjelang musim penghujan. Dia juga menceritakan pengalamannya sering menjumpai tanaman tersebut tumbuh di pekarangan rumah atau kebun tetapi sekarang  sudah jarang menemukan tanaman tersebut tumbuh.

Warga lainnya, Taufik Hidayat (40) mengaku bahwa bunga bangkai atau suweg tersebut merupakan hasil menanam dirinya pada saat menjelang akhir tahun 2016 lalu.Dari pengakuannya bibit tersebut berasal Garut.

“Sebenarnya saya yang tanam ini. Bibitnya dikasih oleh majikan yang dibawa dari Garut. Lalu saya tanam di depan pabrik yang mengolah tepung dari iles. Bibit bunga bangkai ini saya tanam bersamaan dengan bibit iles di pekarangan pabrik persis disamping jalan,” kata dia sembari menunjukan bibit bunga bangkai tersebut.

Bunga bangkai Amorphopalus paeoniifolius pada masa sudah berbunga (generatif) tumbuh di halaman pabrik di pertigaan Jalan Cijagra - Bojongsalak, Desa Cilampeni, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Kamis (12/01/2017). Menurut warga sekitar kemunculan bunga bangkai tersebut telah berlangsung kurang lebih sepekan lalu. Foto : Donny Iqbal
Bunga bangkai Amorphopalus paeoniifolius pada masa sudah berbunga (generatif) tumbuh di halaman pabrik di pertigaan Jalan Cijagra – Bojongsalak, Desa Cilampeni, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Kamis (12/01/2017). Menurut warga sekitar kemunculan bunga bangkai tersebut telah berlangsung kurang lebih sepekan lalu. Foto : Donny Iqbal

Lebih lanjut Taufik menerangkan biji suweg atau bunga bangkai yang ukurannya sebesar kepalan tangan orang dewasa ini hanya ditanam dilubang yang tidak begitu dalam, setelah itu ditutup kembali menggunakan tanah dan dibiarkan tumbuh tanpa perawatan yang berlebih.

Berdasarkan data yang dihimpun,Tanaman  ini bisa tumbuh dimana saja seperti di pinggir kawasan hutan,rumpun bambu, pinggiran  sungai serta semak  belukar  yang teduh oleh tegakanan pohon.

Perawakan suweg,memiliki permukaan kulit bintil-bintil serta tonjolan yang sebenarnya merupakan anak umbi dan tunas. Batangnya berwarna hijau belang-belang putih  mirip tubuh  ular, namun itu hanyalah  tangkai  daun yang akan terus mengembang menjadi daun dan membentuk payung dengan lebar sekitar  1 meter, pun diameter batang seweg bisa mencapai 10 sentimeter dengan tinggi 1.5 meter.

Batang suweg akan menguning dan layu lalu kemudian mati manakala menjelang musim kemarau. Pada fase kemarau umbinya akan mengalami masa dorman (istirahat) dan akan tumbuh lagi pada saat musim penghujan. Tanaman suweg tumbuh di lahan yang cocok dengan tuntutan tanah yang gembur di bawah  tegakan pohon dan bisa  hidup  dibawah  800  mdpl dengan  curah  hujan  yang cukup dengan tuntutan agroklimatnya.

Dikutip dari website wikipedia, suweg  Amorphophallus  campanulatus yang hampir serupa dengan bunga  bangkai Amorphophallus  titanum.  Kadang masyarakat masih keliru bahwa bunga  bangkai  Amorphophallus  ini  sering disamakan dengan bunga Raflesia Sp. Selain  suweg  dan bunga  bangkai,  masyarakat  juga mengenal iles-iles (Amorphophlallus  konyac)  dan  acung  (Amorphophallus  variabilis).

Bunga bangkai Amorphopalus (Paeoniifolius) pada masa sudah berbunga (generatif) tumbuh di halaman pabrik di pertigaan Jalan Cijagra - Bojongsalak, Desa Cilampeni, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Kamis (12/01/2017). Foto : Donny Iqbal
Bunga bangkai Amorphopalus (Paeoniifolius) pada masa sudah berbunga (generatif) tumbuh di halaman pabrik di pertigaan Jalan Cijagra – Bojongsalak, Desa Cilampeni, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Kamis (12/01/2017). Foto : Donny Iqbal

Penasaran akan hal itu, Mongabay mengonfirmasi kepada Kepala Bidang Holtikultura Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bandung, Jumhana. Dikatakan Jumhana, tanaman yang tumbuh tersebut merupakan bunga bangkai jenis Amorphopalus Paeoniifolius yang masuk ordo plantae.

“Yang tumbuh di lapangan itu saya lihat deskriftifnya berasal dari Jawa yang disebut puspa langka. Sudah dipatenkan oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA), tanaman tersebut masuk pada bunga langka,” papar dia.

Dia menjelaskan umur bunga bangkai tersebut hanya berkisar  1 minggu dari mulai bunga itu mekar lalu setelah itu akan layu dan mati. Cuma munculnya bunga bangkai jenis ini kadang tidak diketahui sebelumnya, bahkan terkesan tiba – tiba sudah tumbuh.

Bibit suweg (Amorphophallus campanulatus). tanaman ini tergolong umbi - umbian yang memerlukan tegakan pohon untuk tumbuh dengan tanah yang gembur serta ketersediaan air yang tinggi. Foto : Donny Iqbal
Bibit suweg (Amorphophallus campanulatus). tanaman ini tergolong umbi – umbian yang memerlukan tegakan pohon untuk tumbuh dengan tanah yang gembur serta ketersediaan air yang tinggi. Foto : Donny Iqbal

Jumhana berujar tanaman yang tumbuh di Katapang tersebut bukan suweg, karena memang berbeda sekali dengan bunga bangkai Amorphopalus Paeoniifolius.“Suweg pan masuk umbi – umbian dan jika ditanam daunnya merambat. Nah kalau bunga bangkai yang tumbuh itu hanya kuncupnya saja. Jadi sangat beda sekali,” ucap Jumhana saat ditemui di ruang kerjanya.

Menurut hemat dia, belum ada teknik pembudidayaan atau penanaman bunga bangkai karena dilatarbelakangi masih minimnya teknik maupun pengetahuan. Terkait munculnya bunga bangkai tersebut, pihaknya tidak bisa melakukan antisipasi mengingat tanaman tersebut sudah hampir layu, tetapi sudah diinformasikan kepada pihak BBKSDA.

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,