Aksi Greenpeace Desak HSBC Setop Pendanaan kepada Perusahaan Sawit Rusak Hutan

 

 

Kamis pagi (9/2/17) puluhan aktivis Greenpeace Indonesia berkumpul di depan gedung HSBC,  Kawasan Sudirman, Jakarta. Dua orang membentangkan spanduk bertuliskan “HSBC, Stop Mendanai Perusak Hutan.” Seorang lagi memakai kostum orangutan, buat menyampaikan pesan penderitaan satwa endemik Kalimantan dan Sumatera itu yang merana karena kehilangan habitat. Puluhan lain, membagikan selebaran kertas kepada para pekerja yang hilir mudik di gedung itu.

Isi dari selebaran itu bernada seruan agar bank asal Inggris itu segera menyetop pendanaan bagi perusahaan perkebunan sawit yang dianggap bertanggungjawab merusak hutan.

Berselang beberapa menit, beberapa petugas keamanan menghadang aksi ini. Tarik menarik spanduk terjadi. Para aktivis bergeming.

“Mana izinnya?” tanya seorang petugas keamanan.

“Kita hanya aksi damai pak.”

“Iya tapi mana izinnya? Tak boleh aksi di sini jika tak ada izin!”

Aksi tetap berlanjut.

Seorang petugas keamanan berusaha menyita spanduk. Berkali pula, dihalangi para aktivis ini.

“Kebijakan HSBC menyatakan tak akan mendanai deforestasi. Nyatanya mereka melanggar komitmen. Ratusan ribu orang di seluruh dunia beraksi menuntut HSBC berhenti mendanai perusakan hutan yang mendorong orangutan menuju kepunahan,” kata Annisa Rahmawati, Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia.

 

Baca juga: Laporan Greenpeace Sebut HSBC Andil Dalam Kerusakan Hutan, Mengapa?

 

Berdasarkan riset Greenpeace, sejak 2012,  HSBC mengucurkan dana US$2 miliar bentuk obligasi korporat dan fasilitas kredit lain mencapai US$16,3 miliar kepada enam perusahaan perkebunan sawit.

Mereka antara lain, Bumitama Agri Ltd US$190 juta dalam rentang waktu 2012 dan 2013. HSBC juga disebut sebagai pihak yang membantu penjualan saham perusahaan di Bursa Efek Singapura dan IOI Group US$600 juta. Noble Group US$3,9 miliar pada 2013-2016. HSBC juga sebagai bookrunner untuk penerbitan obligasi korporat US$400 juta pada 2014.

Juga Salim Group/Indofood, HSBC membantu dua pinjaman US$360 juta tahun 2013 dan 2014. HSBC menyumbang US$40 juta. HSBC juga sebagai joint lead manager dan bookrunner untuk dua penerbitan obligasi korporat (satu 2012 dan 2013) nilai US$800 juta.

“Nilai US$ 16,3 miliar ini dana konsorsium bank terdiri dari 17 bank, salah satu HSBC. Konsorsium bank tak hanya mendanai perkebunan sawit juga batubara, ini belum kita ungkap,” katanya.

 

 

Aksi aktivis Greenpeace di depan Kantor HSBC Jakarta. Foto: Indra Nugraha

 

Aksi ini tak hanya di Indonesia juga berbagai negara lain. Dia berharap,  HSBC merubah kebijakan.

“Ini menunjukan sektor keuangan memiliki peran besar dan turut bertanggungjawab dalam kerusakan. Misal, perusahaan sudah memiliki komitmen tak mau membuka hutan untuk perluasan perkebunan sawit, tetapi masih bisa karena ada duit. Kita menuntut sektor keuangan juga berubah,” katanya.

Menurut Annisa, atase HSBC sudah mengatakan dibatasi kerahasiaan klien hingga tak bisa mengungkapkan apakah benar-benar mendanai enam perusahaan itu.

“Dari repor tahunan perusahaan, nama bank HSBC tertulis. Kemudian dari data Bloomberg yang bisa kita akses, disitu tertulis. Jadi mereka tak bisa mengelak.”

Dia berharap, bank membuka data klien mereka terutama berbasis perkebunan sawit. Bank juga harus mengadopsi komitmen nol deforestasi yang melindungi hutan bernilai konservasi tinggi dan karbon tinggi dan menghormati hak-hak masyarakat lokal.

“Itu komitmen harusnya bisa diadopsi sektor keuangan. Sekarang sudah mulai ada beberapa perusahaan berkomitmen, dari sektor keuangan belum.”

Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Yuyun Indradi mengatakan, aksi ini hanya memberitahukan laporan Greenpeace kepada HSBC.

“Sekadar pemberitahuan kepada HSBC, nasabah dan termasuk staf karyawan bahwa perusahaan mereka mengucurkan dana termasuk pada hal-hal yang merusak hutan.”

“Kalau mereka punya green policy terapkanlah. Kalau masih buruk, segeralah perbaiki. Termasuk memperbaiki due dillegent (uji tuntas-red) setiap peminjam dana. Due diligent harus sangat ketat.”

Hingga aksi selesai, HSBC enggan menemui para aktivis Greenpeace. Semula, aktivis berniat menyerahkan petisi dan memberikan dokumen hasil riset temuan pendanaan pada enam perusahaan itu.

 

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , , ,